Parents yang melahirkan dengan operasi caesar, pasti pernah mendengar omongan yang kurang mengenakan mengenai metode melahirkan operasi ini. Masih banyak yang menganggap kalau melahirkan secara caesar itu kurang afdol rasanya. Masa iya begitu, sih?
Dikutip Hello Sehat, melahirkan secara caesar mau nggak mau harus dilakukan atas indikasi Ibu dan bayi, misalnya mengalami komplikasi kehamilan. Jika dipaksakan untuk persalinan normal atau yang disebut juga pervaginam, dikhawatirkan bisa membahayakan keselamatan dan kesehatan Ibu dan bayi.
Memang ada juga sih, Ibu yang memilih untuk melahirkan dengan operasi caesar meski sebenarnya bisa melahirkan pervaginam. Namun, tetap saja harus dengan konsultasi dokter terlebih dahulu, ya.
Melahirkan dengan operasi caesar menjadi pilihan terbaik bagi sebagian Ibu terkait kondisi kehamilan dan bayi. Bagi Parents yang melahirkan caesar, jangan mudah runtuh karena omongan yang sebenarnya mitos, nggak semuanya itu benar. Berikut ini mitos yang sering didengar mengenai operasi caesar.
Nggak menjadi ibu yang sempurna
Banyak orang menganggap bahwa melahirkan caesar membuat kita nggak menjadi Ibu yang seutuhnya. Ini sangat tidak tepat ya, Parents. Melahirkan normal atau caesar hanya metodenya saja yang berbeda, setiap Ibu pasti berjuang dalam proses melahirkan Si Kecil.
Sebaiknya Parents nggak memikirkan stigma tersebut, ya. Persalinan apapun yang ditempuh, tujuan terpentingnya adalah Ibu dan bayi tetap sehat dan selamat.
Lahiran caesar lebih mudah dibanding melahirkan normal
Sering kali lahiran caesar dianggap gampang dan nggak sesakit lahiran normal. Kenyataannya, nggak ada yang lebih mudah dari keduanya. Proses operasi caesar dilakukan operasi besar pada perut yang akan membuat masa pemulihan lebih panjang.
Selain itu, ada risiko-risiko yang harus ditanggung pasien, meskipun operasi ini paling banyak dan rutin dilakukan oleh dokter kandungan. Setiap Ibu berjuang dalam proses persalinan dan nggak sedikit yang harus bertaruh nyawa.
Nggak bisa melahirkan normal di kehamilan selanjutnya
dr. Rinto Riantori Sp.OG menjelaskan, melahirkan caesar satu kali itu bisa melahirkan normal yang disebut VBAC (Vaginal Birth After Caesarean). Namun itu semua ada syaratnya seperti berat janin nggak hampir 4 kilogram, ketebalan dinding rahim nggak di bawah 2mm.
Jadi Ibu memiliki peluang untuk melahirkan normal setelah operasi caesar. Ibu akan menjalani percobaan atau persalinan setelah caesar yang disebut TOLAC (Trial or Labour After Caesarean).
Nantinya ditentukan, apakah Ibu aman untuk melahirkan pervaginam. Menurut America Congress of Obstetricians and Gynecologists, sekitar 60 sampai 80 persen perempuan yang menjalani TOLAC berhasil melahirkan pervaginam.
ASI lebih sulit keluar setelah operasi caesar
Faktanya semua Ibu dapat mengalami kesulitan untuk mengeluarkan ASI saat pertama kali menyusui bayinya, termasuk bagi yang melahirkan pervaginam. Lagi pula, Inisiasi Menyusui Dini (IMD) bisa dilakukan oleh Ibu di ruang operasi, jadi memang dalam menyusui membutuhkan waktu, usaha, dan proses sampai ASI keluar dengan lancar.
Ibu kurang memiliki ikatan dengan anak
Setelah melahirkan caesar, Ibu dan anak dipisahkan ruang terlebih dahulu sampai kondisi Ibu dan bayi sudah stabil. dr. Rinto menambahkan, bukan berarti Ibu nggak memiliki bonding dengan anak, ikatan Ibu dan anak sudah terbentuk sejak mulainya kehamilan, selama 9 bulan pun sudah bersama.
Saat proses lahiran, Ibu diperbolehkan skin to skin dengan bayi di ruang operasi. Jadi melahirkan caesar sama sekali nggak mengurangi ikatan Ibu dan anak, ya.
Terdapat batasan melahirkan usai menjalani caesar
Banyak yang mengatakan, Ibu yang melahirkan dengan metode caesar maka akan terbatas dalam memiliki anak, misal hanya satu atau dua anak aja. Dari penjelasan dr. Dinda Derdameisya, Sp.OG, memiliki banyak anak setelah operasi caesar bisa-bisa aja. Tentunya itu semua tergantung dari kondisi Ibu.
Parents, itulah mitos yang kerap beredar mengenai operasi caesar. Tetap semangat ya, Ibu! Apapun metode lahirannya yang terpenting Ibu dan bayi sehat dan selamat.