Vagina kencang disebut-sebut bikin kualitas seks semakin josss. Terasa nikmat dan menggairahkan bagi lelaki maupun perempuan, selain itu bikin kita mudah mencapai orgasme. Hmm… apa benar ya, seks yang nikmat itu harus dengan vagina kencang?
Meski begitu, penting juga nih buat kita untuk mengetahui fakta vagina kencang terkait berhubungan seksual. Beredar juga mitos yang menyebutkan kalau vagina bisa mengendur karena terlalu sering berhubungan intim.
Untuk itu, mari simak obrolan Mammin dengan dr. Ni Komang Yeni Dhana Sari, Sp.Og atau yang akrab disapa dr. Yeni mengenai vagina kencang hingga penyebab vagina kendur dan cara mengatasinya. Satu lagi, ada penjelasan mengenai kepuasan hubungan seksual juga, lho.
Hai dr. Yeni, Mammin penasaran nih, secara konteks seksualitas, apa iya vagina kencang itu bikin bercinta makin nikmat?
Hai Mammin, kalau kita bicara sexuality jawabannya memang betul vagina rapat yang bisa menggenggam penis dengan baik itu memberikan kepuasan. Kalau bicara soal hubungan suami istri kan sudah saling menerima apa adanya.
Jadi somehow, pendapat itu betul bahwa vagina yang kencang, kuat, bisa menggenggam penis dengan baik akan memberikan kenikmatan tersendiri bagi kedua pasangan. Nggak hanya lelaki tapi bagi perempuan juga. Sebab orgasme akan lebih bisa tercapai kalau ada friction atau gesekan yang cukup intens pada vagina yang mengenai penis. Lebih mudah terjadi intensitas orgasme dengan kualitas yang lebih baik .
Kalau vagina longgar dan penisnya agak lebih kecil jadi nggak ada gesekan. Perempuan sulit orgasme. Jadi betul juga kalau bicara hanya aktivitas seksual, cuma kan kalau suami istri ada rasa cinta untuk saling menerima apa adanya.
Apa benar semakin banyak berhubungan seksual bisa membuat vagina mengendur?
Nggak sama sekali. Kekenduran pada mukosa vagina atau kita sebut vagina lexity, jadi vagina itu ada bagian otot di sepertiga depannya, kemudian ada mukosa di sepanjang liang vagina. Nah, mukosa itu isinya ada kolagen, setelah usia 18 tahun nggak memproduksi kolagen lagi. Jadi akan terus berkurang dengan bertambahnya usia jadi mengalami lexity atau kelonggaran.
Apalagi melahirkan berulang kali atau pada kehamilan berulang kali. Kehamilan itu sudah merusak otot bagian dasar panggul karena penekanan yang begitu lama selama 9 bulan. Jadi melahirkan normal atau caesar pada anak pertama di usia 36 minggu itu sudah terjadi kerusakan otot panggul.
Jadi itu mitos bahwa hubungan seksual yang sering menyebabkan kelonggaran dari otot vagina. Kalau ada yang melakukan exercise, otot dasar panggulnya dilatih, kemudian mengkonsumsi nutrisi yang baik. Tentunya mau having sex berapa kali seminggu dia nggak akan mengalami kerusakan atau kelonggaran dinding vagina.
Sebaliknya bagi orang yang belum pernah melahirkan tapi nggak pernah melakukan exercise otot dasar panggul dengan baik, merokok, alkohol, nutrisinya jelek. Ya itu bikin vagina longgar juga.
Jadi apa aja penyebab vagina longgar, Dok?
Proses penuaan yang paling utama, kemudian karena kehamilan, proses melahirkan, orang yang perokok berat dan suka mengkonsumsi alkohol, nutrisi yang nggak baik. Itu membuat jaringan kolagennya sangat amat turun drastis.
Lalu, apa benar anggapan vagina yang kesat itu juga memberikan kenikmatan, Dok? Sebab terjadi keluhan seperti nyeri bila penetrasi saat vagina kesat.
Timing itu juga harus dimengerti oleh suami bahwa perempuan nggak bisa dengan mudah semaunya, di saat kapanpun untuk bisa berhubungan. Itu yang menyebabkan jadi nyeri karena dia nggak siap pada prinsipnya jadi vaginanya kering. Lelaki mungkin enak karena kesat tapi kan jadi susah masuk dan perempuannya kesakitan. Setelah berhubungan jadi lecet, luka, dan berdarah.
