Parents, menjadi single parent itu rasanya dilematis. Mau bersatu padu dengan pasangan namun apa daya hubungan sudah nggak cocok. Kalau dipaksakan juga akan berdampak buruk pada Si Kecil.
Terkadang berpisah itu sudah menjadi jalan yang terbaik, kita perlu sadar bahwa setiap orang sudah mendapatkan porsinya masing-masing. Ada yang berpisah tapi merasa lebih bahagia, ada juga yang tetap bersatu tapi selalu ada masalah yang muncul. Nothing is perfect in this world 🙂
Bagi Parents yang menjadi orang tua tunggal karena kematian pasangan ataupun perceraian, Mammin ngerti rasanya pasti kecewa dan sedihhhh banget, nggak kebayang masa depan akan seperti apa. Seharusnya segala cobaan dihadapi bersama, tapi kenyataan berkata lain.
Tarik nafas dan katakan, “Badai pasti berlalu”. Meski Mammin nggak mengalami apa yang dirasakan para orang tua tunggal, Mammin mau validasi perasaan Ayah dan Ibu sekaligus memberikan solusinya.
Mudah-mudahan apa yang Mammin sampaikan bisa menenangkan hati Parents, yah. Yuk, kita sama-sama pelajari solusinya.
Waktu
Punya pasangan aja masih suka keteteran ya, apalagi sendirian. Harus bekerja full time, ngurus anak, ngurus urusan rumah tangga, ini belum termasuk ngurus diri sendiri.
Awal menjadi single parent pasti berat banget untuk mengatur waktu. Saran Mammin, fokus aja sama kualitas dibanding kuantitas. Bermain sama Si Kecil nggak harus seharian penuh atau berhari-hari.
Sebenarnya yang dibutuhkan Si Kecil adalah Parents bisa membangun koneksi dengannya. Jadi nggak hadir secara fisik aja, tapi bisa memberikan perhatian, pelukan, menemani anak sarapan atau sebelum tidur sambil berbagi cerita.
Uang
Menjadi satu-satunya pencari nafkah untuk keluarga memang cukup stres. Semuanya kita yang nanggung sendirian, kadang kerasa banget capeknya.
Nggak ada salahnya kok untuk hidup sederhana dulu, ini jadi ujian kesabaran kita untuk bisa naik level. Sekarang ini, kita fokuskan pada kebutuhan dasar Si Kecil dulu ya, Parents.
Nanti ketika anak sudah besar bisa kita jelaskan bahwa kondisi keuangan sedang nggak stabil. Semua pasti ada hikmahnya, membiasakan hidup sederhana pada Si Kecil juga akan membuatnya paham akan nilai kehidupan.
Nggak selamanya kita bisa memiliki apa yang kita inginkan, untuk mendapatkan apapun di dunia ini harus diawali dengan usaha, bijak dalam menggunakan uang juga menjadi kunci keberhasilan.
Emotional support
Suasana hati yang badmood, pikiran yang lagi burnout, semua terasa overwhelmed. Rasanya ingin berbagi cerita dengan pasangan, membutuhkan pundak untuk bersandar.
Walaupun itu belum bisa kita dapatkan, bukan berarti harus memendam segala perasaan sendirian. Ayah atau Ibu bisa menghubungi kerabat dekat atau sahabat yang dipercaya untuk berkeluh kesah.
Kalau nggak ada juga, Parents bisa meminta bantuan psikolog. Terpenting kondisi mental tetap stabil.
Single fighter
Mammin ngerti, pasti rasanya iri ngeliat teman bisa minta bantuan pasangan. Minta tolong masakin makanan, terus tolongin buat benerin keran bocor. Sedangkan kita dipaksa sama keadaan untuk melakukan semuanya sendiri dan berusaha untuk tetap waras.
Maka itu, kita juga harus sadar kalau butuh bantuan nih, nggak perlu gengsi lagi, apalagi takut ngerepotin. Kan minta bantuannya nggak setiap hari 🙂
Ayah atau Ibu bisa pelajari atau cari tahu sendiri, bisa minta bantuan keluarga atau teman, dan bisa juga minta bantuan pihak ketiga seperti tukang. Jangan lupa buat menyenangkan diri dengan beli makanan favorit. 🙂
Rasa bersalah
Ketika kita sadar bahwa Si Kecil nggak punya orang tua yang lengkap, lalu timbul rasa bersalah pada diri kita sendiri. Parents, wajar bila perasaan itu muncul karena sebagai orang tua kita selalu ingin memberikan yang terbaik.
Memilih untuk membelikan mainan atau mengajak Si Kecil liburan hanya akan membuatnya senang sementara. Lebih baik kita cari tahu akar masalah dari rasa bersalah ini dan atasi dengan berkomitmen menjadi single parent yang baik.
Co-parenting (mengasuh bersama)
Kita dan pasangan tentu punya perbedaan pendapat dalam mengasuh anak. Hal ini mungkin akan membuat Si Kecil Bingung.
Kalau anak masih kecil, kita dan pasangan bisa bikin kesepakatan. Namun ketika anak sudah besar, kita mulai bisa mengajaknya berkompromi. Jelaskan juga kalau Ayah dan Ibu berbeda tapi sama baiknya.
Semoga tips ini bisa membantu Parents, ya. Jangan lupa untuk nggak segan meminta bantuan jika perlu. Ingat, tetap sayang sama diri sendiri dan nggak ada salahnya untuk melakukan me time. 🙂