Kehadiran baby class atau kelas bermain dan belajar untuk bayi memang sedang menjamur. Ada berbagai penyelenggara yang menawarkan program-program menarik untuk mendukung tumbung kembang bayi dan balita. Kebanyakan kelas diadakan untuk bayi usia enam bulan, tapi ada juga yang tersedia bagi umur tiga bulan. Sebenarnya kapan sih waktu yang tepat untuk ikut di ‘sekolah’ bayi?
Kapan bayi siap belajar?
Psikolog sekaligus konsultan pendidikan anak, Friska Asta, M.Psi.T menjelaskan, tidak ada patokan waktu untuk bayi yang ingin mengikuti kelas stimulasi. Apalagi anak akan mendapat rangsangan belajar sesuai dengan tahap usia mereka.
Kondisi ini berbeda dengan playgroup atau TK, yang baru dapat diikuti anak setelah usia tiga tahun. Yaitu ketika anak sudah belajar sosialisasi dengan orang lain dan teman seusianya.
“Baby class enggak ada ukuran waktu yang tepat (buat memulai) karena bentuknya stimulus. Seperti merangkak, ambil bola. Jadi yang penting anak mau. Kalau dia mau mengikuti aktivitas berarti dia siap terima stimulus dari luar rumah,” kata Friska dalam acara Funletics Talk di Jag’s Futsal, Jagakarsa, pada 11 Maret 2018.
Sebenarnya proses belajar seorang bayi dimulai sejak dia lahir. Bentuk pelajarannya berupa stimulus atau rangsangan seperti sentuhan dan suara dari lingkungan terdekatnya. Dengan begitu, bayi bisa mengenali orang dekat dan lingkungan sekitar sehingga tumbuh-kembangnya dapat berjalan optimal.
Sementara untuk menerima stimulus dari luar, seperti di kelas bayi, anak-anak akan menunjukkan tanda kesiapan dirinya sendiri. Orangtua bisa melihat hal ini pada hari pertama si kecil mengikuti kelas. Tapi Ayah dan Ibu harus memperhatikan kondisi anak ya. Karena belum tentu seorang anak langsung mau aktif saat pertama kali ikut di kelas.
Hal ini ditegaskan pemerhati tumbuh-kembang anak, profesor Roni Leiderman dari Nova Southeastern University. “Orangtua harus sensitif terhadap kode yang ditunjukkan anak. Misalnya dia terlihat kesal di kelas. Mungkin dia tidak nyaman dengan aktivitasnya atau jadwal kegiatannya terlalu padat. Kalau bayi benar-benar tidak tertarik, bisa saja karena stimulasi yang diberikan tidak sesuai dengan level tumbuh kembangnya,” kata Leiderman seperti dikutip dari situs Parenting.
Pilih waktu yang tepat
Kelas stimulasi bayi dan balita biasanya diadakan dalam beberapa kategori usia, misalnya 6-12 bulan, 12-18 bulan dan 18-24 bulan. Ibu dan Ayah bisa menyesuaikan pilihan kelas sesuai kategori tersebut.
Selain memilih usia yang tepat untuk memulai kelas, perhatikan juga durasi dan jam pelaksanaan baby class. Cari kelas yang durasi belajarnya tidak terlalu lama. Biasanya bayi bisa fokus dalam waktu 1-1,5 jam. Lebih dari itu, bayi cenderung jadi bosan dan mengalihkan perhatian ke hal lain.
Kemudian pilih kelas yang pelaksanaannya di luar jam tidur atau makan bayi. Dengan begitu, bayi bisa mengikuti dengan nyaman karena diadakan di luar waktu kebutuhan pribadi mereka.
Keputusan untuk mengikutkan bayi di kelas stimulasi, tentu tergantung keputusan orangtua. Jika Ayah dan Ibu ingin si kecil menerima stimulus dari luar, biarkan mereka menikmatinya tanpa paksaan. Kelas seperti ini hanya diadakan sesekali dan berfungsi menjembatani kebutuhan orangtua dan bayi. Sementara stimulus terbaik bisa datang setiap saat lewat Ayah dan Ibu sendiri.
(Dyah/ Pixabay)