Hai, Parents! Saat ini kemampuan bicara anak sering menjadi masalah, ya. Banyak banget orang tua yang mengeluhkan anaknya belum bisa bicara, apalagi masa pandemi begini lingkungan sosial si Kecil juga jadi terbatas. Jangan menyerah, kita tetap bisa stimulasi si Kecil dengan baik, kok!
First of all, Parents harus paham sama perkembangan bicara si Kecil dari semenjak masih newborn sampai dia berusia 5 tahun. Jadi misalnya anak nggak menunjukkan perkembangan bicara yang sesuai dengan usianya, itu bisa jadi peringatan untuk kita, maka Parents bisa mengejar keterlambatan itu.
Oh iya, untuk informasi lengkap tentang kemampuan bicara anak sesuai usianya, Parents bisa mengunjungi artikel ‘Keterlambatan Bicara’ dari Ikatan Dokter Anak Indonesia.
Berikut Bumin rangkum juga ya, stimulasi yang bisa Parents lakukan agar kemampuan bicara anak nggak mengalami kemunduran. Ikuti caranya, yuk!
Usia 0-3 bulan
Melansir Klikdokter, si Kecil mulai tertarik dengan suara Ibu yang sering didengarnya saat masih di dalam kandungan. Meski anak belum mengerti apa yang kita bicarakan, kita tetap ajak dia ngobrol atau bernyanyi untuk si Kecil. Sering-sering ajak si Kecil ngobrol dan anggap dia bisa menanggapi.
Misalnya saat menggantikan popok, ketika mandi, atau menyusu. “Anak Ibu nyusunya banyak jadi pipis terus ya? Diganti dulu popoknya biar nyaman, nanti nyusu lagi sama Ibu sampai ketiduran. Adik mau mandi biar bobonya nyenyak, ya.”
Usia 3-6 bulan
Pada usia ini sebaiknya Parents sering ajak si Kecil mengobrol sambil menatap matanya dan berikan senyuman. Biasanya si Kecil udah mulai bisa babbling alias mengoceh, seperti mengatakan “Ba-ba-ba” atau “ma-ma”.
Di momen ini, kita bisa menanggapi ocehannya si Kecil, lho. Pokoknya kita harus sering ajak anak berinterkasi dan menganggap bahwa dia udah bisa diajak ngobrol.
“Adik manggil siapa ba-ba-ba? Oh maksudnya Papa? Ma-ma-ma mau makan? Ibu juga bisa bilang ba-ba sama ma-ma.”
Usia 6-9 bulan
Parents mulai bisa ajak si Kecil bermain dengan ‘Cilukba’ lalu menunjuk berbagai benda dengan menyebut namanya. Ini bisa kita ajarkan saat si Kecil mulai bermain, makan, dan aktivitas apapun.
Maka itu penting juga kita mengenalkan si Kecil dengan buku. Soft book atau board book untuk dijadikan teman bermain si Kecil saat tummy time atau waktu bermain. Sebelum tidur, kita bisa mengenalkan si Kecil nama-nama hewan atau benda pada gambar yang ada di buku.
Usia 9-12 bulan
Menuju usia satu tahun, stimulasinya mulai meningkat lagi. Kita mulai kenalkan beberapa ekspresi pada si Kecil seperti ‘iya’ dengan anggukan kepala dan menggeleng untuk bilang ‘tidak’, serta melambaikan tangan untuk mengucapkan dadah.
Ini bisa banget dilakukan dalam aktivitas sehari-hari. Ketika si Kecil sudah merasa kenyang dan nggak mau melanjutkan makan, kita bisa bilang “Oh, udah nggak mau? Udah kenyang ya?” Sambil menggelengkan kepala saat bilang nggak.
Sering-sering ajak si Kecil bercanda sambil bercerita dan ajukan pertanyaan. Mulai kenalkan si Kecil pada anggota keluarga dengan menyebutkan ini Ayah, Ibu, Kakek, Nenek, dan orang terdekat lainnya. Selain itu, kita bisa pelan-pelan memberitahu beberapa anggota tubuh si Kecil.
“Adik, anak kesayangan Ayah? Iya! Ayah yang mana? Ayah yang ini. Kalau Ibu yang itu, suka kasih Adik susu. Adik yang mana? Oh iya, yang ini. Biasanya sebelum tidur, kaki sama tangannya dibersihin dulu.”
Usia 12-15 bulan
Parents bisa lebih banyak lagi mengenalkan nama benda di sekitarnya. Saat membaca buku, coba deh minta si Kecil untuk menunjuk gambar yang Ayah atau Ibu tanyakan.
Selain kemampuan berbicaranya meningkat, kita juga bisa mengajak si Kecil terlibat dalam kegiatan sehari-hari. Parents bisa mulai tanya, mau pakai baju yang mana? Mainan apa yang paling disenangi? Ajak si Kecil belajar untuk mengambil keputusan dengan memilih hal yang ia sukai.
Usia 18-24 bulan
Di usia ini si Kecil nggak hanya bisa diajak ngobrol aja tapi juga diajak bermain serta berinteraksi. Kita udah bisa mulai memberikan perintah yang sederhana, seperti cuci tangan dulu, memakai sepatu, ambil minum di gelas.
Ajarkan si Kecil bernyanyi lagu anak-anak, selain menghibur ini bisa menambah kosakata. Maka kemampuan bicara anak bisa sesuai dengan perkembangan usianya.
Usia 2-3 tahun
Umumnya kemampuan bicara si Kecil di usia ini sudah cukup baik untuk diajak berinteraksi. Parents bisa mengajarkan si Kecil tentang angka, huruf, bahkan warna. Lebih sering lagi untuk membacakan si Kecil dongeng dan menjelaskan sebab-akibat dari kisah yang kita ceritain.
Untuk memperluas kosakata dan wawasannya kita bisa ajak si Kecil bermain peran, misalnya jadi penjual dan ada pembelinya, atau bermain peran profesi yang si Kecil mulai cita-citakan.
Misal si Kecil ingin menjadi dokter, kita bisa kasih dia buku anak tentang kedokteran. Setelah selesai membaca bukunya, bisa kita praktekan dengan bermain dokter-dokteran.
Sebenarnya, menstimulasi kemampuan bicara anak nggak terlalu sulit yang penting kuncinya adalah sering-sering ajak si Kecil berinteraksi, ajak ngobrol, bermain dan membaca buku. Lebih baik lagi kalau si Kecil terhindar dari gadget.
Yuk, kita rajin ajak si Kecil berbicara dan membaca buku!