Dari awal munculnya pandemi Covid-19, banyak sektor ekonomi yang nggak bisa survive menghadapi pandemi. Sampai akhirnya banyak terjadi Pemutusan Hak Karyawan (PHK).
Sampai akhirnya pasangan kita yang juga kepala keluarga terkena PHK. Dunia serasa runtuh, mendadak bingung memikirkan hidup kedepannya.
Satu rumah rasanya langsung senyap ketika pasangan diberhentikan bekerja. Apalagi sekarang apa-apa terasa lebih mahal, belum biaya untuk anak dan kebutuhan rumah tangga. Haduhh..
Badai memang pasti berlalu, tapi nggak mudah menghadapi badai yang sedang menerjang. Maka itu kita dan pasangan harus bisa saling menguatkan untuk tetap bertahan di masa sulit.
Bumin bertanya ke psikolog Ega Alfath, apa aja yang harus kita lakukan jika pasangan yang juga kepala keluarga terkena PHK? Supaya Parents bisa lebih tenang, mari kita simak bersama saran dari Mbak Ega.
Menenangkan diri
Terima perasaan sedih dan kecewa yang kita alami. Jika pasangan ingin merenung, berikanlah ia waktu untuk menyendiri. Setelah itu lakukan jadwal keagamaan sesuai preferensi masing-masing keluarga.
Kegiatan religi penting dilakukan saat kita dihadapi masalah, hati terasa tenang ketika kita sudah curhat dan berserah diri pada Tuhan.
Namun beberapa orang memilih untuk menghabiskan uang untuk menenangkan diri. Jangan sampai begitu ya, Parents. Hal itu bisa menimbulkan masalah baru karena finansial yang semakin memburuk di masa sulit.
Mendiskusikan langkah ke depannya
Ketika semua sudah tenang, nggak overwhelmed lagi, udah bisa menerima kenyataan yang ada. Kita sudah bisa memikirkan langkah ke depannya, karena membicarakan rencana di saat pikiran lagi ruwet bisa-bisa hasilnya nggak positif.
Nah, kalau sudah ada kesempatan, ada lowongan, berikan pasangan semangat untuk mendapatkan pekerjaan lagi. Bisa juga mencoba peruntungan baru dengan membuka usaha.
Selain itu, yang sangat penting didiskusikan kita membicarakan pilihan lain. Gimana nih kalau dalam waktu sekian bulan, belum dapat pekerjaan tetap juga? Apa yang bisa dilakukan? Apakah istri perlu ikut mencari peluang usaha?
Merencanakan keuangan
Tentunya merencanakan keuangan nggak bisa objektif saat kita sedang stres. Setelah melewati tahap menenangkan diri, langkah ke depan selanjutnya, baru kita menyesuaikan keuangan.
Apakah uang yang ada saat ini, cukup untuk sampai mendapat pekerjaan? Apakah ada bujet atau anggaran yang harus diturunkan supaya keuangan yang bisa bertahan lebih lama?
Tiga hal itu perlu kita terapkan bila pasangan menjadi korban PHK. Tenangkan diri, jangan panik dulu, atau saling menyalahkan keadaan.
Hindari membuat keputusan di saat kita marah, makanya Mbak Ega menyarankan untuk tenang baru memulai langkah selanjutnya seperti diskusi untuk rencana kedepannya dan perencanaan finansial.
Menurut Mbak Ega, secara psikologis, permasalahan dalam rumah tangga yang diselesaikan bersama sebagai sebuah tim, bukanlah sesuatu keterpurukan. Justru hal itu menjadi lahan untuk memperkuat satu sama lain.
Saling percaya bahwa keadaan sulit ini nggak akan selamanya, walaupun mungkin nggak mudah dihadapi. Meski nggak bisa selesai dalam waktu cepat, setidaknya kita mendapatkan sesuatu yang lebih positif di tengah kehilangan seperti ini.
Parents, semoga saran dari Mbak Ega bisa membantu, ya. Intinya masalah yang datang dalam rumah tangga bukan untuk meruntuhkan, justru membuat kita dan pasangan menjadi lebih kuat lagi. Semangat ya, Parents! Kita harus percaya bahwa suatu saat keadaan akan segera membaik bersama orang yang kita cintai.