Punya pasangan keras kepala itu cukup menantang ya, Parents? Terkadang suka musti pinter-pinter kita dalam menyampaikan pendapat. Nggak jarang juga, jadi berujung perdebatan.
Meski demikian, keras kepala bukan berarti nggak bisa diajak berdiskusi sama sekali, lho. Cuma emang lebih kaku terhadap opini atau pendapat orang lain aja. Selain itu, cenderung kurang open minded. Tentunya ini jadi tantangan yang berat buat pasangannya.
Hmm.. Pasangan Bumin juga pernah kok, menunjukkan sikap keras kepala. Menghadapinya memang harus sabar dan agak tricky. Jangan sampai apa yang kita sampaikan malah jadi salah persepsi sama pasangan kita yang keras kepala ini.
Untuk tetap bersikap bijak menghadapi sikap pasangan ini, Bumin bertanya nih sama psikolog klinis dewasa Nuran Abdat, M. Psi., Psikolog tentang pasangan keras kepala. Langsung lah yuk, kita pelajari cara menghadapi pasangan yang sulit mendengarkan pendapat 🙂
Menyuguhkan I Message
Daripada kita kasih kode-kode supaya pasangan bisa ngerti apa yang kita mau, mending terapkan teknik I Message. Teknik ini merupakan cara mengekspresikan pikiran dan perasaan kita tanpa menyalahkan lawan bicara.
Teknik komunikasi I message lebih berfokus pada perasaan dibanding pemikiran kita pada lawan bicara alias si pasangan.
Jadi sampaikan aja isi perasaan kita pada pasangan dengan baik, pastinya tanpa emosi yaaa. Misalnya gini, “Sayang, kalau malam temenin aku perah ASI, yuk, Aku capek seharian jagain Adik, jadi suka ketiduran kalau lagi pumping malam. Temenin aku ya, biar nggak ngantuk dan lebih semangat menyusui.”
Saling edukasi diri
Banyak banget media edukasi yang kita dapatkan di media sosial dari para pakarnya. Nah, kalau dapat informasi mengenai hubungan rumah tangga dari ahlinya, jangan sampai kita terpancing untuk menyindir pasangan, ya 😀
Sengaja nih, share ilmu tentang relationship ke pasangan sambil bilang, “Dengerin nih! Tuh!” Mulai sekarang hindari itu ya, Parents. Khawatirnya cara itu akan menjadi serangan apalagi buat yang punya pasangan keras kepala, malah makin nggak mau dengerin atau malah jadi bertengkar.
Mbak Nuran justru menyarankan kita dan pasangan untuk ikut kelas edukasi bersama. Kita belajar bareng, seperti ikut online class bersama tentang hubungan rumah tangga, atau bahkan belajar dari jurnal. Kita pelajari, diskusikan, lalu nanti berembuk untuk ambil keputusan bersama.
“Pasangan kita akan menyadari, ternyata pasangannya mau usaha, lho. Mau belajar, mau usaha untuk saling memperbaiki diri dan hubungan. Jadi bukan saling sindir dan menyerang lagi,” jelas Mbak Nuran.
Terbuka terhadap diskusi
Pada pasangan keras kepala sebaiknya hindari sikap rewel dan bawel ya, Parents 😀 Kita perlu membuka diri bahwa kita dan pasangan masih saling butuh belajar, nggak ada yang paling benar.
Seandainya pasangan selalu enggan dalam berdiskusi atau mendengar pendapat kita, coba deh kita kasih tahu untuk bisa membuka pikiran sebentar aja, saat kita sedang memberikan pendapat. Habis itu gantian, kita yang dengerin dia 🙂
“Membiasakan berdiskusi dengan pasangan, harapannya kita bisa lebih terbuka. Walaupun dia kaku kita tetap kasih tanggapan dengan versi kita dan dia, jadi rajin komunikasikan dua arah,” kata Nuran.
Melakukan teknik mirroring
Teknik mirroring ini dilakukan untuk memberikan contoh pada pasangan, kita menunjukkan usaha untuk bekerja sama agar bisa berdiskusi. Kita nggak menghakimi pendapat dia, nggak ngebawelin, atau bahkan merasa si paling benar. Namun kita bisa mengungkapkan isi hati dan bisa terbuka terhadap perasaan pasangan.
Tunjukkan kita mau kerja sama dan sabar dalam menjalani prosesnya. Bukan sabar dengan diam dan berharap pasangan berubah ya, namun kita melakukan usaha dengan mengajaknya saling belajar agar bisa sama-sama memberikan yang terbaik.
Jadi, dalam menghadapi pasangan keras kepala kita juga perlu melatih empati. Bisa mendengarkan tanpa menghakimi, nggak memotong pembicaraan atau mengkritisi. Setelah mendengarkan, baru kita berikan sudut pandang. Dengan begitu, pasangan nggak merasa terintimidasi karena pendapatnya, jadi bisa lebih luwes juga dalam menerima masukan 🙂