Bicara soal jagain anak, Parents udah pasti ada di barisan paling depan. Pokoknya si Kecil harus selalu dalam keadaan aman. Jangan sampai jatuh, kejedot, terluka. Di sisi lain, hal semacam itu nggak terhindari. Masalahnya, kita sebagai orang tua udah paham belum sih soal pertolongan pertama pada anak?
Apalagi kan semenjak pandemi COVID-19 kunjungan ke rumah sakit diperketat. Makanya Mammin mau kasih tau, cara memberikan pertolongan pertama pada si Kecil. Jadi kalau terjadi apa-apa sama anak, kita bisa lebih tenang dan mungkin bisa kita tangani dulu sendiri dirumah.
Disimak baik-baik yah, tipsnya, karena kita harus jadi dokter pertama buat si Kecil dalam keadaan darurat. Berikut serba-serbi pertolongan pertama yang Parents bisa lakukan dan ajarkan ke anak.
Menghubungi nomor darurat
Mammin selalu pegang nomor rumah sakit terdekat atau nomor dokter yang biasa Mammin konsultasi. Kalau untuk keluhan penyakit, biasanya mereka akan kasih instruksi buat kita. Misalnya cek suhu, terus ditanya keluhannya, habis itu dikasih tahu penanganan pertamanya yang bisa kita lakuin. Jadi nggak selalu langsung diarahkan ke Unit Gawat Darurat.
Nah, mungkin beda lagi kalau keadaannya lebih dianggap berbahaya, mencurigakan, hingga mengancam nyawa. Seperti perampokan, kecelakaan, dan kondisi darurat lainnya. Parents bisa menghubungi nomor darurat 112.
Melakukan CPR
Kita nggak pernah bisa tebak kondisi apa yang akan menimpa kita. Ketika si Kecil sesak napas hingga mengalami henti napas, kita bisa banget melakukan pertolongan pertama pada anak. Walaupun ada nomor darurat, tetap aja petugas akan butuh waktu untuk sampai ke lokasi.
Jadi penting banget buat bisa melakukan CPR atau resusitasi jantung paru (RJP). Mengutip Very Well Health, tindakan ini bertujuan untuk membuka kembali jalan napas yang menyempit atau tertutup. Banyak video yang menunjukkan cara melakukan CPR. Kita bisa mempelajarinya dan praktikkan dulu ke boneka. Tapi lebih baik lagi, kalau sebelumnya belajar dari ahlinya ya Parents. Teknik CPR untuk bayi dan anak, berbeda dengan orang dewasa.
Menghentikan mimisan
Penyebab mimisan bisa apa aja dari karena si Kecil suka ngupil, atau suka menggosok hidung sampai iritasi. Sebenarnya hal ini nggak bahaya, tapi pasti panik dong ngeliat hidung si Kecil keluar darah. Beda lagi kalau orang dewasa yang mimisan, bisa jadi ada indikator masalah medis yang lebih parah.
Untuk menghentikan mimisan, kita lakukan pertolongan pertama dulu. Beberapa cara yang bisa dilakukan menurut laman Halodoc, Parents bisa mengompres hidung dengan es, lalu jangan mendongak ke atas yah, karena akan membuat darah ke tenggorokan dan bisa membuat napas tersumbat.
Jangan lupa untuk menjepit hidung dengan benar, yaitu di bawah jembatan bertulang. Bukan di cuping hidung ya, nanti susah juga napasnya. Kalau udah melakukan pertolongan pertama mimisan, tapi masih nggak berhenti juga, itu tandanya perlu tindakan medis.
Mengatasi luka
Ini biasanya bagian paling drama, lukanya nggak seberapa, tapi si Kecil nangisnya luar biasa. Ketika anak terluka, mau nggak mau, perlu dibersihkan dengan larutan NaCl atau antiseptik supaya nggak infeksi. Jadi harus tega ya, Parents, saat bersihin luka si Kecil.
Setelah dibersihin, kasih lagi obat luka, habis itu tutup dengan plester medis atau perban. Ini supaya nggak ada bakteri atau debu yang masuk ke luka. Jangan lupa untuk mengganti penutup luka secara berkala, agar tetap steril sampai lukanya kering.
