Dalam artikel Usia Terbaik Mengenalkan Matematika, kita menjadi tahu bahwa anak-anak di bawah enam tahun memiliki kecenderungan untuk berpikir secara matematis. Mereka juga mempunyai potensi yang sama dalam hal matematika. Orang tua pun berperan penting dalam menggali potensi tersebut lewat stimulasi matematika dasar pada balita. Caranya dengan mengenalkan hal-hal konkret seperti aneka warna, bentuk, ukuran, bahkan angka!
Warna
Contohnya, Ibu dapat menstimulasi bayi dengan warna-warna yang kontras.
“Warna itu juga matematika. Pada intinya, matematika adalah eksakta. Segala sesuatu yang sudah pasti, presisi, jelas, enggak daerah abu-abu. Warna merah, biru, kuning… Namun, ketika ditanya, apa sih, warna merah itu? Sulit kita untuk menjelaskannya,” jelas Praktisi Montessori Rosalynn.
Untuk anak yang lebih besar, orang tua bisa juga dengan mengajak anak mengenal uang dari warnanya. Mereka mungkin belum paham mengenai jumlah uang, tapi mereka dapat mengetahui nilai yang lebih besar berdasarkan warnanya saja.
Bentuk
Sementara untuk bentuk, orang tua dapat mengekspos anak dengan beraneka macamnya. Tak perlu lantas mengenalkan nama “bola” dan “kubus” kepada buah hati yang masih batita. Cukup biarkan ia bebas menyentuh benda-benda berbentuk tersebut secara aman.
Rosalynn berpendapat, ketika tangan anak memegang dan meraba benda, ada sebuah imaji yang masuk ke dalam pikiran si kecil. Mereka sebetulnya tidak tahu itu benda apa, tetapi imaji tadi begitu melekat. Inilah yang menjadi modal bagi anak ketika kelak ia berkenaan kembali dengan benda tersebut dan diberitahu nama bentuknya.
“Jadi bagian inteligensi mereka itu akan sadar, ini namanya kubus. Kalau nanti di luar sana melihat bangunan yang berbentuk kubus, mereka bisa bilang, ‘Oh, itu kan kubus.’ Bisa juga es batu. ‘It’s a cube!’ Secara spontan bisa bilang seperti itu. Jadi, semakin banyak hal yang bisa kita presentasikan dan berikan, itu anak-anak istilahnya semakin pintar,” terang perempuan yang juga pendiri program pendidikan anak usia dini, Montessori Haus Asia.
Orang tua juga bisa menyediakan permainan mengelompokkan bentuk alias shape sorting. Dengan begitu, anak mengenal aneka macam bentuk seperti hati, persegi, lingkaran, dan sebagainya.
Ukuran
Kenalkan pula anak dengan dengan ukuran berbeda-beda sejak dini seperti pohon yang besar dan pohon yang kecil atau membandingkan ukuran bola kecil dan besar.
Angka
Bagaimana dengan angka-angka? Bisakah orang tua mengenalkannya sejak balita? Menurut Rosalynn, sebaiknya anak tak sekadar fasih menyebutkan 1-10, tetapi ia juga harus bisa mengerti angka dengan nilai konkretnya. Misal, angka “2” mewakili benda yang jumlahnya dua buah.
Ada banyak permainan yang mendukung kemampuan anak untuk mengenal nilai dari setiap angka. Ibu bahkan bisa menerapkannya dalam keseharian buah hati. Seperti menghitung jumlah buah apel di meja makan sampai jumlah koin yang akan dimasukkan ke dalam celengan.
Aparatus Montessori
Pemahaman matematika dasar ini juga difasilitasi secara menyenangkan lewat berbagai aparatus Montessori pramatematika.
Knobbed cylinders
Aparatus ini membuat anak belajar mengenai perbedaan juga dimensi. Selain itu, cara kerjanya dapat melatih pencil grip anak, modal penting untuk kemampuan menulisnya kelak.
Knobless cylinders dan pink tower
Dua aparatus ini lebih menantang ketimbang knobbed cylinder. Sesuai namanya, knobless cylinders berbentuk silinder, sementara pink tower terdiri dari kubus-kubus berbagai ukuran. Anak mengatur secara presisi dalam menyusun sebuah menara. Warnanya dirancang senada agar anak dapat lebih fokus memahami ukuran terbesar hingga terkecil.
Berbagai aparatus Montessori ini memberikan kesempatan pada anak untuk merasakan sendiri ragam bentuk dan gradasi.
“Matematika harus dirasakan tidak bisa hanya sekadar diberi tahu,” terang Rosalynn.
Selain menstimulasi lewat hal-hal konkret, orang tua perlu memahami juga Prinsip Mengenalkan Matematika pada Anak Balita.
(Febi/Dok. Pixabay & Montessori Album)
1 comment
Bumin, cocoknya mengelkan ini mulai anak usia brpa bulan ya? Supaya tidak terlalu dini