Ketika anak meminta minuman dingin atau es krim dan saya memberikannya, tak jarang pemandangan tersebut menuai reaksi dari orang-orang sekitar. Apalagi, kalau saya memberikannya ketika Si Kecil lagi sakit. Soalnya, banyak orang beranggapan, es krim menyebabkan batuk pilek. Lantas, bagaiaman fakta sebenarnya?
Es krim bukan penyebab selesma
Menurut Dokter Spesialis Anak Arifianto, penyebab penyakit batuk dan pilek disertai demam (selesma) yang sering terjadi pada anak-anak adalah infeksi virus, bukan makanan atau minuman dingin. Gejala batuk dan pilek usai mengonsumsi sajian dingin bisa dialami orang-orang yang memiliki alergi terhadapnya. Namun perlu kita ketahui, kasusnya sangatlah sedikit.
Dokter yang akrab disapa Dokter Apin ini menegaskan, konidisi tersebut hanya terjadi pada orang-orang yang memiliki hipersensitifitas atau alergi terhadap konsumsi makanan atau minuman dingin.
“Kalau mengonsumsi makanan atau minuman dingin, orang yang punya alergi menjadi meler atau batuk. Bahkan, ada yang serangan asmanya kambuh. Tapi, itu kejadiannya jarang. Makanya, kita enggak bisa membuat generalisasi bahwa mengonsumsi es membuat batuk dan pilek. Ada orang yang memiliki alergi terhadap konsumsi dingin dan kebetulan gejala alerginya berupa pilek atau batuk,” jelas dokter dr. Apin kepada Parentalk.
Dokter Apin juga mengungkapkan, sebagian besar alergi pun tidak dalam bentuk batuk dan pilek saja. Selain di saluran nafas, alergi dapat bermanifestasi juga di saluran pencernaan dan kulit.
“Itu pun pencetusnya berbeda-beda dan individual, kasus per kasus,” ujar dr. Apin menambahkan.
Es krim dapat menjadi asupan saat anak sakit
Yap! Menurut dr. Purnamawati S Pujiarto, SpAK, MMPed, es krim atau es mambo bahkan bisa menjadi ide sajian untuk anak yang tidak mau makan atau minum saat sakit, lho. Makanan dingin dapat memberikan rasa nyaman pada rongga mulut Si Kecil, misalnya saat ia sariawan.
“Saya bikin es dari parutan melon (untuk cucu yang sakit). Saya pakai susu sedikit lalu dibikin setengah beku jadi si anak enggak ngerasa lagi disuruh minum, tapi cairan masuk dan ada sedikit kalori,” jelas dr. Purnamawati di acara Program Edukasi Kesehatan Anak untuk Orang Tua (PESAT) awal April 2018.
Dokter Wati justru mendorong orang tua membuat sajian yang dapat dikemas semenarik mungkin ketika anak sakit dan sulit makan maupun minum. Menurutnya, cairan yang penting untuk mencegah dehidrasi tidak harus dalam bentuk air mineral. Contohnya, ya, es krim dan es mambo tadi.
Hati-hati menanamkan keyakinan yang salah
Sementara, menurut Psikolog Okina Fitriani, orang tua sering membuat pernyataan-pernyataan yang tidak berlandaskan riset maupun dalil yang benar. Seperti minum es membuat sakit, lari-lari membuat jatuh, hujan menyebabkan masuk angin, dan sebagainya.
“Akhirnya, anak mengalami ‘alergi buatan’ terhadap es dan hujan serta malas melakukan aktivitas fisik,” jelas Okina dalam buku berjudul The Secret of Enlightening Parenting.
Yuk, mulai sekarang kita hindari keyakinan yang selalu menyalahkan es atau minuman dingin sebagai penyebab anak sakit!
(Febi/Dok. Shutterstock)