“Bayinya bau apek, nih. Enggak dibedakin, sih.”
Inilah salah satu komentar yang sering sekali saya terima ketika menjadi ibu baru. Untungnya, saya sudah membaca bahaya memberikan bedak tabur sebelum Si Kecil lahir.
Orang tua milenial memang harus berhadapan dengan tantangan besar ini. Yakni, mengedukasi generasi terdahulu bahwa ilmu kedokteran telah berkembang. Termasuk beberapa ilmu seputar perawatan bayi yang telah berubah, di antaranya sebagai berikut.
Bersihkan bayi baru lahir dengan waslap hangat dan basah
Dulu: bayi sebaiknya rutin mandi di bak pagi dan sore hari.
Bayi lebih baik dilap dengan waslap atau spons yang hangat dan basah untuk membuat kulitnya tetap bersih di minggu pertama maupun keduanya. Ini akan memudahkan kita menjaga tali pusar tetap kering. Tidak apa-apa juga jika kamu tetap ingin memandikan Si Kecil di bak mandi. Tapi kita juga perlu tahu, terlalu sering memandikan bayi akan membuat kulitnya kering.
Saat membersihkan Si Kecil, gunakan waslap atau spons hangat dan basah untuk membersihkan lipatan leher dan area lainnya yang mungkin terkena ASI maupun lembap. Proses pembersihan sebaiknya berakhir di area genital.
Hindari penggunaan gurita
Dulu: kenakan gurita pada bayi untuk mencegah perutnya membesar.
Menurut Dokter Spesialis Anak Fransisca Handy, penggunaan gurita sebaiknya dihindari karena:
- mengganggu gerakan napas bayi yang masih dominan menggunakan otot perut,
- menutup tali pusar sehingga membuatnya lebih lama kering maupun lepas atau puput, dan
- mengganggu kenyamanan bayi karena menghalangi kulitnya bersentuhan dengan kulit sang ibu.
Bayi sebaiknya tidak memakai sarung tangan dan kaos kaki terlalu lama
Dulu: bayi harus memakai sarung tangan untuk mencegah kedinginan dan kukunya mencakar wajah.
Menurut Dokter Spesialis Anak IGAN Partiwi, semakin tertutup kulit bayi, semakin sedikit pula kesempatannya memperoleh stimulasi melalui sentuhan. Potong kuku bayi untuk mengurangi risiko tercakar. Bila tetap ingin memakaikan sarung tangan pada bayi baru lahir, batasi penggunaannya sampai beberapa minggu saja.
Minyak penghangat tidak dianjurkan
Dulu: pemakaian minyak telon dapat menghangatkan bayi.
Menurut dr. Fransisca, semakin sedikit hal yang kita lakukan, itu justru semakin melindungi kulit bayi dari berbagai masalah. Ia menjelaskan, penggunaan minyak penghangat pada bayi lebih kepada tradisi masyarakat Indonesia, sementara manfaat sesungguhnya ia perdebatkan. Penggunaan minyak telon atau minyak kayu putih bisa menimbulkan dermatitis kontak alergi. Yakni, reaksi alergi karena kontak dengan minyak penghangat itu.
Jika ingin menghangatkan tubuh bayi, cukup kenakan pakaian yang tertutup dan tebal pada bayi.
Bedak tabur dapat mengganggu kesehatan bagi bayi
Dulu: bedak dapat menyerap keringat bayi dan mencegah iritasi kulitnya.
Penggunaan bedak tabur berbahaya bagi bayi. Berdasarkan jurnal Akademi Dokter Anak Amerika (AAP) yang berjudul “Baby Powder – A Hazard” oleh Howard C. Mofenson, kandungan zinc dan talc pada bedak tabur dapat meracuni pernapasan bayi bila terhirup. Selain itu, bedak bayi umumnya sintetis dan nonorganik sehingga membuat kulit bayi yang begitu lembut ‘tidak bernapas’ maupun lebih mudah teriritasi. Karena itulah, pemakaian bedak yang bersinggungan dengan tali pusat bayi baru lahir dapat memperbesar risiko infeksi kulit.
Perawatan sealami mungkin mencegah gangguan kulit bayi
Kulit bayi akan terhindar dari reaksi alergi, ruam popok, dan masalah kulit lainnya dengan perawatan sealami mungkin. Caranya dengan mengurangi pemakaian popok sekali pakai dan mengganti popok kain sesering mungkin. Hindari pula pemakaian tisu basah dan bedak ketika membersihkan kulit bayi. Pemakaian kapas yang dibasahi air bersih saja justru lebih baik karena merupakan cairan pelembab alami paling aman.
Untuk membuat kulit bayi tetap kering dan mencegahnya dari biang keringat, kenakanlah pakaian tipis yang menyerap keringat pada bayi.
(Febi/Dok. Shutterstock)