Kadang, kalau ditelaah lebih dalam, memang percaya diri mempunyai batas yang abu-abu dengan sombong. Tapi, tetap punya perbedaan yang signifikan. Mungkin, jika percaya dirinya berlebihan, ini yang akan membuat diri terlihat sombong.
Kepercayaan diri adalah salah satu rasa yang diperlukan oleh banyak kalangan masyarakat, terutama untuk anak-anak. Biasanya, anak kerap malu untuk tampil di depan umum. Baik misalnya saat lomba, atau minimal saat maju ke depan kelas untuk presentasi.
Mungkin, hal ini terjadi karena anak tidak nyaman untuk menjadi pusat perhatian atau ada ketidaknyamanan lainnya. Kita sebagai orang tua, mesti cari tahu hal-hal yang tidak nyaman ini. Kita sama-sama mengetahui kalau kepercayaan diri itu penting, apalagi untuk karir dan hal-hal terkait lainnya.
Sehingga, dengan kita mengetahui hal-hal yang membuat anak tidak nyaman tampil di depan umum – kita bisa membantunya untuk melewati hal-hal tersebut.
Pada dasarnya, kepercayaan diri bisa berasal dari keterbukaan. Keterbukaan anak untuk bercerita dengan orang tuanya, kejujuran dalam bercerita, dan kebenaran dari cerita tersebut yang bisa dibuktikan – ini jadi bekal untuk memupuk kepercayaan dirinya semakin kuat.
Duh, udah spill sedikit tentang bahasan kali ini ya – bahkan, sampai lupa sapa Parents semua di sini. Hai hai Parents, apa kabar hari ini? Semoga selalu dalam keadaan sehat dan segala urusan diperlancar ya.
Jadi Parents, di bahasan kali ini, kita akan mengulas beberapa cara untuk bantu anak meningkatkan rasa percaya dirinya.
Seperti yang sudah disampaikan di prolog singkat di atas, bahwa kepercayaan diri adalah salah satu elemen penting yang mesti ada di setiap individu. Tapi, pada kenyataannya – kita kerap melihat anak seperti malu-malu, atau bahkan memang tidak berani tampil.
Lalu, Apa yang Bisa Kita Lakukan?
Pertama, Contohkan
Mencontohkan adalah salah satu cara yang paling mendasar dan yang paling penting untuk Parents lakukan.
Misalnya, dalam momen besar seperti ulang tahun, atau merayakan hal-hal terkait lainnya, Parents bisa bicara kepada keluarga tentang perayaan tersebut. Dari hal seperti ini, anak setidaknya mengetahui kalau kepercayaan diri itu berguna dan bermanfaat.
Dari hal seperti ini juga – anak kita bisa mengetahui bagaimana cara bicara dengan percaya diri. Mungkin, setelah itu, Parents bisa ajarkan ke anak tentang tips dan trik lainnya.
Terbuka dan Jujur
Percaya atau tidak nih Parents – kalau rasa percaya diri kerap muncul dari kebiasaan terbuka dan jujur dengan apa yang disampaikan.
Misalnya, dari awal Parents sudah membiasakan anak untuk bercerita pada kita, tentang apapun dan cerita tersebut jujur apa adanya. Walaupun kadang kejujuran juga membawa rasa atau emosi sedih dan sebagainya – tetapi setidaknya anak sudah jujur, walau salah – tetapi ia akan belajar bagaimana memperbaikinya.
Setidaknya ya Parents, kita sudah memberitahu anak kita untuk tidak menyembunyikan emosi mereka. Tidak apa emosi yang meledak sekalipun, tetapi keluar dengan baik dan bikin lega. Hal ini bisa memupuk rasa percaya diri sedikit-demi sedikit.
Gagal, Tidak Apa-Apa!
Salah satu mengapa anak kerap terlihat malu atau bahkan tidak berani sama sekali untuk tampil adalah mereka tahu bagaimana rasanya gagal. Kita mungkin masih relate sekali dengan istilah gagal atau sukses ya Parents – tapi untuk anak, rasanya kita tidak ingin mereka gagal.
Tapi ternyata, gagal itu perlu. Gagal itu perlu dinikmati dan kita perlu bantu anak untuk dukung mereka melewati kegagalan tersebut. Walau tidak semata-mata mengambil alih kegagalan tersebut, tapi kita bantu anak untuk bisa mempunyai cara tersendiri melewati kegagalannya.
Bicara Positif Untuk Diri Sendiri
Asal tidak berlebihan, ini tidak masalah Parents. Memang, kalau berlebihan, akhirnya akan masuk ke fase toxic positivity – di mana anak, bisa jadi tidak lagi jujur dengan apa yang mereka rasakan.
Jika kita percaya kalau perkataan adalah doa, maka bicara positif untuk diri sendiri juga termasuk ke hal tersebut. Tapi, kita perlu beritahu atau pandu anak untuk tahu di momen seperti apa yang tepat untuk bicara positif kepada diri sendiri.
Nah, seperti itu Parents – mungkin masih banyak hal-hal lain yang bisa kita lakukan, tetapi beberapa hal di atas adalah fundamentalnya. Satu hal yang jelas, kita perlu peka terhadap perkembangan anak, dan mencontohkan kebaikan pada mereka.