Parents, sedih banget melihat si Kecil yang masih bayi jatuh sakit. Rasanya pengin gantiin aja gitu ya, kita yang sakit. Huhu.. Penanganan bayi sakit bisa kita hadapi dengan tenang tanpa panik, asalkan kita tahu apa saja tindakan tepat yang dilakukan.
Biasanya Parents akan merasa panik ketika bayi sakit karena bingung harus berbuat apa. Melansir buku Kesehatan Ibu dan Anak yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan Indonesia, setiap sakit yang dialami bayi dengan rentang usia 0-11 bulan memerlukan penanganan yang berbeda. Berikut penjelasan lengkapnya, ya!
Demam
Memberikan cukup cairan
Bagi bayi di bawah usia 6 bulan, sebaiknya lebih sering diberikan ASI atau susu. Untuk bayi yang di atas usia 6 bulan bisa lebih sering diberikan ASI atau susu dan air putih. Menjaga cairan tubuh saat demam sangat penting, sebab selama demam air tubuh menguap atau keluar melalui keringat.
Jangan diselimuti atau diberi baju tebal
Mengenakan baju atau selimut yang tebal akan memerangkap udara panas dalam tubuh, malahan akan membuat demam gak kunjung turun. Saat demam tubuh akan mengeluarkan keringat dan panas, selimut dan pakaian tebal akan mengganggu mekanisme ini.
Hindari mengompres dengan air dingin
Mengompres air dingin berisiko menurunkan suhu tubuh secara tiba-tiba. Hal ini dapat memicu badan jadi menggigil. Lagi pula, cara ini kurang efektif dalam tata laksana demam selain kurang nyaman, penanganan ini merangsang produksi panas dan menghalangi pengeluaran panas tubuh.
Memberikan obat penurun panas sesuai dosis
Pemberian obat penurun panas atau paracetamol bekerja menghambat bahan kimia yang memberi sinyal rasa sakit ke otak. Pemberian parasetamol untuk bayi tentu disesuaikan dosisnya sesuai dengan berat badan dan kondisi anak. Penting sekali diperhatikan agar anak terhindar dari efek samping seperti diare, muntah, hingga kram perut.
Bila anak mengalami demam disertai kejang, panas gak turun selama dua hari setelah diberi obat, lalu demam disertai bintik merah, pendarahan dari hidung dan BAB berwarna hitam segera dibawa ke fasilitas pelayanan kesehatan.
Batuk
Berikan ASI atau air hangat lebih banyak
Memperbanyak minum akan membuat tenggorokan si Kecil lebih nyaman dan mengurangi rasa nyeri akibat batuk. Maka disarankan memperbanyak memberi ASI saat anak sedang batuk.
Jauhkan dari kualitas udara buruk
Hindari anak dari asap rokok, asap dapur, asap sampah, polusi kendaraan bermotor dan debu. Bagi anak yang sudah berusia 12 bulan, kita bisa membuatkan kecap manis atau madu dicampur air jeruk nipis sebagai pelega tenggorokan. Kondisi anak yang mengalami batuk lebih dari dua hari, sesak napas, atau demam segera konsultasikan ke dokter.
Diare / Mencret
Berikan ASI sesering mungkin
Pada kasus diare, air putih berfungsi untuk mengembalikan cairan tubuh. Minum banyak ASI dan minum air putih bagi bayi berusia enam bulan ke atas untuk membantu mencegah dehidrasi serta mengeluarkan racun dalam tubuh.
Boleh memberikan oralit dan zinc
Berikan segera 1/2 -1 gelas cairan oralit setiap anak buang air besar, jika tidak
ada oralit, berikan air matang, kuah sayur bening, dan air tajin.Pemberian zinc setiap hari selama 10 hari berturut-turut:
- Anak usia <6 bulan 1 kali 1/2
tablet.
- Anak usia 6 bulan – 5 tahun 1
kali 1 tablet.
Untuk bayi usia 6 bulan diberi MPAS| atau makan seperti biasa.
Berikan makanan seperti biasa dan hindari makanan tinggi serat yang perlu dihindari ketika diare, yaitu gandum utuh, kembang kol dan brokoli. Jangan beri obat apapun kecuali dari petugas kesehatan.
Segera bawa anak ke fasilitas kesehatan untuk mendapatkan perawatan yang tepat, jika ditemukan timbul demam, darah dalam tinja, diare makin parah, muntah terus menerus, anak terlihat sangat haus, tidak mau makan dan minum, serta diare berulang-ulang.
So, Parents, sudah gak panik dan clueless lagi ya ketika anak mengalami demam, batuk, dan diare. Jangan lupa selalu pastikan si Kecil selalu mengonsumsi makanan bergizi seimbang agar tubuh selalu sehat dan kuat.