Salah satu pantangan yang kerap digaungkan ketika hamil adalah makan seafood. Buat para penggemarnya, pantangan ini mungkin saja ‘menyiksa.’ Padahal, berbagai studi menunjukkan bahwa ikan laut menyediakan berbagai nutrisi yang penting bagi perkembangan awal si kecil. Sebut saja, DHA dan EPA, dua jenis omega-3 yang sulit ditemukan pada makanan lainnya. Selain itu, konsumsi ikan selama kehamilan juga dapat mencegah persalinan prematur dan berat badan lahir rendah pada bayi.
Bahkan, ibu hamil dan ibu menyusui disarankan untuk mengonsumsi 8 hingga 12 ons ikan per minggu. Sebagai gambaran saja, tiga ons adalah sebanyak setumpuk kartu remi.
Jadi, memang benar ya, ibu hamil enggak boleh makan seafood? Setelah saya cari tahu, ternyata ibu hamil boleh makan seafood, asalkan…
Dimasak matang
Ini berarti, hindari dulu sushi, kecuali sushi yang dimasak matang atau ala vegetarian, ya. Menurut situs Baby Center, bumil harus menghindari penganan laut yang disajikan mentah. Soalnya, seafood mentah dapat terkontaminasi dengan bakteri dan virus berbahaya yang menyebabkan keracunan makanan. Apalagi, bumil rentan mengalami food poisoning.
Keracunan seafood mentah akan membuat bumil sangat sakit sehingga berdampak terhadap si kecil. Misalnya, anemia atau dehidrasi. Selain itu, seafood mentah berisiko mengandung parasit seperti cacing pita yang akan membuat bumil sakit. Parasit ini juga dapat memusnahkan nutrisi yang dibutuhkan kamu maupun si kecil.
Mengandung rendah methylmercury
BabyCenter menyarankan bumil memilih jenis ikan seperti salmon, teri, sarden, trout, herring, dan shad karena mengandung rendah methylmercury. Masih menurut situs tersebut, Ibu juga bisa mengonsumsi kerang, udang, dan lobster asalkan dimasak sampai matang. Jika masih khawatir, kamu bisa memastikan penganan laut seperti kerang berasal dari perairan yang jernih dan tidak terkontaminasi polusi industri.
Sebaliknya, tidak tinggi kandungan methylmercury
Ikan-ikan predator tidak disarankan untuk dikonsumsi ibu hamil karena mengandung tinggi methylmercury. Misalnya, ikan todak (swordfish), tuna, hiu, marlin, makerel raja, dan tilefish. Tubuh kita menyerap methylmercury dengan sangat mudah. Terlebih, saat hamil, methylmercury dapat menembus plasenta.
Paparan terhadap merkuri selama kehamilan dapat membahayakan perkembangan otak juga sistem saraf janin. Dampaknya pun beragam seperti mempengaruhi kemampuan kognitif, bahasa, motorik, dan penglihatan dari ringan sampai parah.
Bumil, jangan berhenti makan ikan
Kalau sudah memenuhi syarat di atas, bumil boleh makan seafood. Apalagi, menurut Baby Center, ikan memiliki ragam nutirisi yang sangat baik, terutama bagi kehamilan. Sebuah studi besar di Denmark mengungkapkan, anak-anak yang ibunya mengonsumsi ikan paling banyak selama kehamilan (rata-rata 14 ons per minggu) memiliki kemampuan motorik dan kognitif yang lebih baik di usia 6 bulan dan 18 bulan. Sementara, anak-anak yang ibunya mengonsumsi ikan paling sedikit memperoleh skor perkembangan paling rendah.
Suplemen pengganti konsumsi ikan
Masih khawatir juga menyantap seafood? Bagaimana kalau memperoleh omega-3 dari suplemen saja? Beberapa studi menunjukkan manfaat yang sedikit pada perkembangan kognitif anak yang ibunya mengonsumsi suplemen omega-3 saja saat hamil atau menyusui.
Minyak ikan cod mungkin menjadi pilihan sejumlah bumil yang khawatir mengonsumsi ikan laut. Namun, situs Baby Center mengungkapkan, minyak ikan cod tinggi vitamin A sehingga dapat meracuni. Jadi, hindari mengonsumsi minyak ikan cod ya, Bumil.
Referensi:
- Artikel “Is it safe to eat seafood during pregnancy?” pada Baby Center Canada
- “Eating fish during pregnancy: How to avoid mercury and still get your omega-3s” pada Baby Center
(Febi/Dok. Shutterstock)