Kunjungan pertama anak sulung saya ke dokter gigi bisa dibilang terlambat. Saya dan suami baru membawa si kakak ke sana saat gigi-gigi susunya menunjukkan tanda karies atau kerusakan gigi di usia 15 bulan. Awalnya, saya kira warna kuning yang lambat laun berubah kecokelatan itu adalah ‘noda.’ Ternyata, drg. Febrina Tri Wardhani, SpKGA yang kami temui di Klinik Gigi Kidz Dental Orthodontic Rumah Sakit Siloam Jakarta Barat mengungkapkan, ‘noda’ itu adalah lubang. Filling atau penambalan gigi pun menjadi satu-satunya solusi untuk memperbaiki kondisi tersebut.
Waktu tepat untuk konsultasi perdana
Seharusnya kami lebih cekatan lagi berkunjung ke dokter gigi. American Academy of Pediatric Dentistry (AAPD) saja merekomendasikan kunjungan pertama anak ke dokter gigi di usia setahun. Bahkan, kunjungan bisa lebih awal lagi jika orang tua menemukan tanda-tanda gigi berlubang, karies, maupun masalah kesehatan mulut lainnya.
Menurut situs John Hopkins Medicine, gigi berlubang maupun karies mula-mula ditandai oleh adanya noda putih pada gigi. Kemudian lubang terlihat berwarna cokelat muda pada gigi. Kelainan ini membuat sebagian orang tua mengiranya sebagai noda pada gigi. Jika tak ditangani lebih lanjut, warna lubang pada gigi dapat bertambah gelap dan membentuk ceruk. Terkadang, lubang yang dalam tersebut disertai darah ketika gigi anak disikat.
Jika gigi si kecil menunjukkan gejala-gejala tadi, segeralah ke dokter untuk penanganan lebih lanjut. Usai gigi si kecil diperiksa oleh sang dokter, Ibu bisa menanyakan upaya yang bisa dilakukan untuk mencegah gigi berlubang maupun karies yang lebih parah lagi.
Perawatan gigi sehari-hari
Dokter gigi biasanya akan menyarankan orang tua untuk rajin membersihkan gigi anak. Pada anak yang lebih kecil, pembersihan gigi dapat menggunakan kain kasa atau waslap yang dibasahi air bersih.
Selain itu, drg. Febrina Tri Wardhani, SpKGA menyarankan orang tua untuk rutin menyikat gigi anak minimal dua kali sehari. Bila gigi anak mengalami karies, pembiasaan sikat gigi harus lebih sering lagi yang sudah mencakup setelah makan dan sebelum tidur. Jika tidak memungkinkan untuk selalu menyikat gigi setiap sehabis makan, pastikan anak banyak minum air mineral untuk membersihkan sisa-sisa makanan dalam mulut.
Selain itu, Ibu bisa menanyakan ukuran pasta gigi yang digunakan sesuai usia anak.
Cara yang benar menyikat gigi anak
drg. Febrina Tri Wardhani, SpKGA menyarankan, anak berusia tiga tahun ke bawah untuk disikat giginya oleh orang tua guna memastikan ketepatan pembersihannya. Salah satu cara yang mudah diterapkan adalah dengan memposisikan kepala si kecil di depan tempat Ibu bersila. Jika anak kooperatif, ibu bisa mulai menyikat giginya dengan membuka bibir atas dengan jari untuk menyikat gigi atas dan sebaliknya. Sikatlah bagian depan juga belakang deretan gigi atas dan bawah serta gigi-gigi gerahamnya di bagian dalam mulut.
Pada sesi konsultasi ini, ibu juga bisa menanyakan trik lainnya untuk menyikat gigi si buah hati secara efektif karena sebagian anak ada yang tidak kooperatif saat melalui rutinitas ini.
Penanganan awal pada gigi berlubang
Jika lubang pada gigi si kecil masih ringan, yakni berupa noda putih, dokter gigi akan menyarankan penggunaan tooth mousse untuk memperkuat lapisan email dan mencegah gigi berlubang lebih jauh. Tooth mousse harus dioleskan pada gigi anak yang bersih untuk waktu lama seperti usai menyikat gigi pada malam hari menjelang tidur.
Penanganan lanjutan pada karies
Bila lubang pada gigi lebih parah (misal, berwarna kecokelatan atau terdapat lubang cukup dalam), dokter gigi biasanya akan menyarankan filling atau penambalan. Tujuannya untuk memperbaiki kondisi gigi dan mencegah kerusakan lebih parah.
Kalau lubang pada gigi anak sudah parah hingga menembus vulva yang berisi saraf dan pembuluh darah, dokter anak mungkin akan menyarankan perawatan saluran akar. Proses ini akan melibatkan prosedur bius lokal pada gusi anak, namun dokter gigi akan meminta persetujuan orang tua untuk menjalankan proses tersebut.
Eliminasi penyebab kerusakan gigi
Kebiasaan menyusu dengan botol saat tidur menjadi salah satu penyebab utama gigi berlubang pada balita. Ini karena kebiasaan menyusu dengan botol membuat air susu tergenang di mulut sehingga memincu pertumbuhan bakteri penyebab gigi berlubang. Ibu bisa mengonsultasikan kemungkinan penyebab lain gigi berlubang pada si kecil dengan sang dokter. Dengan begitu, ke depannya Ibu bisa menghindari berbagai sumbernya.
Agar kunjungan pertama si kecil ke dokter gigi berjalan lancar, Ibu bisa memeriksakannya ke klinik gigi khusus anak. Selain suasana ruang praktiknya ramah anak dengan suguhan tontonan kartun kenamaan, dokter giginya juga lebih luwes menangani si kecil. Bahkan, di akhir sesi konsultasi, anak diperbolehkan memilih hadiah yang sudah disediakan, lho. Kunjungan pertama ke dokter gigi pun lebih berkesan.
Referensi: What To Expect Second Year oleh Heidi Murkoff dan Sharon Mazel
(Febi/ Dok. Pixabay)