Nggak seperti lelaki, kadang hanya melihat aja udah ereksi dan bisa melakukan penetrasi. Perempuan musti siap dulu, jadi ya lelaki musti pinter foreplay. Foreplay itu harus tetap ada, jadi hubungan seksual itu it takes two to tango. Peran dari kedua belah pihak, kan di sini tujuannya sama-sama memberikan kenikmatan, jadi ya harus ada foreplay yang kuat, lubrikasi yang cukup baik baru kemudian dilakukan penetrasi.
Hal apa saja yang menyebabkan vagina nyeri saat berhubungan seks?
Nyeri pada saat berhubungan itu ada dari hal yang paling simpel sampai ada suatu penyakit. Jadi yang paling mudah itu foreplay yang nggak optimal itu paling simpel. Nggak ada masalah apa-apa, tapi perempuan itu memang 80 persen dikuasai oleh hormon, jadi harus dalam keadaan relaksasi nyaman dan intensitas foreplay yang cukup baik, baru kemudian nanti adanya lubrikasi atau terangsang.
Lalu kalau perempuan pasca hamil, menggunakan pil KB, atau menopause, itu juga mengalami penurunan fungsi seksual. Tergantung mood-nya juga, jadi hormon yg fluktuatif tadi di dalam badannya kadang up and down jadi kita perempuan mengalami fase yg seperti roller coaster, nanti naik, nanti turun, melonjak. Itu yg membuat kita terkadang unstable.
Kemudian mungkin yang pasca melahirkan, proses penjahitan atau proses penyembuhan lukanya yang kurang baik. Itu juga banyak terjadi nyeri pada saat berhubungan juga. Nah itu harus dievaluasi, apakah cukup diterapi dengan alat, atau memang harus dibongkar, dijahit ulang.
Terakhir, seperti yang kita tahu. Adanya suatu penyakit vaginismus atau kekakuan otot vagina di bagian sepertiga depan vagina yang dialami oleh beberapa perempuan, karena memang adanya persyarafan yang sangat berlebihan dibandingkan orang-orang yang nggak mengalami vaginismus. Itu sangat nyeri bahkan beberapa perempuan nggak bisa melakukan penetrasi, itu yang kita sebut sebagai vaginismus.
Ohh gitu, jadi penting memastikan kondisi perempuan harus rileks dan siap ketika mau bercinta agar nyaman. Selain itu, untuk menjaga kekencangan vagina, apa aja yang bisa dilakukan?
Pertama, paling penting itu exercise biar otot dilatih agar tetap kuat karena dasar panggul itu seperti keranjang basket gitu ya, kalau lagi hamil seperti mengisi kantong belanjaan sampai penuh, jadi dia doyot ke bawah, kalau itu nggak kuat dia bisa jebol juga. Akhirnya pipis nggak bisa tahan, buang air besar nggak bisa tahan, berhubungan seksual udah nggak bisa menggenggam lagi karena udah nggak bagus otot panggulnya. Kalau kita kencangkan sebelum hamil, saat hamil, setelah melahirkan itu akan bisa terjaga dengan baik.
Lalu yang kedua itu nutrisi atau makanan, banyak serat, banyak kolagen itu juga bisa membantu paling tidak untuk menjaga pertumbuhan kolagen dari dalam misalnya.
Ketiga, hindari merokok alkohol karena itu oksidasinya tinggi jadi merusak sel-sel, nggak sehat jadi cepat lebih tua termasuk sel di daerah mukosa vagina.
Kemudian bila itu sudah dijalani hidup sehat tapi mungkin ada keadaan tertentu yang memaksa dia untuk lebih effort lagi dalam eksternal treatment, misalnya treatment tambahan dari luar kita bisa menggunakan laser vagina, menggunakan radio frekuensi, HIFU, PRP, itu banyak sekali fungsinya.
Ada mesin yang bisa menguatkan otot panggul biar bisa kegel exercise, jadi dia duduk di mesin itu selama 28 menit sudah mendapatkan 13.800 peak sama seperti aktivitas kegel.
Jadi banyak sekali modalitas atau teknologi yang bisa dimanfaatkan saat ini. Jadi nggak perlu khawatir dalam menjaga kekencangan vagina.
Nah, Parents sudah jelas kan mengenai vagina kencang. Sebenarnya secara seksualitas, vagina yang kencang itu membuat nikmat, meski sudah melahirkan dan bertambahnya usia kita bisa tetap merawat kekencangan vagina dengan gaya hidup yang sehat atau melakukan treatment tambahan.