Pernahkah Parents membandingkan cara bermain anak usia dua tahun dan anak berumur lebih tua? Berdasarkan pengalaman pribadi, anak-anak saya lebih suka bermain sendiri menjelang dan saat berusia dua tahun. Menginjak usia tiga tahun, si sulung, misalnya, mulai menikmati bermain berdampingan, misal dengan adiknya. Selain itu, terkadang ia meminta saya menemaninya bermain.
Ternyata, anak memang berada pada tipe bermain tertentu sesuai usianya, lho. Jadi, jangan buru-buru melabel anak usia 2-3 tahun sulit bergaul hanya karena mau bermain sendirian saja.
Sosiolog asal Amerika, Mildred Parten, pernah membuat penelitian tentang bermain. Ia kemudian mengeluarkan teori tentang kategori bermain. Parten menemukan adanya pola perkembangan untuk setiap tipe bermain. Empat kategori di bawah ini pun berperan sangat penting bagi perkembangan anak. Yuk, coba cocokkan dengan usia anakmu, Parents!
Bermain sendiri (solitary play) – 2 tahun
Tipe bermain ini biasanya dialami oleh anak usia dua tahun yang belum mengembangkan keterampilan bersosialisasi maupun belajar berbagi dan bekerja sama. Anak usia bawah tiga tahun ternyata menginginkan ruang pribadi dan bermain sendiri. Ia juga bermain tanpa memperhatikan lingkungan sekitar atau mengambil bagian dalam permainan orang lain yang berada di dekatnya.
Sebagai contoh, anak bermain sepeda atau playground di taman dan tidak berinteraksi dengan anak-anak lain di sana.
Bermain paralel (parallel play) – 3 tahun
Ada kalanya anak memilih ditemani saat bermain, namun tidak menjalin interaksi. Si Kecil sekadar menginginkan kenyamanan memiliki teman yang ada di sekitarnya. Ia bermain bersama anak-anak lain dan mungkin menggunakan mainan atau peralatan yang sama dengan mereka. Misalnya, menggambar atau bermain balok. Tapi, jika kita amati lebih dekat, mereka sebenarnya tidak berinteraksi. Mereka lebih banyak bermain atau terlibat dalam kegiatan masing-masing daripada memperhatikan hal yang dilakukan anak lain. Biasanya, anak usia tiga tahun berada pada tahapan parallel play.
Bermain asosiatif (associative play) – 4 tahun
Dari bermain paralel, anak bergerak menuju bermain asosiatif. Tepatnya, di umur empat tahun ketika Si Kecil bermain dengan anak lain. Ia dan temannya saling berinteraksi, namun mereka masih bertindak menurut agenda masing-masing. Sebagai contoh, tiga anak bermain balok yang sama. Mereka bercakap-cakap dan berbagi ide. Meski begitu, tiap anak membangun menara sendiri-sendiri.
Bermain kooperatif (cooperative play) – 5 tahun
Anak-anak pun berprogres pada umur lima tahun dengan bermain secara kooperatif. Tahapan ini berkembang ketika anak semakin dewasa. Ia sudah mengembangkan beberapa keterampilan sosial seperti bekerja sama, berbagi, atau menunggu giliran. Dengan begitu, anak-anak sadar bahwa mereka menjadi bagian dari kelompok dan diatur oleh anggota kelompok bersangkutan dalam bermain. Anak-anak usia ini juga sudah menetapkan aturan dan peran yang dimainkan setiap anak. Selain itu, mereka mampu berbagi, bernegosiasi, dan bertukar ide.
Semoga teori Parten di atas membantu Parents memahami perkembangan buah hati, ya!
Referensi: Program online diploma Montessori Sunshine Teachers’ Training
(Febi/Dok. Shutterstock)