Parents, drama korea Love (ft Marriage and Divorce) itu kalau ditonton bikin nagih, yaaa. Bikin rela menunda kegiatan demi pantau alur cerita yang membagongkan. Kenyataannya pas nonton bikin emosi bahkan ikut patah hati 🙁
Sama banget kayak Mammin yang lagi demen banget nonton ‘Love (ft Marriage and Divorce)‘ Duuhh rasanya tuh kesel banget tapi penasarannnn sampe sering bilang;
“30 menit lagi deh aku nonton, bentar-bentar 15 menit lagi, Ibu lagi nonton.”
Hahaha ada juga nggak sih yang begini? Nggak apa-apa ya, yang penting tugas prioritas udah kita kerjain.
Balik lagi ke kisah drama korea, jadi drama korea yang bergenre melodrama ini, menceritakan tiga perempuan sukses yang bekerja di radio show, kelihatannya sih mereka punya kehidupan pernikahan yang sempurna tapi kenyataannya….
Ya! Mereka diselingkuhi dengan alasan yang berbeda-beda. Ada yang bercerai karena anak-anak udah nggak mau sama Ayahnya lagi. Ada juga yang melepaskan suaminya karena mertua melindungi dan menyayangi selingkuhan anaknya, dan satu lagi dia udah nggak mau banget rujuk dari suaminya.
Hadehh… cerita singkatnya aja udah puyeng ya, Parents. Tapi bener deh, drama korea ini worth untuk ditonton karena punya pesan moral yang penting untuk kita.
Mammin udah ngerangkum nih, pesan moral yang bisa kita ambil dari lika-liku pernikahan drama korea ‘Love (ft Marriage and Divorce)’. Yuk, disimak nggak pake emosi yaaa 😀
Menikah itu gampang, mempertahankannya yang susah
Setuju apa setuju? Udah berapa kali Parents rasanya ingin menyerah sajahhh. Emang menikah itu gampang ya, pas nyiapin acara nikahan yang dipikir tuh kayak senang-senangnya, perayaan yang romantis. Ya itu nggak salah sih, cuma realitanya menikah itu bukan happy ending.
Dalam pernikahan, ada banyak banget hal yang nggak terduga di luar kontrol kita termasuk perasaan pasangan. Kalau masalah sudah bermunculan, apakah kita bisa langsung berpisah? Tentunya kita harus berusaha untuk mempertahankan pernikahan dengan adanya komitmen, itu nggak mudah juga untuk dijalani.
Ketika kondisi pernikahan terasa berat banget, rasanya kita iri ya, ngeliat pernikahan orang lain yang kelihatan harmonis. Tenang, semua sama kok, nggak ada pernikahan yang sempurna pasti ada masalahnya masing-masing.
Kebahagiaan pernikahan butuh usaha dua pihak
Nggak bisa cuma Ayah atau Ibu aja yang mau usaha untuk menyelamatkan rumah tangga. Keduanya harus saling usaha, effort itu ada banyak. Namun itu akan percuma, kalau hanya satu aja yang mau berusaha dan menghargai, padahal memulainya kan juga berdua.
Bisa terbuka untuk menjalin komunikasi
Menurut Mammin, salah satu cara untuk menjalin komunikasi yang baik adalah punya empati. Unek-unek dan masalah sama pasangan disampaikan supaya nggak jadi bumerang. Nah, saat pasangan menyampaikan itu kita harus empati, dengarkan dulu dan cari solusinya bersama.
Pahami kebutuhan pasangan kita untuk tahu apa yang diinginkan, dibutuhkan, dan dikeluhkan melalui komunikasi sediakan waktu terbaik untuk ngobrol bareng. Bukan pakai kode apalagi update status buat nyindir pasangan di sosial media 😀
Hubungan pernikahan berdampak besar pada Si Kecil
Kita dan pasangan bahagia, anak ikut merasa bahagia, kita dan pasangan merasakan kecewa, anak juga. Memang nggak ada keluarga yang sempurna, setidaknya apapun keputusan yang ingin diambil, kita nggak melupakan kondisi anak di dalamnya.
Terkadang kita cuma mikirin udah nggak cinta, udah kecewa, atau ada pilihan kebahagiaan lain. Apakah kita sudah memikirkan perasaan dan hidup anak? Walaupun keputusan pahit harus diambil, jangan lupa untuk memperhatikan kebutuhan si Kecil baik itu dalam segi mental dan lainnya.
Kepercayaan dan kejujuran itu mahal harganya
Setuju banget ya. Ibarat kaca retak, kertas lecek, hati yang hancur itu susahhh banget buat balikinnya lagi. Bisa tersimpan sampai seumur hidup, lho.
Jadi tetap jujur dan saling percaya adalah salah satu kunci langgeng hubungan pernikahan. Makanya kalau menikah mikirnya jangan hanya dari perasaan aja, tapi juga logika supaya waras.
Tanya ke diri sendiri, pasangan sudah selingkuh, sudah nggak cinta. Apakah kita akan terus pertahankan karena sayang? Kalau pakai perasaan sih, iya. Ketika pakai pikiran, pasti bakal panjang banget tuh pertimbangannya.
Cucok nggak pesan moralnya? Ngomong sih gampang ya, jalaninnya emang susyaaah. Nggak apa-apa, itu salah satu bentuk pendewasaan diri, kalau nggak ada masalah nggak naik level dong, kita.
Tetap tenang, yang penting kita dan pasangan punya komitmen yang kuat dan saling mau membahagiakan. Yok, lanjut nonton lagi 😂❤️