Sudah mencoba irit sana-sini, tapi kok masih bocor juga ya? Coba deh periksa lagi pengeluaran bulanan kamu. Jangan-jangan masalahnya ada pada pengeluaran gaya hidup alias lifestyle. Ini dia alokasi terakhir dalam pengelolaan arus kas keluarga yang besaran idealnya adalah 10% dari pendapatan. Salah satu trik agar kondisi keuangan tetap sehat adalah perencanaan gaya hidup keluarga. Apalagi, kalau biaya hidup makin tinggi, orang tua pun perlu tahu cara membedakan kebutuhan dan keinginan dalam menggunakan pendapatan.
Pengeluaran gaya hidup pun perlu direncanakan berdasarkan jangka waktu. Dalam pengeluaran bulanan gaya hidup, ada agenda jajan dan jalan-jalan serta biaya bermain anak. Lalu, ada pula pesta ulang tahun anak dan liburan keluarga untuk pengeluaran tahunan gaya hidup.
Pengeluaran bulanan gaya hidup
Agenda jajan dan jalan-jalan
Menurut Praktisi Keuangan Hon Nie, kalau memang sudah ada anggarannya, agenda jajan dan jalan-jalan untuk menyenangkan hati anak boleh saja terlaksana rutin.
“Katakanlah, anggaran jajan selama satu bulan adalah Rp500.000. Ya sudah, kalau Rp500.000 itu habis dalam pertengahan bulan, artinya harus diam saja di rumah, bikin kegiatan di rumah sendiri,” jelas Hon Nie kepada Parentalk.
Biaya bermain anak
Entah itu beli mainan maupun menikmati waktu di playground atau kelas bermain yang harganya bisa mencapai ratusan ribu rupiah per sesi. Hon Nie berpendapat, komponen ini sebenarnya bisa juga masuk ke pos biaya hidup. Jadi, tergantung persepsi orang tua mengenai manfaatnya.
Pertimbangan biaya ini dapat masuk ke pos pengeluaran gaya hidup adalah sebenarnya anak bisa main sendiri di rumah, ke taman, atau tempat rekreasi yang lebih murah. Tapi, kalau Ayah dan Ibu merasa perlu memasukannya ke pos biaya hidup pun tidak masalah. Misal, alasannya adalah bermain di playground sebenarnya salah satu kebutuhan fisik anak. Orang tua pun tinggal memiih playground yang harganya lebih ekonomis.
Pengeluaran tahunan gaya hidup
Hon Nie berpendapat, pesta ulang tahun anak dan liburan keluarga adalah pengeluaran yang perlu direncanakan setahun sebelum terlaksana. Lebih jauh, pesta ulang tahun dan liburan idealnya bukan berasal dari gaji bulanan, melainkan dialokasikan dalam bentuk future spending dengan cara ditabung. Terlebih, bila tunjangan hari raya pencari nafkah tidak mampu menutupi biayanya. Tujuannya agar keuangan keluarga tidak seret setelah mengeluarkan biaya untuk kedua hal tersebut.
Liburan keluarga
Menurut Hon Nie, pelesir ke luar kota maupun luar negeri boleh-boleh saja asalkan dananya ada.
“Jadi, benar-benar harus tahu dan bisa mengukur kemampuan diri. Oke, tiket (transportasi) murah jadi mau jalan-jalan. Tapi, benarkah semurah itu? Coba hitung lagi biaya penginapannya,” jelas Hon Nie.
Hal yang berisiko adalah ketika Ayah atau Ibu enggak memiliki dana yang cukup di rekening tabungan, tapi tetap memaksakan diri untuk berlibur. Wah, bisa-bisa manyun karena hidup pas-pasan atau kekurangan usai liburan!
Pesta ulang tahun
Idealnya, ulang tahun bukanlah pengeluaran bulanan, melainkan tahunan. Meski begitu, perlakuannya kembali lagi ke masing-masing keluarga. Mau bikin pesta besar-besaran atau sederhana saja? Jika mau mengadakan pesta ulang tahun besar-besaran, menurut Hon Nie, orang tua perlu menyiapkan dana tersebut setahun sebelumnya.
“Kalau tahun depan mau bikin acara ulang tahun yang lebih mewah dari tahun sebelumnya, berarti orang tua harus cari sumber pendapatan untuk membiayai itu. Misalnya cukup dengan pendapatan tahunan kaya bonus atau tunjangan hari raya, silakan. Kalau mau liburan aja (untuk merayakannya), boleh juga. Asalkan, dananya harus sudah direncakan lama dan disisihkan sehingga saat waktunya tiba, uangnya memang ada, kok,” tutup Hon Nie.
(Febi/Dok. Shutterstock)