Sadar atau tidak, terkadang kita terjebak di antara kesibukan rutinitas, sehingga kerap tidak mendengarkan anak saat bicara.
Halo Parents! Apa kabar hari ini? Semoga semua sehat-sehat saja, ya!
Prolog di atas adalah salah satu ironi yang terkadang terjadi seperti itu adanya. Bahkan, tempat kejadian tidak hanya di rumah, tapi kadang di tempat umum. Seperti mall, taman bermain terbuka, atau tempat wisata.
Tidak satu atau dua kali saja kita terkadang melihat orang tua yang sedang sibuk dengan gadget atau smartphone-nya dan si anak akhirnya menyibukan diri sendiri lantaran merasa tidak diperhatikan oleh orang tuanya.
Well, jangan sampai seperti ini ya, Parents. Walau kita kerap dilanda kesibukan, tetapi memerhatikan anak saat mereka berbicara adalah salah satu fundamental. Artinya, hal ini begitu penting dan begitu mendasar.
Jika direfleksikan ke diri kita sendiri – siapa sih yang tidak kesal atau runyam ketika berbicara dan tidak didengarkan?
Mungkin anak juga merasakan hal yang sama, Parents. Tetapi, perbedaannya adalah mereka mungkin punya rasa segan yang akhirnya menjadi rasa acuh tak acuh. Wah, kalau sudah sampai di tahap seperti ini, ini sudah peringatan keras untuk kita, lho.
Mendengarkan anak saat berbicara bukan hanya soal attitude yang kita sekedar contohkan saja. Memerhatikan anak bahkan sudah diatur dalam undang-undang negara kita. Seperti, UUD No. 23 tahun 2002, menegaskan bahwa perlindungan anak adalah menjamin segala kegiatan dan melindungi anak serta hak-haknya untuk dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi.
Dengan salah satu dasar seperti itu, ini artinya kita memang tidak bisa melewatkan perhatian ke anak ya, Parents. Perlu kita ketahui bersama nih, kalau sebenarnya anak-anak yang kita anggap cerewet karena berbicara terus, pada dasarnya sedang belajar mengungkapkan pendapatnya.
Nah, di bagian ini, mesti kita dengarkan ya. Respon kita sebagai orang tua pun memengaruhi semua hal ini. Ironinya, terkadang salah satu dari kita somehow masih suka memberi respon “kamu masih kecil, belum tahu apa-apa ya”.
Respon seperti ini tidak dianjurkan dan tidak disarankan ya, Parents. Hal ini dikarenakan oleh respon balik si anak yang bisa merasa dikecilkan yang berujung bisa membawa mereka ke rendah diri, kepercayaan diri turun, dan problematis lainnya.
Hal-hal seperti itu mempunyai risiko yang besar saat anak nanti besar. Nah, melihat hal tersebut bisa berpengaruh jangka panjang, maka kita sebagai orang tua – saat anak masih kecil, memerhatikan penuh apa yang mereka lakukan atau bicarakan, adalah hal yang begitu penting.
Jadi, seperti itu ya Parents. Kita memang mempunyai kesibukan atau rutinitas yang padat. Tapi, sebagaimana mungkin bisa diatur agar perhatian kita tetap bisa diberikan sesuai dengan porsinya ke anak. Sehingga, anak pun akan merasa diperhatikan dan disayang oleh orang tuanya.