Salah satu metode sleep training yang populer di Barat adalah cry it out. Yakni, metode yang mendorong bayi untuk dapat tidur sendiri secara terpisah dari ayah dan ibunya. Anak juga harus ditaruh ditempat tidurnya dalam keadaan masih terjaga. Penerapannya tentu akan melibatkan banyak drama karena orang tua harus menahan diri untuk tidak mengintervensi saat anak menangis terus-menerus.
Namun menurut para pakar, kelebihan metode cry it out adalah kelak anak dapat tidur sendiri dengan mudah, sementara orang tua dapat tidur malam dengan nyenyak. Semakin muda ia dilatih untuk tidur sendiri, semakin mudah pula proses sleep training.
Tertarik dan bernyali menerapkan metode cry it out? Berikut beberapa strategi agar sleep training berhasil.
Perhatikan tanda-tanda anak mengantuk
Misalnya, si kecil mengucek mata atau rewel di jam tidurnya. Dengan mengenali tanda-tanda tersebut, Ibu menjadi tahu bahwa si kecil sudah kelelahan. Menurut Penulis What To Expect The First Year Heidi Murkoff, jangan tunggu sampai si kecil terlalu lelah karena kondisi tersebut justru menyulitkannya untuk terlelap. Kondisi terlalu lelah juga akan membuatnya terlalu pulas tertidur sehingga tidak benar-benar menghayati sleep training. Karena itulah, jangan sampai si kecil melewatkan jam tidur siangnya atau tidak mendapatkan cukup waktu tidur malam ketika menjalani sleep training.
Mulai terapkan rutinitas menjelang tidur
Menjelang tidur malam, ciptakan suasana tenang sekitar 30-45 menit yang mencakup memandikan si kecil dengan air hangat juga memijat dan menyusui buah hati untuk terakhir kalinya sebelum kamu menaruhnya di crib atau boks bayi.
Namun, saat jam tidur siang, durasi rutinitas menjelang tidur sebaiknya lebih ringkas lagi. Misal, sekadar membacakan buku, meninabobokan, dan memeluk atau memberikan pijatan kecil. Rutinitas tersebut akan memberikan sinyal kepada si kecil bahwa sudah saatnya ia tidur siang. Lakukanlah bedtime routine ini secara konsisten dan gigih.
Pilih lokasi tidur yang tepat
Letakkan si kecil di boks bayi atau lokasi lainnya yang kondusif untuk durasi tidur yang lama. Biasakan untuk menempatkannya pada crib baik saat tidur malam maupun tidur siang.
Taruh bayi dalam keadaan terjaga
Ingat, inti dari sleep training adalah melatih bayi untuk bisa terlelap sendiri. Jika Ibu mengayun atau menyusui si kecil hingga tertidur kemudian memindahkannya dari lenganmu ke boks bayi, ia akan sulit terlepas dari kebiasaan tersebut. Sleep training yang kamu lakukan semestinya memberikan kesempatan pada si kecil untuk membentuk asosiasi tidur yang baru, yakni cara-cara yang bisa menenangkan dirinya untuk terlelap. Seperti menghisap jari, membolak-balikkan tubuhnya, memeluk guling, memegang-megang boneka, merengek, dan lainnya. Saat tiba waktunya tidur, Ibu hanya perlu mengusap lembut si kecil sebentar saja lalu mengucapkan “selamat tidur” dan tinggalkan ruangan segera tanpa menunggunya terlelap.
Merespon tangisan bayi dengan cermat
Ketika anak menangis lantaran seorang diri saja di kamarnya, Ibu bisa menggunakan beberapa cara sesuai rekomendasi ahli berikut ini.
- Biarkan bayi menangis sampai ia terlelap karena kelelahan sendiri. Atur batasan waktu anak menangis, misal lima menit sebelum kamu masuk kembali ke kamarnya.
- Percayakan instingmu, misal langsung merespon anak setelah dua menit menangis. Jika Ibu harus kembali ke kamarnya, lakukan rutinitas sebelumnya seperti memberikan tepukan lembut yang singkat, mengucapkan “selamat tidur,” dan ingatkan si kecil bahwa sudah waktunya untuk terlelap. Dekatkan kembali benda-benda yang dapat menenangkannya lalu pergilah. Ada baiknya Ibu meminta si Ayah untuk menghadapi situasi seperti ini bila cenderung tidak tegaan.
- Jika bayimu sudah lebih besar, Ibu bisa menenangkan si kecil dari kursi dekat tempat tidurnya. Bukan menggendongnya, ya. Lalu buatlah kursi tersebut berada semakin jauh dari tempat tidurnya malam demi malam sampai akhirnya hilang dari ruangan si kecil.
Ulangi strategi di atas selama bayi menangis. Durasi ia sendirian sebaiknya bertambah lima menit pada setiap kesempatan sampai ia tertidur. Menurut Murkoff, kecenderungan si kecil menangis semestinya berkurang secara stabil setelah tiga malam. Sebaiknya Ayah atau Ibu benar-benar tak terlihat lagi di kamarnya di antara malam keempat dan ketujuh.
Kalau menurut saya, sih, metode ini cocok buat #MillennialParents yang tinggal mandiri alias tidak bersama orang tua atau mertua. Kalaupun tinggal bersama nenek dan kakek si kecil, pastikan mereka paham betul alasan kamu menerapkan metode cry it out. Jangan lupa sampaikan ke para tetangga bahwa kalian akan menjalankan sleep training yang mungkin akan menganggu waktu tidur mereka.
(Febi/Dok. Shutterstock)