Siapa sih yang tidak suka dengan makanan manis?
Apalagi anak kecil, anak-anak kita, pasti engage banget dengan makanan manis. Mulai dari biskuit manis, permen pada umumnya, sampai kue-kue atau cake yang berporsi kecil dan manis – atau minuman manis, pasti anak-anak tidak menolak jika diberi.
Sayangnya, saat anak-anak sudah mengonsumsi makanan manis, mereka jadi enggan untuk makan makanan yang sudah disiapkan Ibu atau Bapak. Padahal, makanan yang sudah disiapkan adalah makanan utama untuk anak, yang sudah dihitung asupan gizinya agar tumbuh kembangnya semakin baik.
Jika anak mogok makan karena sudah terkena makanan manis, tidak sedikit orang tua yang akhirnya stress. Kebingungan karena anaknya hanya suka makan makanan yang manis-manis saja. Padahal orang tua pun tahu kebutuhan gizi untuk tubuhnya tidak hanya dari makanan yang manis.
Coba, sekarang absen dulu – siapa di sini yang sudah stress banget karena anak kerap meninggalkan makanan utamanya dan malah mengutamakan makanan manis?
Oh iya, sudah panjang lebar seperti ini, belum sapa Parents, ya. Halo halo Parents, apa kabar hari ini? Semoga selalu dalam kesehatan yang baik dan segala urusannya selalu diperlancar dan dipermudah, ya.
Parents, di bahasan kali ini, kita akan mengulas tentang makanan manis, lebih tepatnya – bagaimana cara menghindari makanan manis, terutama untuk anak. Mungkin dewasa ini, kita sudah tahu risiko mengonsumsi makanan manis yang tidak pakai aturan, tentu akan membawa dampak buruk bagi tubuh.
Salah satu dampak buruk bagi tubuh tersebut adalah: Diabetes.
Seperti yang sudah kita ketahui bersama nih kalau diabetes merupakan salah satu penyakit yang berbahaya. Umumnya, atau yang sudah terjadi dari zaman dahulu, diabetes kerap menghantui orang dewasa yang mengonsumsi makanan manis berlebihan.
Sekarang?
Dilansir dari Kompas, Ikatan Dokter Anak Indonesia atau IDAI mengungkapkan data kasus diabetes tipe 1 pada anak usia 12 sampai 18 tahun mengalami kenaikan 70 persen.
Betul, Parents tidak salah baca, ini benar 70%.
Mengerikan? Jelas. Tapi, kita masih bisa melakukan pencegahannya.
Parents, for your info – bahwa data tersebut diperoleh IDAI dalam rentang waktu antara 2010 sampai 2023, di mana angka 70 persen adalah kenaikan yang signifikan.
Langkah pencegahan yang cukup fundamental adalah mengurangi kadar gula pada makanan anak. Tapi, risiko paling dekat adalah anak akan tantrum jika mereka tahu asupan gula atau makanan manis mereka dikurangi, bahkan secara drastis.
Tantrumnya anak karena asupan gulanya dikurangi juga direspon oleh Guru Besar bidang gizi masyarakat dan sumberdaya keluarga dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor Prof. Dr. Ir. Ali Khomsan, seperti dilansir dari Antara – bahwa asupan gula memang memengaruhi tingkat energi dan suasana hati anak. Sehingga, jika asupan makanan manis mereka dikurangi secara mendadak, tentu ini akan menimbulkan perasaan tidak nyaman pada anak.
Anak akan mudah terlihat gelisah dan juga marah.
Lalu, bagaimana caranya mengurangi asupan gula pada anak?
Masih dari Kompas, setidaknya ada tiga cara untuk mengurangi makanan manis untuk anak, seperti:
Cermat Memilih Produk Rendah Gula
Parents, di cara pertama ini, fundamentalnya adalah kita sebagai orang tua, tahu persis terlebih dahulu seberapa banyak kadar gula yang boleh masuk ke dalam tubuh anak. Kadar gula ini tidak hanya dari makanan manis, tetapi juga dari makanan utamanya.
Sehingga, harapannya – Parents juga mengetahui kalau anak misalnya meminta jajanan makanan atau minuman manis, Parents tahu seberapa banyak lagi kadar gula yang boleh masuk ke tubuh anak.
Saat ingin membelikan jajan, kita mesti cermat memilih produk rendah gula. Tidak hanya mengandalkan label less sugar saja, tetapi perlu benar-benar memerhatikan kadar gula yang ada di makanan/minuman tersebut.
Ini mungkin memang terbaca sangat effort – tapi, untuk menghindari hal yang lebih mengerikan nantinya, sepertinya tidak masalah ya Parents.
Jadi Contoh
Nah, yang ini juga tidak kalah penting seperti cara yang pertama. Parents, anak dengan mudah mencontoh orang tuanya. Sehingga, dengan melihat orang tuanya juga ikut mengurangi asupan gula atau makanan manis, harapannya anak juga mengikuti.
Walau tidak langsung ekstrem begitu Parents, mengurangi gula dengan cara yang ekstrem, tetapi sedikit demi sedikit bisa dilakukan. Pun begitu dengan anak, jika anak mengurangi gula pada asupannya, mesti sedikit demi sedikit.
Bekali Diri Dengan Edukasi
Meningkatkan pengetahuan tentang gizi adalah langkah yang kuat untuk membuat keluarga makin sehat.
Parents, perlu kita ketahui bersama bahwa konsumsi gula untuk anak normalnya 25 gram per hari. Secara sederhana, angka ini bisa dihitung dari berapa banyak belanja gula per bulan, lalu dibagi ke jumlah anggota keluarga.
Nanti, angkanya bisa menjadi acuan terhadap pemberian gula hariannya, Parents.
Nah, jadi seperti itu Parents, memang diabetes adalah hal yang menakutkan, tapi, kita bisa menghindari hal-hal tidak diinginkan sejak dini.