Ibu-ibu zaman now pasti sudah akrab dengan birth club, yaitu grup khusus ibu-ibu dengan anak berusia seragam. Medianya bisa berupa forum di internet maupun grup Whatsapp. Komunitas ini menjadi support system yang memudahkan para ibu baru mencari masukan seputar perawatan dan tumbuh kembang anak. Pokoknya, ibu-ibu selalu seru di birth club!
Bahkan, banyak pula ibu yang merasa lebih akrab dan solid satu sama lain karena keterlibatan mereka dalam birth club. Seperti Putrikanti yang merasa terbantu dengan kehadiran September 2015 Birth Club.
Tak sekadar grup tumbuh kembang anak
“Awalnya cuma ngomongin tumbuh kembang anak, lama-lama bergeser jadi kayak punya satu komunitas yang lebih melibatkan personality. Ini karena kami, ibu-ibu, dipertemukan dengan kondisi yang sama. Kesamaan itu bikin kami lebih mudah untuk membaur,” jelas Putri yang menceritakan pertemanan para ibu di grup Whatsapp birth club si sulung, Visha.
Bahkan, grup birth club tak hanya menjadi ajang untuk bertukar pengalaman seputar tumbuh kembang anak.
“Sekarang sudah mulai membangun networking dan jadi membantu di berbagai aspek. Misalnya, buat ibu-ibu yang punya bisnis, birth club jadi ajang promosi, mencari supplier, atau sekadar minta masukan mengenai apapun itu,” tambah Putri.
Ia dan anggota grup birth club-nya juga rutin mengadakan kegiatan kumpul-kumpul. Mulai dari ketemuan untuk makan siang bareng, arisan, sampai merayakan ulang tahun anak mereka bersama-sama yang disebut birthday bash.
Memudahkan ibu melalui kebingungan pascamelahirkan
Para ibu baru khususnya generasi millennial kini memang sudah dimudahkan oleh teknologi dan internet. Kehadiran grup dan forum seperti birth club dapat memudahkan mereka melalui kebingungan pascapersalinan, bahkan baby blues.
“Ibu belajar saat ini enggak harus dari pakar, bisa dari sesama ibu. Dulu informasi saya dapatkan dari ibu dan mertua. Hasilnya, pusing karena perbedaan pendapat. Zaman sekarang pencarian informasi lebih up-to-date seperti lewat birth club ini,” jelas Psikolog Keluarga Vera Itabiliana.
Tren konsep birth club
Birth club memang sedang menjadi tren. Sejumlah media parenting dan e-commerce di Indonesia pun terinspirasi menerapkan konsepnya untuk membangun komunitas para ibu. Seperti yang dilakukan Ferry Tenka untuk e-commerce besutannya dengan target pasar kalangan perempuan. Ide meluncurkan birth club terinspirasi dari pengalaman pribadinya sendiri.
“Saya punya anak yang masih berusia 13 bulan. Saya dan istri sering kesulitan dan punya banyak pertanyaan, namun bingung harus bertanya ke siapa. Biasanya tanya ke mama tapi beda generasi dan banyak hal yang enggak up-to-date. Tanya ke teman, informasinya terbatas juga karena beda kondisi, seperti sebagian dari mereka belum punya anak,” jelas Ferry saat meluncurkan program birth club sebuah e-commerce yang befokus pada perlengkapan bayi awal Desember 2017.
Ia berharap, dengan birth club ini, para ibu bisa mendapatkan solusi dari orang-orang yang sudah dan sedang melewati permasalahannya. Dengan begitu, mereka bisa lebih semangat lagi karena mendapatkan dukungan dari ibu-ibu yang mengalami situasi sama.
Godaan birth club
Namun, keterlibatan ibu dalam birth club tidak melulu memberikan dampak positif.
“Birth club tuh jadi grup ‘racun,’ bikin konsumtif dan belanja melulu. Ada aja barang baru yang dibahas, jualan, atau apa,” ungkap Putri kepada Parentalk.
Birth club juga memancing rasa penasarannya untuk ikut menjajal berbagai hal yang dicoba lebih dulu oleh anggota lainnya. Misal, mainan, makanan, dan tempat wisata untuk anak.
Birth club dan milestones anak
Putri pun tak menyangkal terkadang ia merasa tertekan ketika milestones anak jadi topik pembahasan dalam grup birth club-nya. Seperti saat ada ibu yang mengungkap kemampuan anaknya sudah selangkah lebih maju dalam hal berbicara, berjalan, dan sebagainya.
“Tapi, karena aku anaknya termasuk santai, enggak baper, dan cuek, jadi meyakini aja kalau anak beda-beda,” tambah Putri.
Menurut Psikolog Vera, sejatinya birth club hadir untuk memperkecil kesan menggurui dalam pencarian informasi seputar anak karena para anggotanya sedang menghadapi fase yang sama. Namun, ketika ibu membandingkan milestones buah hati dengan anak lain seusianya, itu merupakan hal yang manusiawi dan tak terhindarkan termasuk dalam forum seperti birth club.
“Kadang, jadi ibu harus pakai kacamata kuda, jadi enggak lihat ke kiri dan kanan, tapi fokus ke anaknya. Kalau ingin komparasi, bandingkan dengan milestones yang secara umum berlaku seperti tertera pada kartu menuju sehat (KMS). Itu bisa dilihat, umur sekian bulan anak seharusnya sudah bisa apa. Jadi patokannya bukan anak lain, tapi milestones di situ,” jelas Vera.
Pintar bawa diri di birth club
Jadi, pintar-pintar juga membawa diri di birth club ya, Bu. Soalnya dengan mengikuti birth club, kamu akan berinteraksi dengan para ibu dengan ragam kepribadian dan latarbelakang. Kamu juga bakal terekspos banyak informasi dan pandangan.
Selain itu, layaknya grup virtual pada umumnya, ada godaan besar untuk terus mengecek informasi yang tengah dibahas. Jadi, jangan sampai buah hati merasa diacuhkan karena Anda keasyikan memantau grup birth club, ya!
(Febi/Dok. Pixabay)