Waspadalah bila ibu hamil terkena flu atau influenza. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika, flu dapat menyebabkan rasa sakit yang lebih parah pada perempuan hamil.
Beratnya flu pada bumil
Saya masih ingat betul rasanya mengidap penyakit flu saat hamil tujuh bulan. Itulah sakit flu terparah yang pernah saya alami. Batuk-batuk, badan remuk redam, nyeri otot, menggigil, demam tinggi sampai mengigau, dan makan pun harus amat sangat memaksakan diri. Di sisi lain, saya enggan mengonsumsi obat apapun karena mengkhawatirkan perkembangan si janin. Akhirnya saya pun pasrah istirahat total sembari menjaga asupan cairan hingga tubuh sembuh sendiri.
Mungkin masih ada orang yang menganggap flu adalah penyakit ringan, tapi ternyata tidak. Khususnya, bagi bumil, flu adalah penyakit yang perlu diwaspadai. Terlebih, selesma yang lebih dikenal penyakit ‘batuk-pilek’ berbeda dengan flu.
Selesma bukan flu
Ada lebih dari 200 jenis virus yang bisa menyebabkan selesma. Penyebab tersering, diantaranya rhinovirus, coronavirus, Respiratory syncytial virus (RSV), dan parainfluenza virus. Sementara, penyakit flu disebabkan virus influenza.
Gejala awal selesma dan flu bisa sama, seperti demam, bersin, hidung berair atau tersumbat, batuk, dan nyeri tenggorokan. Namun pada flu, keluhannya lebih berat. Seperti demam lebih tinggi atau menggigil, nyeri otot, sakit kepala, dan kelelahan berlebihan. Flu dapat menyebabkan masalah kesehatan yang serius. Komplikasi yang bisa ditimbulkan, antara lain pneumonia, sinus, infeksi telinga, juga peradangan pada jantung, otak, dan otot, bahkan sepsis (infeksi berat).
Bumil rentan komplikasi flu
Perempuan hamil merupakan bagian dari kelompok yang rentan mengalami komplikasi penyakit flu. Selain itu, menurut situs Baby Center, ibu hamil yang terjangkit flu berisiko terhadap persalinan prematur.
“Tentu saja banyak calon ibu yang menderita flu, tapi tidak mengalami komplikasi. Namun secara statitstik, ibu hamil rentan mengalami kondisi yang lebih parah (daripada mereka yang tidak hamil),” tulis situs kehamilan dan parenting tersebut.
Pada kasus saya pribadi, penyakit flu sembuh dengan sendirinya setelah beristirahat total dan menjaga asupan cairan. Namun, CDC merekomendasikan bumil untuk konsultasi ke dokter bila terkena flu. Obat antivirus seperti oral oseltamivir mungkin akan diresepkan untuk meringankan gejalanya dan menyamankan ibu hamil.
Selalu konsultasikan konsumsi obat selama hamil. Obat-obatan yang mengandung alkohol, dekongestan pseudoephedrine dan phenylephrine, serta ibuprofen juga harus dihindari oleh bumil.
Segera cari pertolongan medis, bila ibu hamil mengalami gejala berikut:
- Kesulitan bernapas, napas cepat
- Mengeluarkan lendir berdarah
- Rasa sakit atau adanya tekanan di bagian dada atau perut
- Rasa pusing
- Kebingungan
- Muntah terus-menerus
- Demam tinggi yang tidak bereaksi terhadap parasetamol
- Berkurangnya atau tiadanya gerakan janin.
Agar terlindungi dari penyakit flu, CDC menyarankan ibu hamil untuk menerima vaksin influenza pada trimester berapapun. Namun, jenis vaksin yang digunakan haruslah berupa suntikan karena mengandung virus mati. Ibu hamil tidak boleh menerima vaksin flu semprot lantaran mengandung vaksin hidup.
Referensi:
- “Safe medications during pregnancy” pada BabyCenter
- “Flu Symptoms & Complications” pada CDC
- “Cold Versus Flu” pada CDC
(Febi/Dok. Pixabay, Shutterstock)