Di kehamilan pertama, saya melahirkan lewat operasi caesar. Padahal dari dulu pengen banget melahirkan secara normal karena menurut saya itulah fitrahnya seorang perempuan. Sekarang, belum terpikir buat hamil lagi sih. Tapi saya sempat wondering, kalau suatu saat hamil lagi, apa bisa ya melahirkan normal setelah operasi caesar? Istilahnya sekarang, VBAC atau vaginal birth after cesarean.
Saya pun bertanya ke dokter kandungan dr. Benny Johan Marpaung, Sp. Og. tentang kemungkinan seorang perempuan melahirkan normal setelah operasi caesar. Menurut dokter Benny, VBAC mungkin saja dilakukan tapi harus ada perhatian lebih.
“Harus benar-benar safety karena VBAC termasuk beresiko. Ada beberapa hal yang jadi perhatian, seperti riwayat kehamilan, alasan operasi caesar sebelumnya kenapa? Usia Si Ibu dan prosentase keberhasilannya bagaimana? Ada penilaian (dari dokter) dan kalau enggak memenuhi, enggak bisa dipaksakan,” kata dokter Benny.
Jadi, apa saja syarat bagi ibu yang ingin menjalani VBAC?
Dokter Benny menjelaskan kriteria ibu yang dapat melahirkan normal setelah operasi caesar. Jika banyak yang terpenuhi, maka kemungkinan besar ibu bisa menjalani VBAC.
Berikut syarat-syarat untuk bisa melahirkan normal setelah operasi caesar:
– Tidak ada masalah kesempitan panggul. Ibu yang berpanggul besar lebih mudah menjalani persalinan normal. Pastikan penyebab operasi caesar sebelumnya, juga bukan karena panggul sempit.
– Baru satu kali operasi caesar dan jarak kehamilan minimal dua tahun dari operasi caesar sebelumnya. Jika ibu sudah dua kali menjalani operasi caesar, di kehamilan yang ketiga direkomendasikan caesar juga. Persalinan normal tidak dianjurkan karena kemungkinan besar rahim ibu dapat robek dan terjadi pendarahan.
– Dalam situs Baby Center disebutkan, untuk bisa menjalani VBAC, sayatan operasi caesar sebelumnya mesti horizontal dan letaknya rendah. Sementara yang sayatannya vertikal, lebih beresiko mengalami rahim robek. Pastikan hal ini ke dokter kandungan yang menangani kelahirkan sebelumnya, karena belum tentu arah sayatan yang terlihat di perut sama dengan sayatan di rahim.
– Berat bayi tidak terlalu besar. Dari penjelasan dokter Benny, berat badan bayi sebaiknya sama atau lebih kecil dibandingkan berat bayi yang lahir sebelumnya. Kalau bayi berukuran besar (lebih dari 3,5 kg), kemungkinan rahim ibu robek akan semakin tinggi.
– Tidak ada riwayat hipertensi atau plasenta previa. Hipertensi dan plasenta previa (plasenta menutupi jalan lahir) membuat persalinan ibu lebih berisiko.
– Posisi kepala janin di bawah. Hal ini menandakan janin sudah memasuki jalan lahirnya. Posisi kepala yang di bawah dapat memudahkan janin untuk keluar dari rahim, sehingga ibu dapat menjalani persalinan normal.
– Siap melahirkan per vaginal secara alami. Menurut Dokter Benny, ibu yang ingin mencoba VBAC sebaiknya tidak melalui proses induksi atau rangsangan lain. Jadi persalinannya dilakukan sealami mungkin.
Secara umum, proses melahirkan normal setelah operasi caesar memiliki risiko tinggi. Sehingga Ibu mesti mempertimbangkan secara matang sebelum memutuskan tindakan ini. Konsultasikan dengan dokter kandungan agar mendapat tindakan yang tepat sesuai keadaan ibu. Pastikan juga rumah sakit pilihan kamu siap menangani kondisi darurat jika ternyata harus menjalani operasi caesar dadakan.
(Dyah/ Dok: Pixabay)