Penggunangan empeng udah lama dikenal dalam sejarah umat manusia dan digunakan secara luas. Pengganti puting susu ibu ini berfungsi menenangkan juga memberikan rasa nyaman pada bayi. Namun, ternyata penggunaan empeng ada sisi untung dan ruginya juga, lho.
Apalagi, salah satu poin dari “10 Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui” yang dicanangkan WHO dan UNICEF adalah tidak memberikan dot atau empeng kepada bayi. Tujuannya agar proses menyusu semua bayi tidak akan terganggu karena penggunaannya.
Pada artikel ini, Parentalk merangkum manfaat empeng bagi bayi dan balita berdasarkan situs Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).
Empeng penuhi kebutuhan NNS pada bayi
Menurut IDAI, penggunaan empeng pada awal-awal kehidupan sering dikaitkan dengan keinginan yang tinggi pada bayi untuk selalu menghisap sesuatu sehingga menenteramkan dirinya. Non-nutritive sucking (NNS) atau menghisap tanpa minum (susu atau cairan lainnya) merupakan fenomena alami pada bayi yang sudah dapat dilihat pada janin sejak berusia 12 minggu. Misal, dengan menghisap ibu jari atau jari lainnya.
IDAI pun lebih menganjurkan penggunaan empeng sebagai NNS ketimbang ibu jari, jari, atau benda lainnya. Selain mudah disterilkan, secara umum anak yang mengempeng relatif lebih mudah disapih ketimbang mereka yang menghisap jari. Penggunaan empeng juga dapat mengurangi frekuensi kebiasaan tersebut.
Empeng menolong bayi prematur
Menurut Field (2003), penggunaan empeng pada bayi-bayi prematur yang dirawat di ruang perawatan intensif (NICU) dapat menaikkan berat badan signifikan, mengurangi kejadian enterokolitis nekrotikan (penyakit serius saluran pencernaan), serta memperpendek masa perawatan. NNS juga akan memperkuat otot-otot mulut sehingga memudahkan pemberian minum oral pada bayi saat sebelumnya menggunakan selang.
Empeng mengurangi risiko SIDS
Sindrom kematian bayi mendadak (SIDS) rentan terjadi pada bayi sampai berusia satu tahun. Penyebabnya tidak diketahui walau pemeriksaan klinis dan laboratoris lengkap serta otopsi telah dilakukan. Menurut IDAI, faktor yang diduga menjadi penyebabnya, antara lain respon bangun yang gagal saat bayi tidur juga belum sempurnanya sistem jantung, paru, serta pembuluh darah mengambil oksigen dan menyalurkannya ke jaringan yang aktif.
Sejumlah penelitian telah dilakukan untuk membuktikan hubungan antara empeng dan SIDS. Hasilnya penelitian pun menunjukkan keterkaitan keduanya, yaitu penggunaan dot dapat menurunkan kemungkinan terjadinya SIDS. Meski begitu, belum ada kejelasan tentang mekanisme peranan dot dalam mencegah SIDS.
Empeng menyamankan bayi
Manfaat empeng lainnya, yakni membantu menyamankan bayi pada kondisi tertentu saat ingin tidur, nyeri ketika tumbuh gigi, dan berpisah dengan ibu.
Rekomendasi penggunaan empeng
American Academy of Pediatrics atau Ikatan Dokter Anak Amerika menganjurkan, empeng hanya digunakan saat bayi tidur. Bila terlepas, empeng tidak perlu dimasukkan kembali ke mulut si kecil apabila ia sudah tertidur.
Empeng juga sebaiknya tidak diolesi dengan pemanis dan harus dibersihkan sebelum maupun sesudah digunakan. Untuk bayi yang menyusu langsung, tunda penggunaannya sampai paling tidak berumur satu bulan .
Selain ragam manfaatnya, cari tahu lebih jauh juga kerugian di balik penggunaan empeng. Selengkapnya di artikel Risiko Penggunaan Empeng.
Referensi:
- Artikel “Apa itu Enterokolitis Nekrotikans: Penyebab, Gejala, Diagnosis, dan Cara Mengobati” pada DocDoc
- Pedoman Pengukuran Kesegaran Jasmani oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat Direktorat Bina Upaya Kesehatan Puskesmas
(Febi/ Dok. Pixabay)