Sekitar tiga tahun lebih vaksin campak, gondongan, dan rubella (MMR) langka di Indonesia. Berdasarkan pengamatan saya, vaksin MMR hanya ada di klinik dokter tertentu. Bahkan, semua rumah sakit yang saya hubungi mengungkapkan ketersediaannya nihil. Sebagian teman saya pun sampai harus terbang ke Malaysia atau Singapura agar bisa memberikan vaksin MMR kepada anak mereka.
Kabar baiknya, vaksin MMR tersedia lagi awal tahun ini. Saya pertama kali mengetahuinya dari grup Milis Sehat, forum online kesehatan anak yang menjadi penghubung orang tua dengan pakarnya. Dokter yang mengumumkan informasi tersebut adalah dr. Arifianto, SpA.
“Vaksin MMR (merek MMR-II dari MSD) sudah kembali terdistribusi di Jakarta sejak pekan lalu (saya tidak tahu di luarnya). Ini vaksin yang sama dengan (vaksin) yang pernah dipakai sejak sepuluh tahunan lalu, seingat saya. Hanya saja, distribusinya sempat terhenti sekitar tiga tahun karena peralihan distributor,” tulis dr. Apin di Milis Sehat pada 13 Januari 2019.
Seminggu kemudian, saya pun mendapati pengumuman bahwa vaksin MMR sudah tersedia di Rumah Vaksinasi Grogol, klinik khusus vaksinasi. Dokter yang bertugas sekaligus pemilik Rumah Vaksinasi Grogol, dr. Tri Permatadewi, akan membagikan beberapa informasi penting seputar vaksin MMR kepada Millennial Parents. Yuk, simak tanya jawabnya!
Apa perbedaan vaksin MR dan MMR? Vaksin manakah yang lebih efektif melindungi tubuh dari penyakit?
MR adalah vaksin yang berisi campak dan rubella (campak Jerman), sedangkan MMR mengandung campak, rubella, dan gondongan. Jadi, perbedaannya adalah di MR belum ada vaksin untuk mencegah gondongannya. Kalau dibilang efektif mana, sama-sama efektif. Hanya saja, ada perbedaan di isinya saja.
Apa saja manfaat dari vaksin MMR ini?
Selain mencegah penyakit campak, gondongan, dan rubella, vaksinasi MMR juga melindungi anak dari komplikasi penyakit-penyakit tersebut. Intinya, setelah vaksinasi, kemungkinan infeksi dari suatu penyakit tetap ada, tapi biasanya gejala yang ditimbulkan lebih ringan, pemulihan lebih cepat, dan risiko komplikasi lebih rendah.
Apa saja kejadian ikutan pascaimunisasi (KIPI) dari vaksin MMR dan siapakah orang-orang yang termasuk dalam kontraindikasi?
KIPI dari vaksinasi MMR yang paling umum adalah demam, ruam kulit ringan, nyeri sendi (1 di antara 4), dan pembengkakan kelenjar pipi atau leher (1 di antara 75). Sedangkan, KIPI yang jarang terjadi adalah kejang (1 di antara 3000), jumlah trombosit menurun sementara (1 di antara 30.000), dan reaksi alergi berat (1 di antara 1 juta).
Kontraindikasi pemberian vaksin MMR, antara lain sebagai berikut.
- Alergi berat terhadap salah satu komponen vaksin.
- Sedang sakit atau demam saat diberikan vaksinasi.
- Wanita hamil.
- Sedang menjalani pengobatan radiasi atau kemoterapi.
- Sedang mengkonsumsi obat yang menekan sistem imun seperti kortikosteroid.
- Menderita penyakit yang mempengaruhi daya tahan tubuh seperti HIV AIDS.
Di usia berapa saja sebaiknya anak menerima vaksin MMR?
Bagi anak yang sudah menerima vaksinasi MR di usia 9 bulan, maka MMR diberikan di usia 15 bulan dan pengulangan di usia 5 tahun. Bagi anak yang belum pernah menerima vaksinasi MR, MMR bisa langsung diberikan di usia 12 bulan dan pengulangan di usia 5 tahun
Jika sebelumnya anak sudah menerima vaksin MR, bolehkah mendapatkan vaksin MMR? Adakah efek samping dari pemberian vaksin MMR jika sebelumnya anak sudah menerima vaksin MR?
Boleh sekali. Tidak ada efek samping yang serius jika sebelumnya sudah menerima vaksinasi MR. Justru pemberian MMR membuat anak menjadi terlindung terhadap penyakit gondongan yang tidak didapatkan dari vaksin MR.
Apakah vaksin MMR termasuk vaksin tambahan/tidak gratis dari pemerintah?
Vaksinasi MMR merupakan salah satu vaksinasi yang direkomedasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), tapi memang belum masuk ke dalam program pemerintah.
Berapakah kisaran harga vaksin MMR dan di mana saja kita bisa mendapatkannya?
Harga vaksinasi MMR berkisar antara Rp 475.000-500.000-an. Vaksin MMR sudah dapat ditemukan di Rumah Vaksinasi, klinik-klinik, maupun rumah sakit terdekat
Dulu vaksin MMR ini sempat ada, namun kemudian langka. Sekarang vaksin MMR sudah ada lagi. Kenapa hal itu bisa terjadi?
Seperti hal yang kita tahu, sebelum suatu vaksin masuk ke Indonesia, proses perizinan diperlukan. Sebelum izin keluar, tentu saja kajian lebih lanjut dibutuhkan agar suatu vaksin dapat dinyatakan layak dan mendapatkan izin edar. Oleh sebab itu, suatu vaksin harus melewati serangkaian proses kompleks seperti uji lab juga verifikasi dokumen dalam waktu yang tidak sebentar. Setelah dinyatakan berkualitas, aman, dan layak, barulah vaksin mendapatkan izin edar.
Apakah vaksin MMR halal?
Sejauh ini memang belum ada sertifikasi halal untuk vaksin MMR, tapi hasil terakhir Lab Halal LPPOM MUI menyatakan bahwa pada hasil akhir, porcine tidak terdeteksi pada vaksin MMR. Selain itu, karena belum ada penggantinya dan vaksinasi MMR dianggap darurat (demi mencegah efek negatif jika anak tak diimunisasi), vaksinasi MMR boleh diberikan.
Bagaimana para dokter membantah isu vaksin MMR menyebabkan autisme?
Sudah banyak jurnal yang membahas apakah vaksinasi MMR dapat menyebabkan autisme atau tidak. Berdasarkan penelitian-penelitian tersebut, hubungan antara vaksinasi MMR dan autisme tidak ditemukan. Selain itu, sebenarnya tanda-tanda autisme dapat terdeteksi pada anak di bawah usia satu tahun, jauh sebelum vaksinasi MMR diberikan.
(Febi/Dok. Shutterstock)