“Kalau anak demam, kompres dingin atau hangat, ya?”
Ketika anak sakit, kebanyakan ibu pasti pernah memiliki pertanyaan yang membingungkan seperti di atas. Pada saat itulah, terkadang berbagai saran ditujukan pada kita, namun belum tentu semua teruji kebenarannya secara ilmiah alias berupa mitos belaka.
Kali ini Parentalk akan mengulas mitos VS fakta demam berdasarkan penjelasan Dokter Spesialis Anak Herlina dan situs Grup Sehat yang dikelola Yayasan Orang Tua Peduli (YOP).
Mitos
Suhu tubuh yang panas membutuhkan kompres air dingin atau alkohol untuk menurunkan demamnya.
Fakta
Suhu dingin justru membuat pembuluh darah menyempit dan suhu panas tertahan dalam tubuh. Selain itu, tubuh kita memiliki hipotalamus anterior di otak yang bertugas mengatur suhu tubuh stabil, yaitu kurang lebih 37 derajat Celsius. Jika suhu tubuh diturunkan lewat obat penurun demam, upaya ‘mendinginkan’ badan anak dengan melepaskan pakaiannya, memandikan atau membasuhnya dengan air dingin, atau mengompresnya dengan alkohol dapat menyebabkan si kecil menggigil dan tak nyaman.
Terlebih, alkohol dapat pula diserap melalui kulit dan masuk ke dalam peredaran darah. Penggunaan alkohol juga berisiko toksisitas karena membuat alkohol terhirup oleh anak. Akibatnya, ia menjadi lemas dan dampak terparah adalah hipoglikemia atau gula darah turun drastis dalam waktu singkat.
Demam adalah kawan
Menurut situs Grup Sehat, beberapa bukti penelitian menunjukkan fungsi pertahanan tubuh manusia bekerja baik pada temperatur demam dibandingkan suhu normal. Demam ‘mengundang’ lebih banyak leukosit dan meningkatkan aktivitasnya dalam menghambat pertubumbuhan mikroorganisme.
Dengan begitu, upaya menangani demamnya bukanlah prioritas utama. Gejala demam justru dijadikan acuan untuk mengidentifikasi infeksi. Usaha meredakan demam lebih ditujukan untuk mengatasi ketidaknyamanan anak jika memang signifikan.
Cara mengurangi ketidaknyamanan saat demam
Bila anak rewel saat demam, Ayah atau Ibu dapat mengompres air hangat di bagian lipatan-lipatan tubuh anak yang proses penguapannya agak sulit. Misal, ketiak, lipatan lutut, dan lipatan siku. Dengan begitu, pembuluh darah akan melebar dan panas tubuh lebih mudah menguap. Alasan ini juga yang menjadi landasan bahwa sebaiknya anak mengenakan pakaian tipis saat demam dan suhu tubuhnya belum ditekan lewat obat penurun panas.
Kalau sudah mengetahui ragam fakta tentang demam, rasanya kurang lengkap kalau Ayah dan Ibu belum mengenali Mitos VS Fakta Kejang Demam. Ikuti penjelasan selanjutnya, ya!
Referensi:
- Artikel “Demam” pada Grup Sehat
- Artikel “Bahaya Kompres Anak dengan Air Dingin dan Alkohol Saat Demam” pada Liputan 6
(Febi/ Dok. Pixabay)