Sedikit banyak, tren parenting mengalami perubahan akibat pandemi Covid-19. Seluruh orang tua berusaha berdamai dengan keadaan, apalagi kehidupan sosial Si Kecil yang berubah drastis.
Kondisi itu membuat kita untuk cepat beradaptasi dengan keadaan. Pastinya kita merasa kerepotan dan stres menghadapi perubahan yang mendadak di masa pagebluk. Kalau dipikir lagi, ada banyak hikmah yang kita terima untuk menjadi orang tua yang lebih baik.
Bumin ngerasain banget waktu awal-awal school from home, sebelumnya semua kegiatan berjalan teratur. Anak berangkat sekolah, Bumin dan suami bisa fokus bekerja. Pas pandemi semuanya jadi satu di rumah dan ngerasa burn out.
Pandemi yang menerjang dalam waktu lama, memberikan pengaruh terhadap gaya pengasuhan. Mau tau tren parenting apa di tahun 2022 ini? Langsung kita simak aja yuk, Parents.
Mau membicarakan tentang trauma
Sama seperti orang dewasa, anak juga bisa mengalami trauma. Biasanya trauma muncul akibat perundungan, cekcok orang tua, kehilangan orang tercinta, nggak terpenuhinya kebutuhan fisik dan emosional, pelecehan seksual, dll. Bila trauma pada anak nggak segera diatasi, maka bisa mengganggu tumbuh kembangnya bahkan berdampak sampai mereka dewasa.
Semakin luasnya informasi dan banyaknya konten mengenai kesehatan mental saat pandemi, orang tua mulai terbuka terhadap keluhan dan masalah emosional pada anak. Parents lebih mudah memahami bahwa trauma pada anak itu bisa saja terjadi dan perlu segera ditangani.
Internet mulai menjadi tempat yang aman
Sebelum pandemi, kita membatasi sekali pemakaian internet agar anak bisa tetap aktif di luar rumah dan nggak akses sembarang website. Kini keadaan berubah sebaliknya, semenjak pandemi Covid-19, Si Kecil justru lebih dekat dengan internet. Menurut databoks, pengguna internet Indonesia tembus mencapai 212, 35 juta jiwa pada Maret 2021.
Tentu dengan adanya internet, Si Kecil bisa tetap sekolah sampai melakukan aktivitas sosial melalui online meeting. Platform dengan program edukasi pun banyak bermunculan.
Berdasarkan berita yang beredar, penyebaran Covid-19 belum sepenuhnya selesai karena munculnya varian baru Omicron. Berhubung peraturan yang bersifat dinamis, kemungkinan besar kegiatan Si Kecil masih akan terbatas di tahun 2022 ini, jadi internet masih menjadi pilihan Si Kecil untuk menjalani sebagian aktivitasnya.
Nah, tren parenting ini, Parents mulai melonggarkan aturan pemakaian internet. Justru bisa dibilang internet membantu kebutuhan sosial Si Kecil. Meski begitu, orang tua tetap harus mendampingi Si Kecil selama penggunaan internet, ya 🙂
Memberikan pengalaman dibanding hadiah
Di masa pandemi ini, pengalaman dianggap lebih memberikan nilai dibanding barang dan materi. Selama pandemi, nggak begitu banyak kegiatan yang bisa dilakukan Si Kecil, maka itu pengalaman bermain atau mencoba hal baru menjadi terasa lebih berharga.
Walaupun setiap hari bisa bersama Parents karena adanya WFH, tapi tetap rasanya beda. Kita saling berkutat dengan kewajiban aktivitas setiap hari, berbeda ketika kita benar-benar meluangkan waktu untuk dihabiskan bersama Si Kecil.
Pengalaman positif bermain bersama orang tua dapat membangun rasa saling percaya antara anak dan orang tua. Si Kecil akan merasa bahwa Parents mengerti apa yang dibutuhi dan disenanginya sehingga kepercayaan mulai terbangun.
Pengalaman nyata membentuk kepercayaan diri Si Kecil dalam mengekspresikan dirinya. Kegiatan memberikan pengalaman ini mulai menjadi perhatian orang tua, sebab situasi saat ini masih membatasi kegiatan anak.
Pengasuhan netral gender
Parents mungkin mulai sadar bahwa membesarkan anak nggak perlu dibatasi dengan peran gender. Si Kecil berhak memiliki kebebasan untuk menjadi siapapun yang mereka pilih. Menjadi netral gender dapat mendorong perkembangan kesadaran diri dan harga diri anak.
Saat ini kita melihat dari media sosial atau berita, sudah nggak jarang melihat perempuan mampu menjadi pemimpin, staff, ataupun pengusaha. Di antaranya ada mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti, wakil presiden Amerika yaitu Kamala Harris, atau pengusaha kosmetik Nurhayati Subakat.
So, nggak semua pekerjaan harus dikaitkan dengan gender. Buktinya aja, profesi chef didominasi oleh lelaki padahal katanya perempuan itu paling jago masak. Begitu juga dengan profesi pilot yang identik dengan lelaki, namun sudah mulai banyak perempuan yang berhasil menduduki posisi itu.
Pendengar yang baik
Sebagian Parents mungkin pernah ngerasain yang namanya ‘cuma orang tua yang harus didengerin’ 😀 Nah, sekarang orang tua sudah mulai sadar bahwa menjadi pendengar yang baik buat anak itu, penting lho. Dikutip News18, keterampilan mendengarkan efektif dapat membantu Si Kecil mengartikan atau memahami apa yang nggak dapat disampaikan oleh Si Kecil.
Lagi pula, kita akan merasa lebih lega kalau Si Kecil bisa nyaman terbuka dengan kita. Menjadi pendengar yang baik membukakan pintu kita untuk bisa mendukung Si Kecil, mengerti kebutuhan dan kebahagiannya, serta membantunya dalam masalah. Dengan begini, hubungan anak dan orang tua jadi lebih dekat dan tentunya harmonissss.
Jadi Parents mau ikutin tren parenting yang mana, nih? Mau semuanya juga bisa banget. Pelan-pelan ya, semua butuh proses yang penting kita terus melakukan perubahan kecil untuk memberikan yang terbaik.