Sebagai seorang traveler dan aktivis pendidikan, rutinitas Nila Tanzil kerap bersinggungan dengan perjalanan udara. Putrinya, Sienna, pun sering ia libatkan dalam berbagai perjalanan. Tak terkecuali, naik pesawat bersama balita Sienna ke luar negeri dengan perjalanan udara lebih dari sepuluh jam.
Perjalanan dengan bayi lebih mudah
Sienna sudah dua kali terbang ke Belanda, persisnya saat ia berusia 7 bulan dan 1,5 tahun. Menurut Nila, perjalanan udara bersama si kecil saat berusia 7 bulan lebih mudah ketimbang berumur 1,5 tahun.
“Sebenarnya saat Sienna berusia 7 bulan enggak repot karena ia masih menyusu dan bisa kita taruh di bassinet atau tinggal didekap. Kalau pas usia 1,5 tahun itu dia sudah mulai jalan, lari kemana-mana. Kita mesti jagain dia dan khawatir mengganggu penumpang lain. Tapi kita sih cuek, jadi kalau misalnya dia jalan-jalan di aisle, itu kita biarin aja. Nanti dia balik-balik dapet cokelat, wafer, dari penumpang lain karena dia kan anaknya sumeh gitu, jadi semua orang disapa sama dia,” kenang Nila.
Butuh persiapan cermat dan detil
Saat itu, Nila dan Sienna harus melalui penerbangan dengan durasi perjalanan Jakarta-Belanda sekitar 15 jam. Perjalanan yang panjang dan melelahkan tentu membutuhkan persiapan yang lebih cermat dan detil pula.
Berikut tips naik pesawat bersama balita lebih dari 10 jam yang dirangkum lewat wawancara dengan Nila Tanzil dan buku What To Expect the Second Year oleh Heidi Murkoff dan Sharon Mazel.
Atur strategi memilih penerbangan
Penerbangan di luar musim liburan membuat perjalanan kamu dan si kecil lebih nyaman. Penerbangan yang lebih lengang, tentu membuat kamu dan keluarga mendapatkan layanan yang lebih baik pula. Juga, lebih sedikit penumpang yang akan terganggu oleh polah si kecil selama perjalanan.
Pilih jam keberangkatan di malam hari
“Jadi, kami pilih jadwal berangkat jam 9 malam supaya Sienna langsung tidur. Untungnya, Sienna tidur nyenyak. Mungkin karena dia sudah terbiasa diajak terbang dari umur 3 bulan,” jelas Nila.
Menurutnya, penerbangan malam hari juga membuat Sienna lebih banyak tertidur ketimbang terjaga selama perjalanan.
Check-in lebih awal
Tujuannya untuk mendapatkan bassinet yang terbatas dan posisi duduk yang diinginkan di pesawat. Saat Sienna berusia 1,5 tahun, Nila masih menggunakan bassinet untuknya. Ini karena anak-anak di bawah dua tahun diperbolehkan terbang secara gratis, namun harus dipangku oleh penumpang dewasa.
“Saat berusia 1,5 tahun, Sienna masih cukup di bassinet, tapi memang kakinya agak menekuk sedikit. Tidak ada biaya tambahan untuk menggunakan bassinet dan jumlahnya beberapa saja pada pesawat yang besar,” terang Nila.
Untuk posisi tidur, Sienna bergantian tidur di bassinet atau di pangkuan Nila.
Pesan kursi tambahan
Berbeda dengan Nila, Heidi Murkoff lewat bukunya menyarankan orang tua untuk mempersiapkan kursi tambahan bagi si kecil. Menurut Murkoff, opsi tersebut guna mengantisipasi tabiat balita kebanyakan yang tidak bisa diam dan resisten ketika dipegangi.
“Keputusan membayar penuh kursi untuk balita mungkin terkesan berlebihan, namun itu akan mengurangi kerepotan antara anak dan ibu. Anak juga lebih nyaman duduk, bermain, dan makan. Tak kalah penting, ia juga lebih aman dengan sabuk pengaman dan sandaran tangan yang terpisah,” tulis Murkoff.
Hindari penerbangan nonstop
Waktu transit yang agak panjang bisa menjadi pilihan yang oke buat kamu dan si kecil. Selama transit, kamu dan balita dapat menyempatkan diri untuk makan, bersih-bersih, dan mengganti popok. Kesempatan ini juga bisa mengembalikan mood-nya dengan berjalan-jalan atau melihat pesawat mendarat dan lepas landas.
Atur kursi yang dipesan
Jika kamu terbang dengan satu orang dewasa lainnya dan kondisi penerbangan lengang, kamu mungkin bisa memesan kursi di sebelah aisle dan jendela dengan kursi kosong di tengahnya.
Bila kamu menerangkan akan memangku si kecil, sejumlah maskapai penerbangan tidak akan menjual kursi tersebut kecuali memang sangat diperlukan. Kalau kursi tersebut kosong selama penerbangan, tentu balita kamu dapat duduk di situ. Jika tidak, tukar posisi dengan penumpang bersangkutan juga bisa jadi solusi agar kamu bisa lebih dekat dengan pasangan.
Naik ke dalam pesawat agak belakangan
Salah satu keuntungannya, kamu dan balita tidak perlu menunggu lama sampai semua orang naik ke pesawat yang biasanya memakan waktu sekitar setengah jam. Si kecil pun masih diberi kesempatan untuk bebas bergerak sebelum duduk berjam-jam di pesawat.
Tips naik pesawat bersama balita di atas akan membuat penerbangan panjang lebih nyaman dan menyenangkan. Selamat berlibur!
(Febi/Dok. Nila Tanzil & Pixabay)