Salah satu strategi andalan saya agar tetap waras dan percaya pada kemampuan anak adalah memahami tahap perkembangan Si Kecil. Pemahaman tentang perkembangan anak adalah modal penting bagi orang tua untuk dapat memahami perilaku yang wajar dan tak wajar pada anak maupun kebutuhan Si Kecil mengasah keterampilan dirinya. Termasuk, keterampilan hidup (life skills).
Menurut Elvina Lim Kusumo, Diploma Montessori di bidang Pendidikan Anak Usia Dini, bagi anak balita, kegiatan keterampilan hidup adalah hal yang sangat baru dan mereka akan merasakan suatu kepuasan dan pencapaian bila dapat melakukannya sendiri. Jadi, biarkan Si Kecil mengasah keterampilan hidupnya, Parents!
Dalam bukunya, Montessori di Rumah: 55 Kegiatan Keterampilan Hidup, Elvina mengungkapkan banyak manfaat lain yang anak peroleh dari mempelajarinya.
- Anak merasa lebih tenang, percaya diri, bahagia, dan menghargai diri sendiri.
- Kegiatan seperti membersihkan meja, mencuci piring, menyemir sepatu, dan lain-lain akan membantu anak menjadi mandiri. Jenis-jenis kegiatan tersebut juga mengasah kemampuan motorik halus dan kasar anak serta mengasah koordinasi mata, tangan, dan otot-otot.
- Memuaskan kebutuhan anak akan keteraturan, pengulangan, dan presisi. Menurut Elvina, hal-hal tersebut dibutuhkan anak usia dini yang berada pada masa absorbent mind. Yakni, pikiran yang mudah menyerap segala hal di sekitarnya.
- Anak belajar berkonsentrasi sehingga mengasah kemampuan kognitifnya.
- Anak belajar berhati-hati, menganalisis langkah-langkah logis, dan cara bersikap juga beretika dalam kehidupan sehari-hari.
Life skills sesuai tahap perkembangan anak
Lantas, apa saja keterampilan hidup yang bisa anak latih sesuai perkembangannya?
Daftarnya saya rangkum dari buku Elvina juga Keluarga Kita: Mencintai dengan Lebih Baik karya Psikolog Najelaa Shihab.
Usia 1 tahun
- Mencoba menyuap dan memegang sendok sendiri meski terbalik.
- Mulai memahami fungsi dan hubungan, misalnya meletakkan sendok di mangkuk dan pura-pura makan.
- Senang memasukkan benda kecil ke suatu wadah.
- Merangkak naik dan mundur di tangga. Orang tua harus ekstra mengawasi Si Kecil.
- Memindahkan benda ke tangan lain ketika akan menerima benda baru.
- Dapat mengambil dan menaruh barang ketika diminta.
Usia 2 tahun
- Dapat menaikkan dan menurunkan bawahan (misal, celana).
- Senang menuang air/pasir ke wadah.
- Dapat mengancing dan membuka risleting besar.
- Mulai toilet training. Anak belajar konsep basah dan kering.
- Dapat memegang krayon besar dan senang mencoret di kertas.
- Memegang gelas ringan dengan satu tangan.
- Dapat mengikuti instruksi sederhana, misal: “Tolong ambilkan sepatu.”
- Menunjukkan keinginan untuk melakukan hal yang dikerjakan orang dewasa seperti ikut menyapu dan mencuci. Berikan sapu berukuran anak untuk memfasilitasi keinginannya.
Usia 3 tahun
- Membawa wadah dengan baik. Misal, tidak tumpah ketika membawa gelas berisi air penuh.
- Sikat gigi sendiri.
- Makan sendiri dengan sedikit bantuan.
- Membalik buku halaman demi halaman.
- Naik dan turun tangga dengan dua kaki bergantian tanpa dipegangi.
- Menguasai toilet training dengan baik.
- Membersihkan tumpahan air.
- Menggunakan sapu kecil untuk membersihkan tumpahan kering.
- Memindahkan telur dengan hati-hati.
- Mencuci tangan sendiri.
- Mencuci mainan sendiri.
- Membersihkan pajangan.
- Membuka dan menutup berbagai jenis wadah.
- Menyusun peralatan makan di meja.
- Membersihkan meja kecil.
- Belajar mengunci dan membuka gembok.
- Menuang air ke gelas atau menuang air menggunakan corong.
- Mengoles selai pada roti menggunakan pisau tumpul.
- Menyisih hidung (membuang ingus) dengan sopan dan benar.
- Merawat dan menyiram tanaman.
- Melipat baju atau kain.
Elvina berpendapat, semakin besar kepercayaan kita terhadap anak-anak bahwa mereka bisa, semakin yakin pula mereka akan kemampuan diri sendiri.
Hal yang perlu diingat, tujuan anak-anak melakukan kegiatan keterampilan hidup tentu berbeda dengan orang dewasa. Kita mungkin menginginkan kegiatan bersih-bersih dilakukan dengan cara tercepat dan efisien. Nah, sebaliknya, tujuan anak usia dini bukan semata-mata membersihkan, melainkan belajar dari proses melakukannya dan membiarkan Si Kecil berkontribusi dalam kehidupan sehari-hari.
(Febi/Dok. Shutterstock)