Ramadan 2024 sepertinya menjadi salah satu bulan Ramadan pasca Covid-19 yang paling berwarna. Banyak sekali kejadian yang mewarnai bulan suci untuk umat Islam ini. Mulai dari isu politik sampai perang takjil dengan non-muslim (konteks toleransi).
Halo, Parents! Semoga hari ini semuanya sehat-sehat saja, ya!
Dari prolog singkat di atas, mungkin sebagian besar dari kita merasa kebingungan karena belum mendapatkan petunjuk akan ada pembahasan apa, ya? Kali ini pembahasan kita akan diwarnai oleh data, di mana data-data ini bisa menjadi insight yang menarik buat kita semua.
Data-data atau insight yang akan dibahas kali ini berdasarkan riset atau pemantauan dari Google. Sehingga, angka-angka yang akan dipaparkan di bawah ini seharusnya valid dan legit. Well, memangnya akan membahas apa saja, sih?
Dari laporan thinkwithgoogle – ada tiga kata kunci atau keywords yang menjadi esensi dari data-data yang ada di dalam laporan tersebut. Tiga keywords tersebut adalah recharge, reconnect, dan celebrate.
Masing-masing dari keywords tersebut merepresentasikan kebiasaan atau behavior kita sebagai pengguna Google nih, Parents. Kita langsung selami lebih dalam lagi, ya.
Mulai Dari Recharge
Bulan Ramadan begitu identik dengan kembalinya seseorang di jalan yang seharusnya, dalam konteks spiritual. Banyak orang yang akhirnya kembali seperti mempunyai ‘waktu’ untuk melihat lebih dalam ke dirinya sendiri, sudah seperti apa dirinya.
Mungkin ya Parents – istilah lainnya adalah ‘me time’ – di mana biasanya, kita secara harfiah, menghabiskan waktu untuk diri sendiri. Entah dengan pergi ke coffee shop langganan, pergi ke mal, atau sesederhana berdiam diri di rumah dan menikmati kesendirian.
Salah satu tujuan recharge adalah menyegarkan diri, Parents. Di konteks ini, secara spiritual, banyak orang yang berintropeksi lebih dalam ke dirinya masing-masing, sehingga tidak heran jika sebagian besar dari mereka, menghabiskan waktu dengan sendiri.
Lalu, apa saja bentuk ‘menghabiskan waktu dengan sendirian’? Menurut laporan thinkwithgoogle, setidaknya ada 2.3x lipat masyarakat Indonesia yang mencari konten video di Youtube dengan tema atau topik islami dan gaya hidup muslim.
Angka 2.3x lipat ini dibandingkan dengan data pada tahun 2022 dan 2023 lalu. Poin menarik yang bisa ketahui bersama adalah adik-adik kita yang berada di dalam label Gen Z. Mayoritas Gen Z, sebesar 90% – mereka lebih aktif menonton Youtube Shorts.
Ini artinya, Gen Z, pada waktu Ramadan 2024 ini, lebih memilih untuk mengonsumsi snack-bite content di mana durasi konten cukup singkat. Kemudian, kita tetap bisa mengetahui bahwa konten dengan format video, masih menjadi juaranya.
Nah, Parents yang mempunyai kebutuhan advertising untuk produk UMKM atau industri rumahan, atau apapun bisnis yang sedang dirintis – menggunakan format video dan menayangkannya di Youtube Shorts adalah langkah yang fundamental untuk mendapatkan target audience yang segar seperti Gen Z.
Sekarang, Siap Untuk Reconnect
Intropeksi atau recharging diri sendiri sudah selesai, maka langkah selanjutnya adalah siap lagi untuk kembali terhubung. Parents, bulan Ramadan juga identik dengan kebersamaan. Setelah selesai dengan diri sendiri, biasanya siap lagi untuk kembali bersama orang-orang terkasih.
Menurut thinkwithgoogle – salah satu data yang menarik adalah kata kunci atau keywords seperti ‘nobar’, ‘nonton bareng’, menjadi aktivitas yang begitu populer. Kemudian, laporan dari Youtube menunjukan bahwa sebagian besar masyarakat Indonesia, mengakses platform ini untuk menonton konten kesukaannya pada waktu sahur (+230%), istirahat siang hari (+33%), dan saat berbuka puasa sampai selesai tarawih (+4%).
Dari data di atas, bisa diketahui bersama bahwa puasa di bulan Ramadan membuat sebagian masyarakat Indonesia semakin banyak mempunyai waktu untuk mengonsumsi konten, terutama konten dengan format video. Terlebih pada saat sahur, ternyata cukup banyak yang meluangkan waktu sahurnya dengan sembari menonton video.
Lalu, Selebrasi Bersama!
Nah, bagian ini juga tidak kalah menarik, Parents! Salah satu selebrasi yang dilakukan banyak masyarakat Indonesia pada saat bulan Ramadan dan Lebaran adalah berbagi – atau lebih komprehensifnya lagi adalah membeli lalu berbagi.
Selebrasi ini bukan hal baru ya, Parents – bisa jadi, generasi sebelum kita pun sudah melakukannya. Mungkin, yang membedakan adalah daya beli, di mana hal ini dipengaruhi oleh titik-titik periklanan yang sekarang begitu masif, terlebih karena kemajuan teknologi dan internet.
Sehingga, semakin banyak orang yang terpapar dengan iklan, semakin besar juga kemungkinannya mereka membeli barang atau produk/jasa yang ditawarkan. Hal-hal ini dijelaskan secara angka oleh thinkwithgoogle – seperti 80% dari penonton Youtube membuat keputusan pembelian karena dibantu oleh Youtube Ads.
Kemudian, 89% penonton Youtube juga mengetahui produk/jasa baru dari sebuah brand dikarenakan oleh Youtube Ads. Jadi, bisa kita lihat bersama ya, Parents – bahwa konten dengan format video adalah bentuk rumus yang cukup kuat untuk dijadikan garda terdepan advertising.
Seperti kita yang sudah siap-siap untuk membeli hampers dan membagikannya ke orang-orang terdekat, Parents sudah siap-siap belum, nih?
Nah, jadi seperti itu Parents – data di atas menunjukan bahwa setidaknya, hal-hal di atas adalah aktivitas mayor yang biasa kita lakukan pada Ramadan 2024 ini. Walaupun tentu ada perbedaan pada kenyataannya – tapi setidaknya hal tersebut yang ditangkap oleh Google, di mana hasil tangkapan yang berupa data – bisa banget kita olah lebih dalam lagi untuk dijadikan strategi komunikasi yang tajam.