Mendapatkan cuti melahirkan adalah sebuah hak yang harus didapatkan oleh para perempuan bekerja. Cuti melahirkan sekarang ini sudah menjadi kebijakan banyak perusahaan di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.
Untuk mengingatkan kita kembali, dalam aturan UU Nomor 4 Tahun 2024, Ibu hamil berhak atas cuti melahirkan selama tiga bulan yang bersifat wajib diberikan oleh perusahaan atau para pemberi kerja. Namun, dalam kondisi khusus usai melahirkan, Ibu berhak mendapat tambahan tiga bulan cuti menjadi total enam bulan.
Setiap Ibu yang cuti melahirkan tidak dapat diberhentikan dari pekerjaannya. Mereka juga harus mendapat haknya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan. Artinya, cuti melahirkan tetap dapat upah. Hal ini berkaitan dengan isi Pasal 5 UU Nomor 4 Tahun 2024.
Terlepas dari aturan yang mengikat para Ibu untuk cuti hamil, ada beberapa catatan yang perlu kita ketahui bersama. Salah satunya adalah tantangan untuk Ibu saat kembali bekerja setelah cuti melahirkan.
Tidak sedikit Ibu yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan merasa kesusahan atau keberatan untuk mengikuti lagi phase atau vibe bekerja.
Sebentar, sebelum kita membahas topik ini lebih dalam, kita mau sapa Parents, terlebih dahulu. Halo Parents! Apa kabar hari ini? Semoga selalu dalam kesehatan yang baik serta segala urusannya selalu diperlancar dan dipermudah ya, Amin.
Parents, kali ini kita membahas soal bagaimana struggle seorang working mom yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan.
Berdasarkan Survei…
Dilansir dari Kumparan Mom, ada survei yang dilakukan oleh Parentaly dengan 3.000 Ibu di Amerika Serikat sebagai responden, dan hasil surveinya mengejutkan. 50 persen dari total responden menyebutkan begitu besar tantangan untuk kembali lagi bekerja di kantor setelah cuti melahirkan.
Selain itu, 45 persen Ibu mengatakan bahwa cuti melahirkan telah memengaruhi karier mereka.
Mungkin, ada rasa tidak percaya diri saat kembali bekerja, merasa tidak bisa mengikuti, atau alasan terkait lainnya.
Akan tetapi, sepertinya sekarang ini hal-hal seperti itu bisa diperkecil risiko-risikonya. Menurut Priya Krishnan, Chief Digital and Transformation Officer dari Bright Horizons, menyatakan bahwa Pandemi beberapa waktu lalu membuat pembicaraan soal dukungan keluarga menjadi hal yang normal di percakapan para pekerja.
Hal ini membuat Ibu yang kembali bekerja setelah cuti melahirkan bisa terbantukan untuk memikirkan keluarganya. Sehingga, beban pekerjaan mungkin bisa dibicarakan oleh tim.
Tips Adaptasi Dari Cuti Melahirkan
Adaptasi. Adaptasi adalah hal yang pasti dilakukan oleh semua orang ketika kembali ke pekerjaannya setelah jeda beberapa waktu, termasuk untuk Ibu yang melahirkan. Namun, kerap adaptasi ini tidak berjalan lancar. Seperti temuan-temuan dari survei di atas.
Maka, ada baiknya untuk Ibu yang baru saja melahirkan dan ingin kembali bekerja, ada beberapa tips yang bisa diketahui terlebih dahulu. Masih dilansir dari Kumparan Mom, setidaknya ada tiga hal yang bisa disiapkan, seperti:
- Komunikasi dengan Atasan dan Rekan Kerja
Komunikatif adalah adjektif yang tepat sebagai tips pertama yang harus disiapkan oleh para Ibu yang ingin kembali bekerja setelah cuti melahirkan. Berkomunikasi dengan atasan dan rekan kerja adalah hal yang bisa dilakukan di awal.
Beritahu kondisi Ibu, misalnya ada kondisi-kondisi tertentu yang bersinggungan dengan jam kerja – atasan dan rekan kerja perlu tahu hal ini agar tidak mengganggu produktivitas pekerjaan. Setidaknya, Ibu perlu mendapatkan update yang berkaitan dengan pekerjaan, atau progress lain yang tengah dikerjakan oleh rekan kerja.
Diskusi dengan rekan kerja bisa dilakukan setelah mengetahui progress pekerjaan yang sedang berjalan. Hal ini akan memudahkan Ibu saat kembali ke ‘medan perang’ di mana Ibu sudah tahu apa yang perlu dikerjakan terlebih dahulu.
Dalam hal ini, Ibu bisa mengetahui skala prioritas pekerjaan yang mana dulu untuk diselesaikan.
- Perjalanan Karier
Salah satu manfaat ketika Ibu komunikatif sebelum dan sesudah kembali lagi bekerja dari cuti melahirkan adalah mengetahui perjalanan karier. Ibu bisa berdiskusi dengan atasan apakah perjalanan karier ada perubahan dikarenakan ketidakhadiran Ibu saat cuti melahirkan.
Hal ini setidaknya akan memengaruhi penilaian pekerjaan. Sehingga, ada baiknya Ibu perlu mengetahui hal seperti ini.
- Tidak Asal Mengubah
Menuntut perubahan dari aturan-aturan kantor yang sudah ada adalah hal yang mungkin saja Ibu lakukan karena mengetahui ada buah hati yang baru saja hadir di dunia. Perubahan yang biasanya diminta adalah pengurangan jam kerja, fleksibilitas dalam bekerja dan hal-hal terkait lainnya.
Hal-hal seperti ini juga perlu sekali dibicarakan oleh atasan atau rekan kerja. Maka komunikatif adalah langkah fundamentalnya. Jika memang aturan kantor sudah pakem dan tidak bisa diubah, ada baiknya Ibu berdiskusi dengan pihak-pihak terkait untuk mencari jalan tengahnya.
Dalam perusahaan yang ideal, kesejahteraan Ibu bekerja akan didukung dengan maksimal. Walaupun tidak sedikit tempat bekerja atau kantor yang akhirnya membuat para Ibu memiliki tantangan tersendiri setelah kembali lagi dari cuti melahirkan.
Nah Parents, memang sih – kita semua menginginkan tempat ideal untuk keberadaan kita. Tetapi, kita juga mengetahui bahwa tidak hanya diri kita yang perlu diperhatikan, melainkan orang lain juga. Sehingga, harapannya buat Parents atau Ibu yang baru saja kembali bekerja dari cuti melahirkannya – bisa mengetahui hal-hal fundamental seperti ini. Jadi, Ibu bisa menyesuaikan atau proses adaptasinya lebih lancar.