Parents, kegiatan menonton sering kali dianggap suatu hal yang negatif bagi anak. Dari tontonan, anak bisa ketergantungan gadget sampai berperilaku negatif. Di satu sisi, rasanya nggak mungkin juga kalau anak sama sekali nggak pernah nonton.
Bumin Nucha pun merasakan kegalauan ini. Bumin pernah sampai kaget sendiri pas tahu si Kecil bisa ngomong sesuatu yang nggak pernah diajarkan di rumah. Usut punya usut, ternyata dia mendapat hal itu dari tontonan. Apalagi, anak-anak lebih suka nonton lewat gadget yang gampang buat dibawa dan diakses.
Psikolog anak Pritta Tyas, M.Psi. menjelaskan hasil penelitian bahwa penggunaan gadget lebih dari 2 jam sehari, dengan durasi antara 30 sampai 75 menit setiap pemakaian, dapat menyebabkan adiksi. Parahnya, kalau udah mencapai 2 jam lebih sehari dapat berisiko meningkatkan depresi.
“Kita nggak bisa musuhan sama gadget, apalagi anak-anak generasi alfa. Mereka tetap dapat benefit kok dari perkembangan digital yaitu perkembangan kognitif, pembelajaran sosial emosional, dan berpikir kritis,” jelas Pritta saat webinar ‘Menjadi Orang Tua Melek Digital’ bersama Netflix pada Jumat (1/7).
Memang kegiatan anak yang lebih nyata tetap diperlukan seperti merobek dan menempel kertas, bermain dengan teman, berbicara dengan orang dewasa. Namun ternyata, teknologi pun bisa menyumbang itu semua.
Pritta Tyas menambahkan bahwa anak bisa belajar suara phoenix dan menyebutkan huruf dari menonton video. Lewat tontonan, anak juga bisa belajar sosial emosional, misalnya belajar dari karakter film yang suka menolong hewan atau membantu orang tua. Tontonan tentang sains, tata surya, bahkan fiksi pun membantu anak jadi berpikir kritis, lho.
Pastinya itu semua bisa kita dapatkan dan manfaatkan sambil tetap menerapkan aturan. Antara lain dengan memberikan batasan waktu menonton dan memilih tontonan yang tepat sesuai usia anak. Di balik itu, Bumin akui juga, kadang ada rasa takut kalau si Kecil malah menonton film yang nggak sesuai usianya, atau muncul video rekomendasi yang nggak seharusnya. Terus malah ketemu konten yang sebenarnya nggak boleh ditonton anak. Duhh..
Kabar baiknya, ada Netflix yang terus berusaha merancang dan mengembangkan fitur untuk mendukung orang tua agar bisa menerapkan digital parenting, antara lain melalui fitur Parental Controls.
“Netflix ingin selalu memastikan bahwa konten yang ada dapat dinikmati oleh semua anggota keluarga, termasuk anak-anak. Terlebih kami pun menyadari bahwa setiap keluarga memiliki cara dan preferensi yang berbeda dalam menentukan pilihan tontonan, dan juga dalam menentukan kontrol yang dibutuhkan,” ucap Ruben Hattari, Director of Public Policy, Netflix Southeast Asia dalam acara yang sama.
Selain pembatasan waktu penggunaan gawai, saat menggunakan Netflix orang tua dapat memaksimalkan fitur Parental Controls yang bisa membantu memilah serta membatasi tontonan anak agar lebih sesuai dengan usia mereka. Penerapan ‘Profil Anak’ untuk membantu mencegah paparan konten dewasa, pembatasan judul film/serial yang bisa ditonton oleh anak, memonitor riwayat penayangan, hingga mematikan fitur autoplay, dan preview juga dapat menghindarkan anak dari paparan konten dewasa yang memengaruhi tumbuh kembang mereka.
Gimana, Parents? Sudah merasa aman ya sekarang membiarkan si Kecil menonton untuk membantu tumbuh kembangnya. Jangan sampai lupa, waktu menonton harus dibatasi agar nggak menimbulkan dampak buruk pada anak.
Enjoy, Parents!