Mengobati luka bakar
Namanya anak-anak ya, suka nggak tau mana yang bahaya. Udah dibilang hati-hati, awas panas, tetap aja penasaran. Akhirnya muncul deh luka bakar. Pas kejadian kita panik apalagi ini berkait dengan panas atau api.
Pertolongan pertamanya bukan dipakein kecap atau pasta gigi ya, Parents. Mengutip Alodok, madu mengandung antiradang, antibakteri, dan anti jamur. Maka madu dipercaya bisa menjadi obat luka bakar yang alami.
Selain itu, hanya pakai air sejuk mengalir juga bisa kok, Parents. Bukan air es yah. Basuh aja sampai luka bakar nggak terasa perih. Dikompres dingin aja juga boleh, kok.
Menangani bayi tersedak
Si Kecil yang masih bayi masih perlu belajar mengunyah baik itu cairan ataupun makanan, dan terkadang jadi tersedak. Beruntung tersedaknya hilang pas abis minum, kalau nggak? Kondisi ini bikin seluruh saluran pernapasan tersumbat, jadi bayi susah bernapas dan bisa membahayakan nyawa.
Bila si Kecil masih terus tersedak, Parents perlu melakukan langkah ini. Membalikan posisi bayi seperti tengkurap, lalu posisikan kepala tetap lebih rendah. Taruh 2 jari di tengah dadanya dan tekan sebanyak lima kali secara perlahan, kemudian lihat ke dalam mulutnya.
Mengatasi diare
Menurut Alodokter, penting untuk menjaga si Kecil dari dehidrasi saat mengalami diare. Selain air putih, berikan si Kecil ASI setiap dua jam. Bisa juga dengan memberikan cairan pengganti yang mengandung nutrisi, supaya anak nggak kekurangan cairan dan nutrisi. Penting untuk anak terhindar dari dehidrasi saat diare karena itu akan menyebabkan komplikasi, nantinya berisiko kejang hingga kematian.
Selain itu, berikan makanan dengan porsi kecil, yang penting perut tetap terisi dan ada nutrisi yang terjaga. Parents nggak boleh sembarangan kasih obat diare ke si Kecil, harus dengan pemeriksaan dokter terlebih dahulu, ya.
Menghentikan keluhan muntah-muntah
Panik banget ngeliat anak muntah-muntah, takutnya keracunan makanan, atau mungkin emang hanya flu perut. Tenang dulu, ini ada penanganan untuk memberikan pertolongan pertama pada anak yang muntah.
Biarkan dulu anak muntah, tapi kita bantu dengan menundukkan kepalanya agar cairan muntah nggak masuk ke dalam saluran pernapasan. Setelah minum, berikan cairan baik itu ASI atau air putih. Namun, ketika si Kecil muntah darah, lemas, dan tidak berujung berhenti segera periksakan ke dokter, ya Parents.
Menghilangkan kutu rambut
Emang ya, anak-anak kenapa suka ketularan kutu. Mammin waktu kecil juga gitu sih.. Hehe.
Saat melihat kutu beternak di rambut si Kecil, langsung berikan obat kutu. Biasanya obat ini bisa ditemukan di apotek. Gunakan obat itu selama 7 sampai 10 hari, agar di masa menetasnya sudah terbasmi. Sisir rambut ketika basah untuk memudahkan kutu rambut rontok.
Bisa juga dengan memotong pendek rambut si Kecil, kalo anak laki sih bisa digundulin ya, Parents. Ini dilakukan untuk mempermudah pembasmian kutu rambut.
Sengatan lebah
Menurut yang Mammin baca di laman Klikdokter, ketika anak terkena sengatan lebah, Parents bisa langsung bersihkan area sengatan dengan sabun dan air mengalir. Lalu kompres dengan ice pack selama 15 menit sampai bengkak berkurang.
Meski begitu, bila bengkak akibat sengatan nggak kunjung kempis hingga tiga hari, atau area bengkak semakin melebar, segera bawa ke dokter ya, Parents.
Itu dia pertolongan pertama yang perlu kita ketahui. Ingat, ini hanya pertolongan pertama untuk segera meringankan keluhan si Kecil sebelum semakin parah. Namun jika setelah dilakukan pertolongan pertama kondisinya tetap nggak membaik, segera laporkan ke tenaga medis.