Parents, manfaat sunat atau sirkumisisi bagi kesehatan Si Kecil itu nggak sedikit, antara lain menurunkan risiko penyakit menular seksual dan infeksi saluran kemih. Masalahnya, kita kerap merasa bingung ketika akan memutuskan sunat pada Si Kecil.
Biasanya, Parents ragu tentang kapan waktu terbaik untuk sunat. Ada yang bilang dari bayi, ada juga yang mengatakan saat sudah memasuki usia tujuh tahun. Belum lagi kita perlu memilih teknik sunat terbaik bagi Si Kecil.
Bumin juga merasakan hal yang sama nih, makanya Bumin langsung tanya-tanya deh ke dr. Harun Albar M.Kes, SpA. Simak yah, obrolan Bumin dengan dokter tentang serba-serbi sunat.
Dokter, sebenarnya kapan waktu terbaik melaksanakan sunat pada anak?
Menurut World Health Organization (WHO) kapan saja, nggak ada mekanisme waktu. Di Amerika Serikat, begitu lahir langsung disunat jadi nggak ada masalah. Jadi bisa kapan saja disesuaikan dengan ada indikasi medis atau tidak. Terlepas dari indikasi medis, bisa disegerakan saja, no problem.
Kalau anak di bawah dua tahun itu disunat, apakah itu akan berpengaruh pada psikis?
Memang kita kembalikan lagi waktu terbaik sunat itu kapan saja boleh. Di Amerika, usia di bawah tiga bulan sudah disunat karena traumatiknya belum ada. Berbeda kalau usia dua tahun ke atas, itu sudah ada activation di otak, jadi punya kesadaran seperti kita.
Ketika sudah punya kesadaran, memori, maka akan trauma. Memang di atas 2 tahun butuh ekstra lebih, selain sunatnya dianggap sudah telat, orang tua harus siapkan mental untuk memulihkan psikolog dari anak.
Di bawah 3 bulan itu kan belum bisa merangkak atau berguling, aktivitasnya juga belum banyak. Berbeda kalau anak sudah besar dia pasti banyak gerak.
Apakah anak perempuan wajib disunat?
Dilihat dulu dari segi agama atau medis. Kalau muslim dan lainnya biasanya wajib, tapi kalau dalam segi medis WHO sendiri tidak melarang sunat. Jangan salah tafsir, istilah dari WHO itu bukan sunat atau sirkumisisi tapi Female Genital Mutilation (FGM) agak ngeri ya, istilahnya.
Sunat perempuan kalau klitoris atau vestibulum-nya diangkat sedikit aja itu nggak dilarang oleh WHO, yang dilarang itu kalau diambil semua klitorisnya.
Ada 4 jenis FGM, yang pertama, manfaat agama dan sosial boleh. Kedua, masalah kesehatan untuk menjaga kebersihan dan menurunkan Infeksi Saluran Kencing. Ketiga, mencegah kanker serviks. Keempat, masalah seksual agar lebih stabil libidonya, penelitian klinis 97 persen perempuan sunat itu mudah orgasme.
Ingat, WHO melarang mengangkat semua klitoris, plavianim, bahkan ada yang diangkat dan dijahit. Tapi kalau hanya ‘mencolek’ dengan jarum yang steril atau hanya mengubah sedikit, nggak masalah.
Lalu metode sunat apa yang paling aman, Dok?
Ada lima jenis metode sunat, saya uraikan ya..
Pertama, sunat tradisional itu zaman kakek dan nenek kita, pakai bambu. Ini sebenarnya keamanannya nggak terjaga dan khawatir terjadi infeksi. Paling tidak aman, sangat nyeri, psikologi bisa terganggu.
Kedua, konvensional yaitu pakai alat bedah minor. Ada teknik anestesi, mau bius lokal atau umum boleh. Ini paling aman karena langsung dibuka preputium atau kulit penis, dilihat pembuluh darahnya, terus bisa langsung dijahit. Jadi keamanannya lebih terjaga, namun penyembuhan lukanya lama.
Ketiga, sunat cauter itu kan tidak memotong begitu, tapi dengan panas laser. Perdarahannya tidak ada, berarti masa penyembuhannya lebih cepat. Namun kalau tidak dilakukan dengan profesional dan terampil maka glans (kepala penis) bisa terpotong.
Keempat, klem. Itu cuma dijepit aja lalu terjadi pelekatan dan terputus preputiumnya jadi tidak ada tindakan bedah. Dia biasanya lebih cepat kering, penyembuhannya lebih oke, nyerinya lebih kurang.
Kelima, stapler. Itu seperti penjepit kertas gitu seperti alat stapler kertas, dijepit-jepit lalu dilepas.
Jadi kalau membicarakan keamanan itu konvensional, berbicara masa penyembuhan yang cepat biasanya pakai stapler dan klem, sedangkan masalah takut nyeri pasca sunat kembali lagi juaranya itu klem sama stapler.
Pasca sunat anak ada hal yang harus orang tua perhatikan nggak, Dok?
Pasca sirkumisisi sudah ada prosedurnya sesuai dengan teknik yang akan diambil nanti. Intinya yang penting bersih, higienis, bebas dari infeksi maka masa penyembuhannya lebih cepat.
Penyembuhan tergantung lagi dari teknik apa, konvensional itu lima sampai tujuh hari. Jadi status masa penyembuhan dilihat dari banyak perdarahan atau tidak, lepasnya jahitan atau tidak.
Saya ingatkan, sirkumisisi harus dengan tenaga profesional, ya. Bedah anak, bedah urologi, dan dokter bedah. Untuk berbicara segi kompetensi, dokter umum, bisa. Kalau dokter anak ‘kan, nggak ada kaitannya dengan bedah. Intinya harus dengan profesional.
Yuhuuu… obrolan Bumin dengan dr. Harun Albar M.Kes, SpA, mengenai sunat sudah jelas, ya. Pastikan dilakukan dengan tenaga profesional, kalau bisa sih sunat dilakukan saat anak di bawah dua tahun ya, lalu teknik sunat disesuaikan lagi dengan kondisi Si Kecil dan budget.
Semoga Bumin sudah membantu Parents dalam hal persunatan yaa 😀 Semoga lancar dan cepat pulih untuk proses sunat Si Kecil nantinya.