Jaringan Semua Murid Semua Guru (SMSG) kembali merayakan apresiasi praktik baik pendidikan sebagai acara tahunan, kali ini dalam bentuk festival Belajaraya 2023 “Ambil Peran untuk Pendidikan”. Sebagai salah satu elemennya, acara ini menggelar berbagai diskusi melalui “Kelas Belajar” dengan berbagai tema variatif yang berkaitan dengan pendidikan. Diskusi membahas berbagai macam topik termasuk pendidikan inklusif, pendidikan seks, pendidikan lingkungan hidup, kesehatan mental, dan masih banyak lagi.
Kelas Belajar menghadirkan banyak relawan dari kelompok komunitas hingga musisi papan atas yang merupakan kolaborator jaringan SMSG, antara lain Kunto Aji, Andien, RAN, Dere, Tulus, Vidi Aldiano, IDGITAF, dan Tompi. Acara ini sukses mendatangkan animo yang besar dan menarik pengunjung yang mayoritas berasal dari kalangan muda.
Kunto Aji mengatakan bahwa menurutnya musik memiliki pengaruh besar dalam pendidikan. “Pendidikan menjadi isu yang penting jika dikaitkan dengan musik, karena musisi yang baik pendidikannya akan mampu menghasilkan musik yang bermanfaat bagi pendengar. Selain itu, pesan dalam musik juga dapat direfleksikan melalui storytelling yang ‘mengena’ pada hati pendengarnya, sehingga musik yang dirilis dapat lebih mudah diterima,“ tuturnya.
Kepedulian terhadap pendidikan anak juga disampaikan oleh grup musik RAN yang turut hadir meramaikan acara sebagai bintang tamu dan narasumber dalam sesi Kelas Belajar “Kecil-Kecil Cabe Rawit: Anak-anak Berkesenian dan Bercerita”. Nino salah satu vokalis RAN menceritakan, “Berangkat dari concern kami dengan minimnya lagu anak yang edukatif, RAN mengadakan sebuah proyek yaitu “RAN for Your Kids” dan menciptakan lagu yang cocok untuk dinyanyikan anak-anak. Kami sudah mendapatkan 3 orang penyanyi anak melalui audisi yang akan menyanyikan lagu-lagu ciptaan kami. Ada empat lagu yang akan dinyanyikan, salah satunya adalah lagu kami yang berjudul: Selamat Pagi, Sepeda, dan lagu lainnya yang masih kami rahasiakan. Kami mempunyai misi agar anak-anak bisa menikmati lagu sesuai usianya.”
Orang tua memegang peran yang sangat penting, terutama dalam proses pembentukan identitas diri pada remaja. Hal ini disampaikan dalam Kelas Belajar “Parenting for Teen’s Mental Health” yang menghadirkan penyanyi Andien, Yulia Indriati (Keluarga Kita) dan Adisty Ghaisani (Tabula). Ketiga narasumber mengamini bahwa masa remaja menjadi masa-masa yang krusial dalam tahap pembentukan identitas dan membutuhkan dukungan penuh dari orang tua sebagai pihak yang paling dekat dengan remaja. Proses ini tentu membutuhkan waktu yang panjang dan kesiapan dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti adanya kesenjangan komunikasi dan perbedaan nilai antara orang tua dan remaja. Namun, orang tua tetap harus memfasilitasi anaknya dengan ruang aman. Jika hal ini tidak dapat terpenuhi, bisa jadi ada ancaman krisis identitas bagi remaja.
Selain dalam pembentukan identitas, orang tua juga berperan dalam membentuk karakter anak. Welas asih atau sikap rasa peduli dan empati terhadap sesama dapat diturunkan kepada anak melalui pendidikan. Seperti yang disampaikan oleh Intan dari Islamic Edu dalam Kelas Belajar “Kindness of Education”. Ia menjelaskan bahwa, “Welas asih pada anak ditanamkan pertama-tama dari keluarga, terutama orang tua. Keluarga adalah institusi pertama yang mengajarkan tentang kasih sayang, empati, rasa peduli, dan menghormati sesama. Selain itu, keluarga juga berperan dalam menanamkan pemahaman tentang perbedaan. Semua manusia tidak dilahirkan sama dan itu sudah menjadi kehendak Tuhan.”
Orang tua juga perlu bertanggungjawab dalam membangun pemahaman anak tentang seksualitas dan dapat secara bijaksana menyampaikan informasi terkait hal-hal yang masih dianggap tabu – hal ini dibahas di Kelas Belajar “Pendidikan Seksual dan Interaksi”. Pendidik dan pemuka agama yang juga adalah mantan Menteri Agama Republik Indonesia, Quraish Shihab mengatakan bahwa anak-anak perlu dijelaskan tentang hak-haknya terkait seksualitas, meski tentu disesuaikan dengan usia dan daya nalar sang anak. “Orang tua perlu menjadi sahabat anak agar dapat menjelaskan hal-hal sensitif terkait seksualitas dengan baik, namun sesuai batasan yang diperlukan. Salah satu bagian dari pendidikan seksualitas adalah mengarahkan anak-anak kepada kegiatan yang positif agar dapat membantu mereka mengatur dan mengendalikan jiwa,” urainya.
Tidak hanya itu, di Belajaraya 2023 pendidikan juga didorong untuk membantu menyelesaikan isu-isu lingkungan. Hal ini didiskusikan melalui Kelas Belajar “Jaga Bumi”, yang mengampanyekan pemecahan persoalan lingkungan hidup kepada generasi muda. Salah satu pembicara dalam sesi, adalah musisi Dere yang telah sering menyuarakan isu-isu lingkungan hidup melalui lirik lagu yang diciptakannya. Baginya, jaringan yang dimiliki oleh SMSG mampu memfasilitasi kolaborasinya dengan berbagai pihak dalam memperjuangkan isu tersebut.
Semua upaya yang dilakukan oleh kolaborator-kolaborator ini bisa berdampak lebih besar jika dilakukan melalui kerjasama lintas sektor dengan semua pihak yang memiliki tujuan yang sama yaitu meningkatkan akses dan kualitas pendidikan Indonesia. SMSG menjadi wadah yang menghubungkan kolaborator-kolaborator secara terintegrasi dan menjadi katalis yang mendorong terbentuknya berbagai inovasi pendidikan. Melalui Belajaraya 2023, semua pihak diharapkan terdorong untuk mengambil peran dan terlibat dalam gerakan pendidikan Indonesia.