Untuk menggali potensi dalam diri anak, orang tua perlu memperkenalkan anak pada kegiatan yang berkaitan dengan macam-macam bidang. Sebagai panduan, orang tua dapat mengacu pada teori kecerdasan majemuk yang dikemukakan oleh Ahli Psikologi Pendidikan Howard Gardner.
Ia berpendapat, ada sembilan jenis kecerdasan majemuk yang perlu diekspos semaksimal mungkin pada anak.
- Musical-rhythmic intelligence (kecerdasan musikal)
- Visual-spatial (kecerdasan visual spasial)
- Verbal-linguistic (kecerdasan bahasa)
- Logical-mathematical (kecerdasan logika matematika)
- Bodily-kinesthetic (kecerdasan kinestetik)
- Interpersonal
- Intrapersonal
- Naturalistic (kecerdasan naturalistik)
- Existential (kecerdasan eksistensial)
Itu berarti, #MillennialParents punya banyak tugas untuk mengenalkan kesembilan jenis kecerdasan di atas, ya. Lantas, bagaimana cara memulainya? Simak dulu tips mengasah kecerdasan majemuk pada anak dari Psikolog Anak dan Keluarga Monica Sulistiawati.
Cobalah berbagai aktivitas
Jangan terpaku pada satu atau dua bidang yang sedang populer, namun cobalah berbagai aktivitas mulai dari yang paling umum dilakukan hingga kegiatan yang unik dan berbeda. Jangan khawatir anak bosan, tidak suka, atau tidak mau. Teruslah mencoba. Dari percobaan berulang kali tersebut, orang tua yang sungguh-sungguh mengenali dan terlibat dalam aktivitas buah hati akan mampu menemukan kecerdasan atau potensi anak sesungguhnya.
Stimulasi seluas-luasnya
Menurut Monica, orang tua perlu merangsang kecerdasan majemuk anak seluas-luasnya. Hal tersebut untuk menghindari semangat anak terhenti di tengah jalan ketika mengembangkan diri pada suatu bidang
Misal, minat dan passion anak terdapat pada suatu area. Namun di kemudian hari, ia menemukan minat atau passion dirinya berada pada area yang berbeda.
“Hal ini akan menghambat kesuksesan anak tersebut. Misal, anak hanya menekuni permainan piano selama bertahun-tahun, tapi di kemudian hari ternyata anak menemukan bahwa passion-nya adalah pada bidang desain. Tentu saja ini akan menghambat performa anak di bidang musik, sementara untuk mengejar ketertinggalan di bidang desain, si anak membutuhkan upaya dan waktu yang tidak sebentar,” jelas Monica.
Cara mendeteksi kecerdasan anak
Melalui pengamatan dan percobaan berulang kali, orang tua dapat mengetahui bahwa anaknya cerdas di area tertentu. Namun dalam hal ini, orang tua dituntut untuk peka dan terlibat dalam aktivitas anak. Misal, anak cepat paham nama-nama warna, mampu mengenali warna dengan tepat dan cepat, menyukai bermain puzzle, mampu menyelesaikan puzzle dengan jumlah potongan lebih banyak dibandingkan teman-teman lainnya, dan cepat menghafal jalan atau lokasi suatu tempat. Jika orang tua mendapati hal-hal tadi, maka ada kemungkinan anak memiliki kecerdasan visual spasial yang baik.
Kembangkan tiga kecerdasan yang paling menonjol
Sebenarnya, semua anak mampu menguasai seluruh area yang ada, lho. Namun, tingkat persentasenya berbeda-beda (dibandingkan dengan dirinya sendiri, bukan dengan orang lain). Ada area yang lebih menonjol dibandingkan area lainnya, tapi ada pula yang kurang menonjol. Umumnya, para ahli akan merujuk untuk mengembangkan tiga area kecerdasan paling menonjol yang dimiliki seorang anak.
Konsisten menstimulasi kecerdasan anak
Lakukan stimulasi terus menerus agar bakat anak pada suatu jenis kecerdasan terus berkembang. Perluas pula wawasan terkait area yang dituju juga tumbuhkan self-esteem dan rasa percaya diri anak. Selain itu, ajak ia mengikuti kompetisi agar ada tantangan dan dorongan untuk terus mengembangkan diri.
Semoga ragam tips mengasah kecerdasan majemuk di atas membantu Ayah dan Ibu menggali potensi anak sejak dini, ya.
(Febi/ Dok. Pixabay)