Secara umum, minat anak bisa kita lihat di dua sektor besar. Sektor pertama adalah akademis dan sektor kedua adalah non-akademis. Baik keduanya atau pun salah satu saja yang menjadi minat anak, baiknya kita sebagai orang tua mendukung apa pilihan anak.
Halo Parents. Apa kabar hari ini? Semoga hari ini dan hari selanjutnya selalu dalam kesehatan dan juga segala urusan selalu diperlancar, ya.
Parents, kali ini kita akan membahas minat anak dan apa yang bisa kita lakukan terkait hal tersebut.
Seperti yang sudah disebutkan di prolog singkat di atas, bahwasanya ada dua sektor besar yang bisa kita ketahui terlebih dahulu. Akademis dan non-akademis, biasanya menjadi pilihan anak untuk mendalami minatnya.
Sebelumnya, Parents sudah tahu apa saja minat yang bisa dikategorikan sebagai minat akademis atau non-akademis? Secara sederhana, minat akademis bisa seperti ketertarikan anak terhadap ilmu alam atau ilmu eksak dan non-eksak.
Lalu, minat non-akademis bisa dilihat dari ketertarikan anak terhadap kesenian ataupun olahraga.
Nah, yang akan kita bahas dan ulas kali ini adalah ketertarikan anak atau minat anak ke bidang non-akademis, yaitu olahraga. Sebelumnya, konstruksi sosial yang terjadi di lingkungan ini adalah ketertarikan atau minat terhadap olahraga menjadi tanda bahwa anak tidak sanggup untuk bersaing di sektor atau bidang akademis.
Seiring berjalannya waktu, informasi yang begitu cepat, sampai beberapa kejadian populer terkait anak yang minat ke bidang olahraga, menorah banyak prestasi, bahkan tidak sedikit yang bisa mengharumkan nama bangsa.
Sehingga, sekarang ini, ketertarikan atau minat anak ke bidang non-akademis seperti olahraga, tidak lagi dipandang sebelah mata.
Parents, cara kita menangani ketertarikan atau minat anak ke berbagai bidang pastinya berbeda-beda. Seperti anak yang minat dengan olahraga, tentu mempunyai treatment yang berbeda dengan anak yang minat ke bidang-bidang akademis.
Jadi, sebagai orang tua, apa yang bisa kita lakukan untuk anak yang minat ke bidang olahraga?
Ini yang Parents Bisa Lakukan
Terus Melakukan Pendampingan
Dilansir dari Kumparan, menurut Psikolog Klinis Anak dan Remaja, PIP Unpad, Yusrinda Silvianis Diwanti, M.Psi., Psikolog, keterlibatan orang tua yang cukup fundamental untuk anak yang minat dengan olahraga adalah terus melakukan pendampingan.
Misalnya, anak suka bermain sepak bola. Saat ia latihan atau saat bertanding antar klub – ada baiknya kita sebagai orang tua ikut mendampingi anak. Menonton mereka dari pinggir lapangan dan memberikan dukungan penuh untuknya.
Parents, perlakuan seperti ini setidaknya akan meningkatkan kepercayaan diri anak, lho.
Bisa Berbagi Cerita
Mungkin kita sebagai orang tua mempunyai minat yang berbeda dengan anak, begitu pula sebaliknya. Tetapi, perbedaan tersebut sepertinya tidak membuat kita tidak bisa bercerita akan minat anak, kan?
Berbagi pengalaman, berbagi cerita, bahkan mendengarkan mereka bercerita akan aktivitasnya tersebut – bisa meningkatkan bonding kita dengan anak. Anak pun akan dengan sendirinya akan berusaha semaksimal mungkin untuk membuktikan dirinya kepada siapapun, termasuk kepada kita sebagai orang tuanya.
Menang/Kalah, Tidak Masalah
Nah, Parents – ini juga tidak kalah fundamental, lho. Banyak anak di luar sana yang mungkin kepercayaan dirinya menurun karena kekalahan, atau banyak yang menjadi sombong karena sebuah kemenangan.
Menang atau kalah adalah hal yang wajar dalam sebuah pertandingan, kompetisi, atau sejenisnya. Sehingga, Parents perlu beritahu secara perlahan bahwasanya, menang atau kalah bukan lah masalah, tetapi hal penting dibalik dua sisi tersebut adalah prosesnya.
Parents bisa memberitahu anak-anak kalau menang atau kalah adalah dua hal yang akan membuat kita semakin menghargai proses. Karena dari proses tersebutlah yang akan membawa anak ke kemenangan atau kekalahan.