Kegiatan menuang biji-bijian atau makaroni menggunakan dua wadah yang identik merupakan salah satu kegiatan Montessori pada area keterampilan hidup. Ternyata kegiatan sederhana yang juga disebut dry pouring ini punya manfaat besar bagi perkembangan si kecil. Anak usia 2,5 tahun sudah bisa mencoba kegiatan tersebut dengan sejumlah catatan. Bahkan Caleb Kusumo, anak Pendiri Indonesia Montessori.Com Elvina Lim Kusumo, sudah menyukainya sejak berusia 22 bulan, lho.
Beda usia, beda perlengkapan bermain
Anak yang lebih besar seperti empat tahun ke atas bisa menuangkan biji-bijian seperti kacang hijau atau beras dengan gelas. Sementara anak yang lebih kecil sebaiknya menggunakan wadah berbahan alami nongelas seperti cangkir berbahan kaleng atau kayu.
Anak di bawah empat tahun juga disarankan menuangkan benda yang lebih besar seperti makaroni atau kacang merah guna mengurangi risiko frustrasi. Ini mengingat kacang hijau dan beras sulit dibersihkan bila tumpah.
Cara bermain
Kegiatan menuang biji-bijian atau makaroni bisa dilakukan di meja yang sejajar dengan si kecil atau di lantai dengan alas kerja. Tinggal sesuaikan saja dengan keinginan dan kenyamanan si kecil. Selama mendampingi, orang tua bisa duduk di samping sisi dominan anak, misal sebelah kanannya.
Sebelum memberikan kegiatan ini kepada buah hati, tunjukkan dulu cara bekerjanya. Berikut tipsnya berdasarkan buku Montessori di Rumah: 55 Kegiatan Keterampilan Hidup yang ditulis Elvina Lim Kusumo.
- Posisikan gelas yang kosong di depan tangan yang tidak dominan. Jadi, bila si kecil dominan menggunakan tangan kanan, posisikan gelas yang berisi kacang hijau di depan tangan kanannya.
- Setelah menuangkan kacang hijau menggunakan tangan yang dominan, ia dapat kembali menuangkan ke gelas semula dengan tangan tak dominan.
- Apabila ada kacang hijau yang tumpah, segera ambil dengan otot pincer grasp (jari-jari untuk menjumput) dan kembailkan ke gelas semula.
- Pola ini berlanjut seterusnya sampai si kecil bosan.☺
Tujuan kegiatan menuang biji-bijian
Tujuan langsung kegiatan ini adalah menuang kacang hijau dari satu gelas ke gelas lainnya. Tantangan utamanya, yakni tidak ada kacang hijau yang tumpah.
Indra pendengaran anak akan menjadi peka dengan mendengarkan bunyi kacang hijau terjatuh dari satu gelas ke gelas lainnya. Begitu juga indera penglihatan dan vestibularnya karena merasakan peralihan berat gelas dari penuh dengan kacang hijau menjadi kosong.
Tak terkecuali, pengetahuan kosakata baru seperti “menuang”, “gelas”, “kacang hijau”, “kosong”, dan “penuh”.
Terapkan aturan main
Pada anak di bawah empat tahun, kegiatan menuang biji-bijian atau makaroni cenderung terlihat berantakan, bahkan tidak sesuai alurnya. Namun, Ibu tidak perlu frustrasi. Biarkan si kecil bereksplorasi karena itu tujuan utamanya. Sesekali Anda bisa mempresentasikan kembali rangkaian kegiatan yang semestinya. Dalam kegiatan ini, terapkan juga sejumlah peraturan kepada si kecil:
- wajib mengembalikan material kegiatan ke tempatnya
- dilarang merusak material kegiatan, dan
- dilarang menyakiti orang lain dengan material kegiatan.
Manfaat kegiatan menuang biji-bijian
Menurut Diploma Montessori Jenny Amar dari Sunshine Teacher’s Training, kegiatan menuang biji-bijian atau makaroni dapat mengasah motorik halus anak dan kemampuannya menakar maupun membagi-bagikan kuantitas. Kegiatan ini juga menjadi sarana yang aman bagi anak untuk membuat kesalahan. Ini karena proses belajar terbaik bagi manusia adalah dengan membuat kesalahan, bukan?
Kegiatan dry pouring juga mempersiapkan diri anak dalam menulis nantinya karena kegiatan ini dapat melatih otot jari-jari tangan (pincer grasp) dan kordinasi mata-tangan juga membiasakan anak bekerja dari arah kiri ke kanan.
Sementara menurut Elvina lewat bukunya, kegiatan ini sangat baik untuk anak usia dini karena dapat meningkatkan kemampuan si kecil berkonsentrasi dan merasakan langsung konsep-konsep matematika.
Wah, kegiatan kecil seperti menuang biji-bijian atau makaroni ternyata punya manfaat besar ya, Bu!
(Febi/Dok. Pinterest & My Little Keepers)