Parents, siapa yang gak pingin anaknya punya rasa empati? Sikap baik ini membuat seseorang merasa apa yang dirasakan orang lain. Mulai dari sekarang kita bisa kok, mengajarkan si Kecil untuk bisa berdonasi sebagai salah satu cara untuk meningkatkan empatinya.
Awali dengan membicarakan uang bahwa nilai uang yang kita miliki itu terdapat hak bagi mereka yang membutuhkan. Berdonasi gak hanya dari uang aja, bisa dari pakaian layak pakai, memberikan tenaga bantuan, atau mainan yang udah gak terpakai.
Penting buat kita untuk membesarkan si Kecil yang memiliki pengetahuan dan penuh kasih. Berikut ini cara mengajarkan anak dalam meningkatkan rasa empati melalui berbagi.
Memberikan contoh
Anak adalah pembelajar visual, ia kerap mengikuti suatu kebiasaan yang dilihatnya. Ajari anak tentang memberi, usahakan untuk gak melakukannya hanya sesekali tapi jadikan ini seperti suatu kebiasaan. Dengan begitu, anak-anak akan terbiasa rutin melakukannya.
Hindari hanya menyuruh anak untuk berdonasi sedangkan kita sendiri gak ikut melakukannya. Buatlah kotak amal di rumah, setiap pagi atau sore kita dan si Kecil memasukan uang ke dalamnya. Uang yang diberi bisa dari sisa jajan atau memang dianggarkan khusus untuk donasi, setelah sebulan hitunglah hasil uangnya bersama lalu berikan ke panti asuhan atau lembaga donasi resmi lainnya.
Menurut sebuah laporan pada 2018 oleh Lilly Family School of Philanthropy’s Women’s Philanthropy Institute menemukan bahwa anak-anak yang orang tuanya tidak berkontribusi untuk amal, sebanyak 71,8% ikut menyumbang. Sedangkan yang orang tuanya berkontribusi, 80,5% mengikuti jejak mereka.
Membicarakan tentang memberi
Selain memberikan contoh yang baik untuk anak, kita bisa mulai bicarakan tentang memberi. Jelaskan kenapa kita bisa memberikan bantuan dalam bentuk uang, tenaga, ataupun waktu.
Penasihat filantropi, Mitchell Kraus, ia menjelaskan pada anak-anaknya tentang pentingnya berbagi dan betapa beruntungnya kita bisa memiliki lebih dari orang lain. Ceritakan pengalaman kita saat memberikan bantuan pada orang yang sangat membutuhkan.
“Saya pernah menjelaskan bagaimana mengurangi makan malam di luar agar dapat memberi makan 30 keluarga lain, membantu menyelamatkan spesies, atau membantu anak-anak lain dalam mendapatkan pendidikan,” jelasnya seperti dikutip Parents.
Dikutip CNBC, terdapat laporan pada 2013 yang menunjukkan ketika orang tua berbicara tentang donasi, maka 20% anak-anaknya lebih mungkin untuk melakukan donasi juga.
Cari kesempatan untuk menjadi relawan
Bagi anak yang sudah duduk di bangku SD, bisa kita ajak untuk menjadi volunteer atau relawan untuk panti asuhan maupun lembaga donasi lainnya. Bayangin mereka menyortir banyak mainan dan buku untuk anak-anak di panti asuhan, pengalaman mereka saat memberi langsung, lalu melihat kondisi orang lain yang nggak seberuntung dirinya.
Dengan begitu, nantinya si Kecil terbiasa nggak membuang mainan atau pakaian yang sudah nggak dipakainya. Ia akan berpikir untuk menyimpan terlebih dahulu dan diberikan ke mereka yang membutuhkan. Sweet banget ya, ngebayanginnya!
Parents, mengajak anak berdonasi ataupun menjadi relawan maka akan tumbuh rasa empati pada si Kecil. Mereka bisa merasakan dirinya dalam keadaan yang sama dengan orang lain yang membutuhkan pertolongan, dari situ ia akan tergerak untuk mengulurkan tangan. Selain itu, kegiatan beramal ini akan menumbuhkan rasa syukur pada si Kecil.