Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), kasus diabetes pada anak meningkat sampai 70 kali lipat sejak 2010 lalu. Peningkatan ini diduga karena aktivitas anak yang cukup bergantung pada gadget, sehingga aktivitas fisik atau olahraga minum dilakukan.
Bukan hanya itu, faktor pemicu umum lainnya seperti makanan dan minuman manis. Apalagi saat ini banyak sekali ragam minuman atau makanan manis yang beredar. Di lain hal, belum ada kebijakan dari pemerintahan yang membatasi gula pada anak.
Diabetes mellitus (DM) penyakit yang menyerang metabolisme anak dan bersifat kronis. Penyakit ini berpotensi mengganggu tumbuh kembang si Kecil. Dalam laporan World Health Organization atau WHO kasus diabetes melitus tipe 1 ini cukup banyak dialami anak-anak di seluruh dunia.
Mengutip sosialisasi Diabetes Melitus tipe 1 yang dirilis Kementerian Kesehatan RI, berikut 6 gejala yang perlu diwaspadai para orang tua terkait penyakit ini.
Berat badan menurun
Anak sering merasa kelaparan tetapi berat badan tetap menurun. Kondisi ini disebabkan ketidakmampuan tubuh menyerap gula, sehingga mendorong lemak pada tubuh anak berkurang.
Sering buang air kecil sampai ngompol
Tubuh mengalami kesulitan untuk menyerap cairan dengan baik. Ginjal gak lagi mampu menyaring gula dalam darah, maka menyebabkan frekuensi kencing jadi lebih sering, terutama pada malam hari.
Anak sering merasa haus
Kondisi ini disebabkan karena tubuh gak mampu memproduksi hormon insulin dengan baik, sehingga mengalami dehidrasi. Insulin membantu tubuh mengontrol kadar gula darah termasuk mengelola glukosa sebagai sumber energi.
Suasana hati cepat berubah
Diabetes melitus membuat penderitanya cepat lelah dan berujung pada perubahan emosi yang cukup drastis. Si Kecil akan terlihat cepat marah ataupun murung.
Parents, perhatikan lagi apa yang telah dikonsumsi si Kecil, ya. Untuk menghindari diabetes pada anak pastikan banyak makan buah dan sayur, kurangi minuman manis dan bersoda, dan pastikan si Kecil memiliki aktivitas fisik yang cukup.