Saya merasa diri ini berbeda setelah melahirkan. Dulu, ketika masih menjadi pengantin baru atau selama hamil, saya bisa dibilang nafsuan kalau soal seks. Kalau suami ngajak berhubungan badan, saya enggak pernah menolak. Malah, lebih sering saya yang mengajaknya duluan.
Namun, saya merasa gairah seks terjun bebas setelah melahirkan. Kalau dulu ajakan suami selalu saya sambut dengan tangan terbuka, kini sering kali rasanya mager sangat!
Libido turun berlanjut hingga masa menyusui
“Why do I have to do this?!” begitu pikir saya dalam hati beberapa kali.
Alhasil, saya pun terkadang melakukannya sekadar menjalankan kewajiban seorang istri. Meski begitu, saya bersyukur ujung-ujungnya saya bisa menikmati seks dengan suami. Memang sih, butuh usaha lebih agar saya bisa lebih menikmatinya.
Menariknya, gairah seks yang turun tersebut masih saya rasakan hingga anak sulung saya berusia 2,5 tahun dan si bungsu berusia 14 bulan.
Untungnya, kondisi tersebut tidak menandakan longgarnya ikatan emosi saya dengan suami.
Tubuh membutuhkan waktu untuk pulih
Apapun metode persalinannya, tubuh ibu yang baru saja melahirkan membutuhkan waktu untuk memulihkan diri. Mulai dari merapatkan kembali leher rahim, menghentikan pendarahan pascapersalinan, sampai menyembuhkan luka sobekan yang ditimbulkan. Karena itulah, para pakar menyarankan untuk menunda hubungan seksual empat hingga enam minggu pascakelahiran.
Kondisi inilah yang membuat sebagian perempuan merasa takut dan khawatir untuk berhubungan seksual kembali. Hal itu juga sempat saya rasakan. Terlebih, saya sempat mengalami trauma melahirkan anak pertama.
Rasa lelah luar biasa
Faktor lainnya seperti akumulasi rasa lelah dari proses melahirkan dan rutinitas mengurus bayi baru lahir selama 24 jam juga stres turut mempengaruhi gairah seksual seorang ibu.
Perubahan pada tubuh ibu
Pada Ibu menyusui, area vagina cenderung lebiih kering dan perih akibat perubahan hormon. Kamu pun berkemungkinan mengalami rasa sakit saat pertama kali melakukan hubungan seksual pascamelahirkan, terutama bila mengalami robekan perineum.
Bentuk otot vagina juga semakin longgar setelah melahirkan sehingga berkemungkinan mengurangi kenikmatan saat berhubungan seksual.
Alasan utama lainnya gairah seksualmu menurun adalah pengaruh beberapa hormon selama proses menyusui.
Tingginya hormon prolaktin
Prolaktin merupakan hormon yang berperan dalam produksi air susu ibu (ASI). Hormon ini juga berfungsi menekan ovulasi sehingga menyusui eksklusif menjadi salah satu jarak kehamilan alami. Prolaktin pula yang ‘berjasa’ menekan gairah seksualmu selama menyusui.
Hormon estrogen dan testosteron rendah
Ketika ovulasi tak terjadi dalam tubuh, kadar hormon estrogen pun menurun. Ini pula yang menjadi alasan ibu yang menyusui memiliki sedikit pelumas pada leher rahim. Pasalnya, estrogen bertugas menjaga kelembaban dan fleksibilitas lapisan vagina.
Tak hanya estrogen, hormon testosteron juga rendah pada ibu menyusui. Hormon yang identik dengan pria ini memang punya andil dalam libido seorang perempuan, lho.
Kebutuhan akan ‘sentuhan intim’ telah terpenuhi
Sejumlah peneliti seks juga berspekulasi bahwa aktivitas menyusui dapat memenuhi kebutuhan perempuan akan ‘sentuhan intim.’ Inilah yang menjadi alasan ibu menyusui kurang tertarik bila pasangan menyentuh tubuhnya.
Sebagian perempuan bahkan menyadari bahwa mereka merasa terangsang saat menyusui. Namun, perlu Ibu pahami bahwa hal tersebut tergolong normal dan dipengaruhi hormon yang dilepaskan sebagai akibat rangsangan dari puting.
Lalu, bagaimana menyikapi libido yang loyo pascamelahirkan? Pembahasan lebih lanjut ada pada artikel Mengatasi Lesunya Gairah Seks Saat Menyusui.
Referensi:
- “Labor and delivery, postpartum care” pada Mayo Clinic
- “Breastfeeding Causing Diminished Sexual Desire” pada Healthy Women
- Buku Pintar ASI dan Menyusui oleh F. B. Monika