Dalam rumah tangga konflik dengan mertua bukan menjadi situasi yang asing. Malahan gak sedikit permasalahan mertua dengan menantu semakin meruncing sampai berakhir pada perceraian.
Ada banyak penyebab konflik dan masalah dengan mertua mulai dari perbedaan pendapat, masalah pengasuhan, bahkan gak jarang yang mendapat mertua problematik yang sampai menyakiti fisik dan mental kita.
So, gimana cara menghindari konflik dengan mertua? Melansir laman Siap Nikah, berikut ini beberapa cara yang bisa kita lakukan.
Berusaha melepaskan diri secara emosional
Anggap saja mertua itu kenalan dekat dan bukan “ibu kedua”, kecuali memang hubungan kita dan mertua itu benar-benar hangat dan penuh rasa kekeluargaan. Hindari menyamakannya dengan orang tua sendiri, misalnya orang tua selalu bisa memaklumi kondisi kita, jangan harap mertua akan berperilaku demikian juga.
Memahami masalah yang umum
Ada banyak alasan yang membuat mertua rewel pada pasangan anaknya. Bisa saja mertua merasa posisinya ‘tergeserkan’ sehingga merasa gak terlalu penting lagi, atau masih menganggap anak alih-alih seorang suami atau istri. Memahami alasan di balik perilakunya bisa membuat kita lebih mudah untuk menanganinya.
Berusaha menjauh secara fisik
Bukan berarti pindah ke negara lain untuk menghindari mertua, tapi kita gak perlu selalu menghadiri acara keluarga besar pasangan. Orang bisa maklum kok, kalau kita cuma menghadiri beberapa acara keluarga besar pasangan, asalkan bukan menjadikan ini kebiasaan.
Ibu mertua bisa menganggap ini kemenangan dan dia bisa punya waktu sama anak ataupun menhindari juga dari kita. Usahakan untuk pisah rumah dengan mertua. Kalau belum cukup uang, gak ada salahnya untuk mengontrak.
Jangan pernah berharap mertua akan berubah
Seandainya mertua mengkritik, menjelek-jelekan kita pada orang lain ataupun anggota keluarga, dan gak memedulikan apapun yang kita katakan, maka ingatlah untuk menjaga jarak bahkan ketika mertua bersikap ramah. Carilah orang lain dalam keluarga pasangan yang bisa membantu kita untuk mendapatkan keramahan, saran, dan panutan.
Kenali dan hindari pemicu
Sebelum hubungan memburuk, bayangkan kejadian yang selalu membuat kita jengkel. Ucapan atau tindakan apa yang kerap membuat kita kesal? Setelah menemukan pemicunya, pikirkan cara untuk menghindarinya. Misal mertua terlihat gak senang dan memberi kritik pedas saat kita memasak, maka ketika ada mertua cobalah untuk tidak memasak.
Hindari memperkeruh emosi
Kalau konflik gak bisa dihindari, boleh aja menanggapinya dengan jujur. Jangan bersikap arogan apa lagi kasar, tunjukkan sikap tegas dan hindari menggunakan kata-kata manis.
Ingat, terlepas dari upaya menghindari konflik langsung, mertua sudah gak menunjukkan rasa hormat terhadap perasaan kita. Jangan sampai rasa khawatir melukai keluarga pasangan jadi menghalangi kita merespons sikap mertua secara tepat.
Cegah timbulnya perasaan bersalah sebagai senjata
Seandainya mertua menggunakan perasaan bersalah sebagai alat manipulasi, kita bisa mudah mengatasinya. Setiap kali melihatnya mencoba memanipulasi emosi, tanyakan saja, “Ibu mau bikin aku merasa bersalah, ya?” Tentu mertua akan menyangkal, tapi dengan kita terus memutus pola itu dan gak termakan manipulasi, kita gak akan menjadi orang yang lemah dan mudah diperdaya.
Parents, mana nih cara yang pernah diterapkan untuk mencegah konflik dengan mertua? Jangan takut dengan mertua bukan berarti kita bebas melawan, tetapi ini menunjukkan bahwa kita memiliki nilai diri dan sudah seharusnya saling menghormati sebagai keluarga.