Memori visual anak merupakan kemampuan penting yang dapat membantu si kecil belajar membaca nantinya. Menurut Spesialis Anak Usia Dini Rosalynn dari Montessori Haus Asia, persepsi visual dapat dilatih sejak usia dini, lho. Kemampuan persepsi visual membantu si kecil menginterpretasi dan menganalisis informasi juga memahami hal-hal yang ia lihat. Bagaimana caranya?
Berkenalan dengan ingatan visual
Visual memory atau ingatan visual membantu anak-anak untuk mengingat kembali hal-hal yang pernah mereka lihat. Jadi, ingatan visual bisa dibilang bagian dari imajinasi. Rosalynn berpendapat, kemampuan ini sangat berguna saat anak belajar membaca dan menulis karena ia bisa memiliki imajinasi mengenai alfabet.
Terlebih, ketika anak harus membaca buku yang memiliki sight words atau kata-kata yang sering ia jumpai dalam kesehariannya. Misal, “bus sekolah.” Anak harus mengingat kembali bentukan kata-kata tersebut dan ingatan visual akan sangat membantunya.
Namun, visual memory tak muncul begitu saja dan membutuhkan latihan. Lantas, bagaimana cara mengasahnya?
Buat anak merasakan sendiri objeknya
Anak akan lebih mudah mengasah ingatan visualnya dengan melihat wujud objek secara nyata, tak sekadar melihat gambar atau teks. Menurut penggagas metode pendidikan anak usia dini, Maria Montessori, imajinasi bekerja kurang optimal bila anak tidak pernah bekerja dengan benda-benda nyata dalam lingkungan yang penuh dengan urutan dan struktur.
Karena itulah, Ayah atau Ibu dapat memanfaatkan berbagai cara ini untuk mengasah ingatan visual anak dalam hal membaca.
- Bermain puzzle huruf kecil.
- Memegang dan merasakan sand paper letters (huruf-huruf bertekstur kasar) dan movable alphabets.
- ‘Menulis’ huruf dengan jari tangan di atas pasir.
“Kalau mereka mencoba menulis kan masuk ke visual memory. Mereka mencoba mengingat kata-kata yang sudah ditulis. Setelah itu, ia belajar menulis sendiri, ingat enggak. Coba tulis huruf “a.” Kalau mereka tidak pernah ‘pegang’ huruf “a,” mereka tidak punya bayangan,” jelas Rosalynn.
Memory games
Dengan bermain memory games, kita belajar mengingat juga mencocokkan. Caranya. sediakan tiga pasang kartu dengan gambar berbeda dan perlihatkanlah pada anak. Lalu, sisi yang bergambar dihadapkan ke bawah dan acaklah posisi tiap kartu. Minta anak membuka kartu satu per satu dan mencocokkan gambar yang sama.
Jika sudah mahir, tingkatkan kesulitan dengan menyediakan empat pasang kartu dan seterusnya. Tak hanya meningkatkan ingatan visual, permainan ini juga mengasah fokus dan konsentrasi karena anak harus mengingat-ingat letak tiap pasangan kartu.
Kebiasaan yang mengasah visual memory
Selain merasakan sendiri bentuk objek secara nyata atau bermain memory games, berikut kebiasaan sederhana yang bisa dilakukan untuk mengasah ingatan visual si kecil.
- Mengajak si kecil mengembalikan barang atau mainan ke tempat asalnya. Tanyakan, “Tadi kamu ambil mainannya dari mana?”
- Menanyakan ciri-ciri rumah si kecil. Yaitu, dengan bertanya, “Bangunan rumah kamu seperti apa?” Misal, ada atap, temboknya warna merah, jendelanya ada dua, dan sebagainya. Menurut Rosalynn, anak-anak harus tahu bentuk rumahnya sendiri.
- Menanyakan arah menuju suatu lokasi yang dituju sehari-hari. Sepanjang perjalanan hindari gadget karena anak akan menemukan hal yang sama di jalanan yang ia lalui setiap hari. Ia akan berpikir misalnya, “Oh, ke sekolah lewat sini dan belok sini lalu sampai.”
Bahkan, anak juga belajar visual memory dari ekspresi wajah, lho!
“Ketika mama membelalak, (anak belajar), ‘Oh, itu Mama marah.’ Anak sudah paham dari situ,” ungkap Rosalynn.
(Febi/Dok. Shutterstock)