Kita sudah sama-sama mengetahui kalau Diabetes adalah salah satu penyakit yang berbahaya. Nah, salah satu penyebabnya adalah gaya hidup yang tidak sehat.
Halo, Parents! Apa kabar? Semoga semuanya sehat-sehat saja, ya!
Dari judul dan prolog singkat di atas – sudah jelas kita akan membahas salah satu penyakit berbahaya, yaitu Diabetes. Namun, pembahasan ini juga akan fokus ke salah satu poin dari gaya hidup kita: makanan!
Secara sederhana, makanan yang mengandung kadar gula yang tinggi, jadi faktor yang mudah sekali untuk memicu Diabetes. Terlebih, jika tubuh sudah tidak optimal lagi mengolah gula yang masuk ke dalam, ini akan mudah sekali terpicu penyakit tersebut.
Oleh karena itu, kita jadi penasaran – karena kita terbiasa untuk makan nasi, di mana kadar gulanya sudah lumayan tinggi – belum lagi ditambah lauk pauk dan lainnya, atau bahkan makanan penutup yang manis-manis – jadi, apakah ada beras yang bisa kita konsumsi tapi tetap bisa terhindar dari potensi Diabetes?
Ketersediaan jenis beras di Indonesia sendiri – atau minimal di lingkungan kita berada, cukup beragam. Dari beras putih, beras merah, ada beras coklat dan sampai beras hitam. Nah, kira-kira, yang mana nih yang cocok untuk kita konsumsi agar terhindar dari penyakit tersebut?
Menurut dr. Raissa Edwina Djuanda, Sp.GK, M.Gizi Dokter Spesialis Gizi Klinik di RS Pondok Indah – Puri Indah, memang benar ada beras tertentu dengan indeks glikemik yang lebih rendah daripada beras putih.
Nah, sebelum lebih jauh, indeks glikemik adalah indikator seberapa cepat makanan berkarbohidrat memengaruhi kenaikan gula darah dalam tubuh. Makin tinggi angka indeks glikemiknya, artinya makin cepat juga makanan tersebut dapat meningkatkan kadar gula darah. Kita bisa temui indeks glikemik ini pada label kemasan makanan, lho.
Akan tetapi, indeks glikemik bukan satu-satunya metrik yang menjadi acuan. Masih banyak metrik atau benchmark lainnya yang bisa dijadikan parameter.
Terkait dengan definisi indeks glikemik, maka seharusnya kita bisa memilih makanan dengan indeks glikemik yang rendah. Karena semakin rendah angkanya, maka kecepatan peningkatan gula darah di dalam tubuh kita juga berkurang.
Balik lagi nih Parents ke soal beras, menurut dr. Raissa – memang ada beberapa beras yang memiliki indeks glikemik lebih rendah jika dibandingkan dengan beras putih. Seperti:
1. Beras Merah – beras merah jadi beras paling umum untuk menggantikan beras putih. Cukup mudah ditemukan di berbagai tempat – apalagi agen beras, Parents. Tapi, tentu beras merah punya harga yang kurang lebih berbeda daripada harga beras putih pada umumnya. Mungkin, hal ini dikarenakan oleh kandungan serat, antioksidan, dan beberapa vitamin di dalamnya. Sehingga, pilihan untuk terhindar dari potensi diabetes, salah satunya ada di beras merah.
2. Beras Basmati – untuk awam, mungkin beras ini tergolong jenis beras baru. Padahal, beras ini sudah ada sejak lama. Menjadi salah satu pilihan makanan dengan indeks glikemik yang rendah, beras basmati memang mempunyai lebih banyak serat jika dibandingkan dengan beras putih biasa. Beras basmati juga termasuk ke dalam whole grain.
3. Beras Hitam – Jarang sekali yang mau mengonsumsi beras hitam ini. Mungkin karena warnanya yang gelap, ya. Akan tetapi, perlu kita ketahui bersama Parents bahwa beras hitam adalah salah satu jenis beras yang memiliki antioksidan anthocyanins yang paling tinggi di antara beras merah atau beras basmati.
Parents, walau penjelasan tiga jenis beras yang cukup aman dikonsumsi agar terhindar dari potensi diabetes – kita juga tetap menjaga porsinya, ya. Sebaiknya tidak dikonsumsi dalam jumlah yang banyak pada sekali makan.
Ketiga jenis beras tersebut mempunyai satu kesamaan, yaitu tinggi serat. Walau begitu, kebutuhan serat Parents bisa ditemukan di berbagai jenis bahan makanan, lho, termasuk buah-buahan. Sehingga, keseimbangan jenis makanan adalah salah satu hal yang perlu sekali dijaga oleh kita semua.
Nah, jika sudah mengetahui hal ini – maka tugas sederhana kita adalah menjaga pola makan, pola istirahat, pola olahraga, dan yang terutama adalah pola hidup agar terhindar dari berbagai potensi penyakit berbahaya, termasuk diabetes.