Anak saya yang pertama (28 bulan) masih belum kooperatif saat berkunjung ke dokter gigi. Bisa jadi akibat kesalahan saya, lantaran baru membawanya ke sana saat giginya sudah berlubang dan harus ditambal dengan bius lokal. Padahal idealnya, kunjungan perdana ke dokter gigi haruslah dalam suasana yang menyenangkan. Hal itu disampaikan oleh drg. Deta Putri, SpKGA melalui akun Instagram @kidzdentalortho.
“Jadi, jangan menunggu sampai ada keluhan untuk ke dokter gigi,” jelas dokter yang akrab disapa Putri itu.
Sediakan informasi sebanyak mungkin
Sebelum melakukan kunjungan pertama ke dokter gigi, Ibu bisa mengenalkan dulu profesi dokter gigi beserta hal-hal yang dikerjakannya kepada anak. Kamu bisa membelikan buku bergambar tentang kunjungan ke dokter gigi dan sering-seringlah menceritakannya pada si kecil. Terlebih bila cerita tersebut melibatkan tokoh kesukaannya, ia pasti akan lebih antusias.
Judul-judul buku yang mengisahkan pengalaman menyenangkan ke dokter gigi, di antaranya
- Barney Pergi ke Dokter Gigi (Tiga Serangkai)
- Gabi Pergi ke Dokter Gigi (Penerbit BIP)
- Benji Sakit Gigi (Gramedia Pustaka Utama)
Tak hanya buku, lho. Jika si kecil lebih tertarik menonton, Ibu bisa menyuguhkan beberapa tayangan YouTube terkait. Cukup ketikkan kata kunci “going to dentist for kids” di bagian pencarian, kamu bakal menemukan ragam video yang menggambarkan betapa serunya berkunjung ke dokter gigi. Ada LBB Junior, Peppa Pig, sampai Sesame Street!
Harapannya lewat berbagai media tersebut, anak dapat mengetahui proses yang akan ia lalui saat menemui dokter gigi.
Menjelang tidur atau saat bersantai, Ibu juga bisa bercerita tentang ulah si kuman yang dapat membuat gigi anak rusak dan sakit jika tak rajin menggosok gigi. Tak lupa, singgung soal besarnya jasa dokter gigi yang dapat membantu menutup sarang kuman di mulut lewat proses penambalan.
Tahap pengenalan ini tentu harus sudah dilakukan jauh-jauh hari. Si kecil juga harus mendapatkan cukup informasi tentang prosedur yang akan berlangsung dalam ruang konsultasi.
Bermain ke klinik gigi
Sebelum benar-benar berkonsultasi dengan dokter gigi, ajak si kecil bermain ke klinik gigi terdekat. Yap, bermain saja. Menurut drg. Annisa Rizki Amalia, Sp.KGA, hal itu bertujuan agar anak beradaptasi. Dengan begitu, ia tak merasa asing saat tiba waktunya untuk kontrol ke dokter gigi.
“Usahakan kliniknya dekat rumah, mengingat macetnya Jakarta, anak keburu capek dan bad mood saat sampai ke dokter gigi,” jelas drg. Annisa saat berbagi saran dalam diskusi di Milis Sehat.
Ibu juga bisa mempertimbangkan pergi ke klinik gigi khusus anak. Seperti hal yang dilakukan oleh Hani Ashari.
“Kalau dulu, anak saya bawa ke klinik gigi terapan Universitas Indonesia di Salemba. Kan satu ruangan anak-anak semua yang ditangani. Jadi, minimal anak enggak merasa sendiri dan dirayu-rayunya lebih mudah,” jelas Hani di forum yang sama.
Persiapkan waktu konsultasi dengan baik
Sebelum berangkat, sampaikan pada anak secara jujur bahwa kalian akan ke dokter gigi. Jangan lupa, komunikasikan pula prosedur perawatan gigi yang akan ia jalani.
“Misal, (dengan berkata) kita mau kasih lihat dokternya kamu sikat giginya sudah rajin. Jangan bohong juga ke anak. Bilang mau ke mal, tahunya dibawa ke dokter,” jelas drg. Annisa.
Tak kalah penting, orang tua harus santai karena menurut drg. Annisa, kecemasan ibu dapat mempengaruhi tingkat kekhawatiran anak.
Sementara di tempat terpisah, drg. Putri mengingatkan pentingnya untuk datang lebih awal saat kontrol ke dokter gigi.
“Datang 30 menit lebih awal dari waktu janjian supaya anak lebih mempersiapkan dirinya sebelum masuk ke ruang perawatan,” terang drg. Putri lewat akun Instagram @kidzdentalortho.
Oh ya, jika memungkinkan, Ibu juga bisa mengagendakan kunjungan ke dokter gigi dengan anak saudara atau teman yang lebih besar dan berani. Dengan begitu, jiwa berkompetisi si kecil dapat dibangkitkan. Hehehe…
Semoga rangkaian tips ini bisa membuatmu sukses mengajak anak ke dokter gigi, ya!
(Febi/Dok. Pixabay)