Anak Pre-Teen suka bikin tekanan batin?
Hmm, tergantung bagaimana menyikapinya, sih. Tapi, anak yang beranjak remaja, memang mulai mempunyai dunianya sendiri. Sehingga, kita kerap merasa mereka tidak lagi butuh perhatian kita.
Sayangnya, hal ini tidaklah benar. Kita sebagai orang tua, memang sudah seharusnya menjadi sosok yang selalu dekat dengan anak, dan sebaliknya – anak pun akan kembali kepada orang tua. Setidaknya, hal ini berlaku sampai mereka benar-benar dewasa, sanggup mengarungi Samudra kehidupan.
Hai hai, Parents. Apa kabar hari ini? Semoga selalu dalam kesehatan dan segala urusannya diperlancar, ya.
Pre-teen atau pra-remaja adalah momen di mana kita sebagai orang tua, mungkin akan merasa anak begitu rebel alias tidak mau mendengarkan saran atau nasihat orang tua. Apakah alaminya seperti itu? Tidak semua anak seperti itu sih, Parents.
Tapi, mungkin kebanyakan iya – karena hal ini berkaitan dengan asyiknya mereka bertemu dengan dunia luar. Bersosialisasi dengan teman-teman atau bahkan menemukan banyak kecocokan antara diri mereka dan teman sebayanya.
Bicara soal kecocokan dengan teman sebayanya, ada pertanyaan yang bikin merinding nih, Parents:
Bagaimana kalau anak sudah naksir teman sebayanya?
Wah, bingung ya? Jawabannya seperti apa nih?!
Tenang, Parents – menyukai lawan jenis adalah hal yang normal, tapi mungkin di usia pre-teen atau pra remaja, hal ini akan menjadi tantangan tersendiri untuk anak dan kita sebagai orang tuanya.
Tapi, percaya atau tidak percaya nih Parents kalau anak bisa saling suka atau bahkan merasakan cinta bisa mulai pada usia 5 atau 6 tahun. Hal ini juga diungkapkan oleh Asisten professor di The Chicago School of Professional Psychology Cynthia Langtiw, Psy.D., – Cynthia menjelaskan:
“Ketika anak-anak memasuki taman kanak-kanak atau kelas satu sekolah dasar, mereka juga bisa merasakan kasih sayang dari teman sebayanya karena mereka menghabiskan lebih banyak waktu di sekolah”.
Cynthia juga menyatakan kalau cinta pertama itu penting karena hal ini bisa menjadi jembatan untuk kita mengajarkan banyak hal kepada anak, salah satunya adalah privasi.
Terus, tanda-tanda anak mulai naksir teman sebayanya, apa saja nih?
Kalau ditanya, mungkin mereka akan malu-malu untuk menjawabnya. Tetapi, sebenarnya ingin sekali bercerita kepada kita, Parents. Mungkin di sini, anak juga mulai belajar mencari tahu kapan waktu atau momen yang pas untuk bercerita kepada kita.
Kalau ditanya di depan umum atau di depan sanak keluarga, wah ini sih akan dicie-cie’in sama yang lain, Parents. Khawatirnya, anak akan merasa malu dengan apa yang sedang dia rasa, dan malah cenderung akan tertutup. Sebaiknya, hal seperti ini dihindari, ya.
Profesor psikologi perkembangan dari University of California, Davis Kristin Lagattuta, Ph.D, menjelaskan anak cenderung ingin bercerita pada orang tuanya soal privasi tersebut, tetapi ada rasa malu dan takut yang juga mereka bawa.
Maka, sebaiknya kita sebagai orang tua, juga paham nih tanda-tanda anak mulai naksir atau mulai jatuh cinta sama teman sebayanya.
Berikut yang bisa kita pahami ya, Parents:
Anak Usia 6 – 9 Tahun
Rentang usia ini masih menjadi awal anak mulai naksir teman sebayanya. Di waktu ini, kita sebagai orang tua akan melihat anak hanya ingin bergaul dengan teman sebaya yang mereka sukai. Lalu, mulai menunjukan hobi yang sama – bahkan mulai mendengar nama teman sebayanya itu sering disebut oleh anak.
Anak Usia 10 – 13 Tahun
Anak mulai mengeksplorasi perubahan pada tubuh dan mulai mencari reaksi terhadap orang yang mereka sukai. Pakar menyebutkan anak mulai mencari tahu soal ketertarikan seksual dan konsep berkencan.
Di fase atau rentang waktu ini juga, anak mulai bertanya seperti apa rasanya ada di dalam sebuah hubungan dan mencari tahu apa arti berkencan.
Anak Usia 13 – 15 Tahun
Nah, di rentang usia ini, Parents akan melihat banyak perubahan signifikan. Seperti anak yang mulai merubah penampilannya, mencoba berbagai gaya rambut sampai parfum – intinya mereka ingin tampil semenarik mungkin.
Di momen ini juga – mereka akan dihadapi oleh realitas berhubungan. Mereka akan mulai mencari pertemanan yang nyaman, banyak kemiripan, dan lainnya.
Jadi seperti itu Parents – anyway, dengan kita mengetahui tanda-tanda anak mulai suka pada lawan jenis teman sebayanya – kita bisa bagaimana harus bersikap. Alih-alih melarang, kita bisa beritahu konsekuensi yang realistis dalam menjalin hubungan.
Parents, satu hal yang tidak kalah fundamental adalah kehadiran kita. Memang, kita adalah orang tua mereka, tapi dengan konteks ini, kita bisa juga kok jadi teman mereka – di mana mereka akan lebih nyaman dan terbuka dalam bercerita.
Sehingga, ini jadi langkah preventif untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan.