Melakukan salam-salaman saat Idul Fitri sudah menjadi tradisi kaum muslim di Tanah Air. Sudah seharusnya kebiasaan baik ini diterapkan sedari dini oleh si Kecil, namun setiap anak memiliki kemampuan sosial yang berbeda.
Saat kita mengajak anak untuk bersalaman pada keluarga ataupun kerabat, respons setiap anak tentu bisa berbeda-beda. Ada yang langsung mau, malu, ataupun menolak.
Sebenarnya perilaku ini gak selalu menandakan anak bersikap gak sopan. Menurut Damar Wijayanti, Co-Founder Good Enough Parents, biasanya anak-anak cenderung bersikap hati-hati atau membatasi diri pada orang baru atau orang yang jarang ditemuinya.
Ada banyak cara yang bisa dilakukan agar anak tetap sopan meskipun belum nyaman untuk bersalaman. Berikut ini alternatifnya, Parents!
Mengajak anak ‘Say Hi’ dari jauh
Ketika anak gak mau salaman kita bisa kok mengajak si Kecil untuk menyapa atau dari jauh, cara ini tetap mengajarkan tata krama meskipun gak mendekat dengan bersalaman. Misalnya, “Hai, Kakek.”
Toss seru atau give me high five
Gerakan tangan ini biasanya didahului dengan ucapan “tos” atau “give me high five”. Artinya bisa beragam seperti salam, ucapan selamat, atau perayaan. Biasanya anak-anak suka melakukan sesuatu dengan cara yang menyenangkan, jadi gerakan ini bisa dilakukan saat anak menolak salaman.
Mengucapkan salam
Seandainya anak tetap menolak salaman, kita bisa mengajak anak memberi salam pada keluarga. Mengucapkan salam merupakan salah satu adab yang wajib kita ajarkan ke si Kecil. Misalnya, “Assalamualaikum, Nenek.”
Seandainya sudah menawarkan alternatif itu semua dan anak tetap menolak, sebaiknya gak terlalu memaksakan, ya. Bagaimanapun kita juga perlu membantu anak menjaga hak batas tubuhnya.
Setiap anak punya perkembangannya masing-masing, maka teruslah mengajarkan anak sopan santun, nanti lama-lama pasti mau dan berani memberi salam pada orang lain 🙂