“Ingin bercerai tapi takut…”
“Apakah perceraian pilihan yang tepat untuk kami?”
Bumin turut bersedih bahwa opsi perceraian sedang dipertimbangkan dalam hubungan pernikahan, Parents. Mudah-mudahan ayah dan ibu bisa mengambil keputusan yang terbaik di masa kritis ini.
Terkadang kita merasa ragu untuk mengambil perceraian, mungkin kita juga takut menyesal di akhir setelah bercerai. Meski pilihan perceraian itu terjadi karena suatu masalah yang sangat besar atau berkepanjangan.
Bumin bantu Parents untuk berpikir matang-matang dulu yuk, sebelum memutuskan cerai. Inilah hal yang perlu dipikirkan terlebih dahulu, saat kita ingin bercerai menurut psikolog klinis dewasa Alfath Hanifah Megawati, M.Psi,.
Memberikan waktu untuk berpikir ulang
Pada tahapan ini, kita dan pasangan saling berpikir untuk mengingat kembali masalah apa yang membuat kita ingin berpisah. Apakah masalah yang ada di rumah tangga ini bisa diperbaiki atau tidak? Apakah kita sudah berupaya secara maksimal? Kalau belum, apa lagi yang bisa diupayakan?
Mempertimbangkan plus minus berpisah atau bertahan
Pertimbangkan yang akan terjadi bila kita melanjutkan pernikahan atau memutuskan untuk bercerai. Apa saja nih, keuntungannya kalau kita mempertahankan pernikahan atau memilih untuk sendiri. Selain keuntungan, kita juga pikirkan risiko-risikonya baik itu berpisah ataupun bertahan. Pikirkan lagi, risiko yang akan didapat masih bisa kita tolerir atau tidak.
Pengasuhan anak
Pikirkan kondisi anak bila orang tuanya bercerai, bagaimana Si Kecil akan diasuh nantinya. Hak dan kewajiban seperti apa yang kita dan pasangan lakukan demi anak tetap tumbuh dengan baik.
Jangan sampai kita hanya memikirkan hubungan kita dan pasangan, namun lupa akan dampak perceraian pada anak. Seandainya kita berpisah, penting banget untuk berkomitmen dengan baik untuk memenuhi kebutuhan hidup dan kasih sayang Si Kecil.
Perceraian yang minim konflik dari awal sampai akhir akan menutup kemungkinan Si Kecil mengalami tekanan akibat perceraian.
Memikirkan kehidupan setelah perceraian
Setelah itu kita bayangkan kehidupan setelah perceraian. Nantinya kita akan menyendiri, tentunya sebagai manusia merasa sendiri itu sangat nggak nyaman. Jadi pikirkan, perlukah kita mendapat bantuan ketika baru bercerai? Siapa saja yang akan membantu kita menghadapi perubahan situasi ini?
Hal-hal tersebut penting dipikirkan agar kita nggak ‘kaget’ dan merasa siap menghadapi risiko bercerai ataupun bertahan. Ketika sudah dipikirkan lama namun belum mendapatkan jalan keluarnya, Parents bisa kok berkonsultasi dengan konselor pernikahan 🙂
Semoga ayah dan ibu bisa menemukan jalan keluar dalam pernikahan yang sedang dihadang badai ini, ya.. Semangat!