Parents, beberapa waktu terakhir banyak sekali berita kasus pelecehan pada anak. Korbannya udah bukan anak remaja lagi bahkan sampai ke anak pra-sekolah.
Berdasarkan catatan KemenPPPA, kasus kekerasan seksual terhadap anak mencapai 9.588 kasus pada 2022. Jumlah itu mengalami kenaikan dari tahun sebelumnya, yakni 4.162 kasus.
Melihat dari data tersebut kenaikannya cukup signifikan ya, Parents. Ini menandakan bahwa kita semua harus waspada dan mengajarkan anak untuk menjaga diri.
Di Indonesia, pendidikan seks masih dianggap sebagai hal yang tabu diberikan ke anak-anak dan remaja. Orang tua merasa risih ketika anak menanyakan hal-hal yang berkaitan dengan seks.
Nah, sebenarnya ada banyak sekali cara yang seru dan menyenangkan dalam memberikan pendidikan seks ke anak. Pastinya disesuaikan lagi dengan usia dan kemampuan pemahaman anak. Yuk, kita ajarkan anak edukasi seks sesuai usianya.
0-2 Tahun
Lewat kegiatan sehari-hari kita bisa mengenalkan bagian tubuh ke anak dan fungsinya. Misalnya saat memandikan anak atau memakaikannya baju, kita mulai mengenalkan anggota tubuhnya.
“Pakai celana dulu ya, daerah kemaluannya harus ditutup. Kakinya masuk ke lubang celana, satu per satu, ya.”
Ini bisa menjadi momen yang tepat untuk menjelaskan lebih banyak lagi. Misalnya memberi tahu kalau anggota tubuh ini gak boleh disentuh sembarang orang.
2-3 Tahun
Masih bicara mengenal tubuh, sebagian besar anak 2-3 tahun penasaran tentang tubuhnya sendiri dan tubuh nak lain. Mereka mulai menyadari bahwa menurutnya ada bagian-bagian tubuh yang berbeda.
Jadi wajar sekali kalau anak bertanya “Apa itu?” pada beberapa bagian tubuh yang membuatnya penasaran. Tugas orang tua menyebut nama tubuh dan fungsinya dengan benar. Ada baiknya kita menyediakan media belajar seperti buku yang mengenalkan seluruh anggota tubuh.
4-5 Tahun
Umumnya anak pada usia ini sering menanyakan dari mana dirinya berasal, sedangkan mereka belum memahami bahwa bayi tumbuh dalam rahim dan membutuhkan sperma serta sel telur. Ketika anak bertanya mengenai ini, sebaiknya kita jawab dengan jawaban sebenarnya namun dikemas dengan penjelasan sederhana.
“Bayi tumbuh di bagian tubuh ibu yang disebut rahim. Setelah bayi selesai tumbuh, ia akan keluar melalui jalan lahir yang disebut vagina, bisa juga keluar dari luka yang dibuat dokter di perut.”
6-8 Tahun
Di usia ini anak mulai lebih kritis dan penasaran terhadap banyak hal termasuk mengenai seks seperti bagaimana bayi bisa ada di dalam perut ibu. Kalau anak sudah bertanya seperti ini, kita bisa tanyakan pendapat dia terlebih dahulu agar memahami apa yang sudah diketahui anak.
Lalu kita jelaskan dengan sederhana dan memberikan informasi sebanyak yang kita rasa nyaman.
“Membuat bayi diperlukan sperma dan sel telur bergabung menjadi satu, ketika dua orang melakukan hubungan seksual yang dilakukan orang dewasa ketika mereka berdua menginginkannya dan itu bukan dilakukan untuk anak-anak.”
Sebenarnya kita gak perlu nunggu anak mengajukan pertanyaan terkait seks, lho. Kita juga bisa memulai obrolan dengan menanyakan tentang dirinya seperti, “Pernah gak kamu bertanya-tanya kamu tuh datang dari mana? Tahu gak gimana adik bayi bisa ada di dalam perut?” Dengan begini kita menciptakan suasana diskusi terbuka dan tanpa ada rasa canggung.
Harapannya anak bisa lebih terbuka dengan orang tuanya, sehingga kita bisa tahu apa yang sedang anak alami dan pikirkan lalu dapat diarahkan dengan baik. Dibanding anak kita bertanya pada orang lain dan mencoba karena penasaran yang justru membuatnya terjerumus pada kasus pelecehan.