Sadar gak kalau kita baru akan mengenal pasangan setelah akad pernikahan itu terjadi. Mendengar ungkapan ini mungkin kita akan denial ya, yakin banget kalau kita udah saling mengenal satu sama lain karena sudah sekian lama menjalani hubungan pacaran.
Pada kondisi itu rasanya menikah sudah lebih dari cukup. Kenyataannya di saat itulah perjalanan panjang yang menantang baru akan dimulai.
Buku “Untuk Apa Bertahan” membantu kita menemukan gambaran dan jawaban dalam menjalani kehidupan rumah tangga yang banyak tantangan serta kebahagiaan.
Certified Couple Relationship Therapist & Conscious Marriage Advocate sekaligus penulis buku “Untuk Apa Bertahan”, Rani Anggraeni Dewi, mengungkapkan buku ini dibuat terinspirasi dari kisah-kisah pernikahan yang banyak menghadapi masalah, bahkan pernikahan yang kandas begitu saja saat masih seumur jagung.
“Justru yang membuat saya prihatin dan terdorong membuat buku ini adalah lima tahun terakhir yang berpisah dan terjadi KDRT itu adalah usia pernikahan kurang dari lima tahun, bahkan ada yang baru beberapa bulan,” katanya saat ditemui di acara “Temu Penulis & Peluncuran Buku “Untuk Apa Bertahan” di Blooms Bistro Bakery Bar, Jakarta Selatan, pada Rabu (25/1) lalu.
Ia menambahkan, buku tentang pernikahan ini mengajarkan metode reflektif dan meditatif. Berdasarkan penelitian yang dilakukan profesor asal Amerika Serikat, John Kabat-Zinn, refleksi itu dapat memberikan kita sesuatu perubahan kesadaran yang lebih bijak.
Menariknya, buku ini gak dipenuhi dengan saran dan teori aja, tetapi terdapat banyak paparan fakta dan contoh kasus dari pernikahan beberapa pasangan yang namanya disamarkan. Kasus-kasus ini membuat mata kita terbuka bahwa setiap pernikahan ada tantangannya.
“Jadi pasangan itu dalam mengambil keputusan gak emosional, gak impulsif, dan metode ini gak terlalu banyak didengar meskipun kita sudah akrab dengan kata mindfulness. Makanya mungkin ketika orang kesehatan mentalnya terganggu mereka melakukan pengalihan yang gak sehat salah satunya berselingkuh,” tambahnya.
Berbeda dengan buku pertama “Untuk Apa Menikah” yang diluncurkan pada 2021 lalu. Buku ini lebih fokus pada persiapan sebelum menikah. Cocok untuk para calon pasangan suami istri yang akan mengarungi bahtera rumah tangga.
Bagi Bu Rani, pasangan perlu memiliki kesadaran bahwa pernikahan memiliki tujuan jangka panjang dan terukur. Sehingga kita butuh wawasan yang luas, tidak berhenti belajar, dan kemudian menyadari pasangan itu orang yang berbeda dengan kita. Jadi gak bisa seperti yang kita harapkan melainkan saling beradaptasi dan tumbuh bersama.
Parents, tertarik membaca buku pernikahan “Untuk Apa Bertahan” ? Buku terbitan terbaru dari Studio Geometry ini bisa didapatkan secara eksklusif melalui Tokopedia The Bride Dept dengan harga Rp 185 ribu.